Thirteen

287 29 2
                                    


Normal POV

Seorang Pelayan disebuah restoran hotel bintang lima itu berjalan mendekati salah satu meja yang berada di sudut ruangan tersebut. Ia membawa sebuah botol Wine lalu membuka tutup botol alkohol itu dan segera menuangkannya.

Pop!

Gluk! glug!,glug , glug..

Setelah ia melihat bahwa Kedua gelas wine sudah terisi dengan cukup, pelayan itu menjauhkan botol wine yang isinya masih menyisakan wine yang cukup banyak berada didalam botolnya.

Pelayan itu hendak meninggalkan meja tersebut, tetapi Seorang Pria yang menempati kursi dari meja tersebut mengambil selebaran uang lalu menaruhnya diatas meja.

Si Pelayan beberapa saat merasa kebingungan apakah uang itu adalah tip untuknya ataukah pikirannya bisa saja keliru. Ia menatap para pria bersenjata yang berada disekeliling Pria itu yang kemungkinan besar adalah atasan mereka semua.

Salah satu dari Pria bersenjata itu melotot kearahnya dan tatapannya menunjuk kembali uang yang berada di atas meja. Si pelayan dengan cepat memahami arti tatapan itu, ia segera mengambil uang yang berada di atas meja itu.

"Terimakasih, Tuan" ucapnya lalu meninggalkan meja.

Pria berpakaian tuxedo itu melirik arlojinya. Raut wajahnya sedikit tidak senang menatap seseorang yang ditunggunya terlambat sedikit dari waktu pertemuan yang telah ditentukan. Ia pun memanggil salah satu anak buahnya.

"Dia terlambat"

Anak buahnya mengangguk sebentar. Ia memperbaiki earphonenya, terlihat sedang berbicara dengan seseorang.

"Dia sudah sampai didepan pintu restoran, Tuan"

Pria itu mengangguk. Raut wajahnya menatap datar saat ia menangkap sosok yang sudah ia tunggu muncul dari balik pintu masuk.

"Maaf, aku baru saja membereskan barang-barangku dari kantor"

Seorang wanita paruh baya berambut merah itu baru saja sampai disana. Ia menaruh tasnya diatas meja, kemudian memperbaiki posisi cara duduknya.

"Langsung saja, tidak perlu berbasa-basi" ucap Pria itu melipat kedua tangannya diatas meja.

"Oh, oke. Tapi tampaknya wine ini telah disajikan untukku, apa tuan keberatan jika aku mencicipinya sedikit?"

Tatapan mata Pria tersebut masih saja datar. Ia menutup kedua matanya lalu membukanya kembali sebagai tanda bahwa perempuan itu bisa menikmati segelas anggur untuk beberapa saat.

"Wine yang sangat lezat,"

"Terimakasih Tuan Monkey D Luffy" lanjutnya.

Pria yang ternyata adalah Luffy itu nampaknya tidak memperdulikan kalimat yang barusan diucapkan oleh perempuan tersebut.

"Bisakah kita memulai kesepakatan bisnis ini?"

"Ah ya, tentu saja. lagipula kau sudah berhasil mengancamku Tuan Luffy"

Perempuan itu tersenyum menatap Luffy.

"Boleh aku tahu kenapa Rouge kau serahkan hidup-hidup padaku? " Ucapnya.

Luffy sambil menyalakan pemantik dan mengambil sebuah cerutu dari kotak yang sudah disediakan.

"Karena dengan begini, saya akan berhasil menghancurkannya"

"Baiklah kalau begitu, apa ada lagi yang kau inginkan?" Tanya Perempuan itu.

Pria itu melirik sekilingnya untuk beberapa saat. Ia menghela nafas pelan, lalu Ia mengangguk.

Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang