Twelve

355 32 19
                                    


2 tahun kemudian...

Seorang Geisha yang sedang menggunakan topeng itu tampak sedang berjalan menuju ke salah satu ruangan tempat perjamuan.

Semua Tamu yang hadir dalam perjamuan di malam hari ini adalah salah satu Mafia yang cukup terkenal dengan kerusuhannya. Mereka sudah menyewa salah satu ruangan di Gedung pencakar langit tersebut sebagai tempat berpesta mereka.

Krett...

"Woah, Yang ditunggu-tunggu daritadi sudah datang! Cepat masuk kemari!" ucap dari salah satu anggota mafia itu.

Geisha itu tersenyum dan memasuki bilik ruangan tersebut. Ia kemudian berjalan kedepan sambil memutari para mafia yang sedang menikmati hidangan yang telah disajikan diatas meja makan.

kemudian ia membungkuk, lalu mengeluarkan kipas bambu miliknya tanda akan segera memulai pertunjukkan.

Ting!

Sebuah Pintu lift yang berhenti di salah satu lantai gedung pencakar langit tersebut baru saja terbuka.

Segerombolan pria dengan jas monokrom itu melangkahkan kakinya berjalan keluar dari pintu lift. Sambil masih melangkahkan kaki, masing-masing dari mereka mengeluarkan senjata dari koper yang sudah disiapkan sejak daritadi.

Instrumen musik yang biasa disebut Shamisen itu mulai dimainkan. Senarnya dipetik satu demi satu, menghasilkan melodi yang seirama dengan Tarian Geisha sekarang ini.

Bermula dari petikan Senar pertama dan ketiga yang bergantian, sedangkan senar tengah dipetik setelahnya.
Kemudian nada dari senar kedua dinaikkan perlahan agar nadanya berbeda dari senar pertama, lalu menurunkan nada untuk senar ketiga hingga senar keempat.

Geisha itu melakukan gerakannya perlahan sambil memegang kipas yang dengan posisi tertutup setinggi dadanya dengan tangan kananmya.
Ia Letakkan ibu jarinya di tumpuan tongkat kipas, lalu memposisikan tangan kirinya dengan rata dan terbuka di bawah kipas yang sedang tertutup, seperti menopangnya.

Ia mendorong ujung tongkat kipas itu dengan ibu jari kanannya saat akan menyapu kipas, membawanya menjauh dari dadanya.
Lalu Pada saat yang sama, Geisha itu menarik tepi bawah kipas ke arah dadanya dengan tangan kirinya yang sejajar.

Diluar ruangan, terdengar sedikit keributan yang sedang terjadi. Perhatian Para Mafia yang sedang menyaksikan pertunjukkan Geisha tersebut menjadi sedikit tidak fokus dan sepertinya mereka tertarik untuk mengecek keadaan diluar ruangan.

Geisha yang menyadari hal itu pun berjalan mendekati salah satu dari mafia itu perlahan sambil menggerakkan kakinya seperti menari menjauh dari satu sama lain.
Ia menghadang mafia tersebut sambil memegang tepi lengan kimononya dengan jari kelingkingnya, lalu meletakkan ibu jarinya di atas jari telunjuknya yang tenggelam ke pinggulnya, Ia menurunkan bahunya, sambil mendorong sikunya.

Mafia itu terperangah melihat Geisha yang tersenyum sambil melepaskan topengnya itu.
lalu ia memutuskan untuk kembali lagi menyaksikan pertunjukkan tersebut.

Geisha itu lalu menutupi wajahnya kembali dengan topeng yang berada di tangan kirinya dan berjalan kembali kedepan sambil masih menari agar fokus penonton tidak teralihkan lagi.

Ia berdiri bagian tengah lingkaran penari dengan kipas terbuka di tangan kanan, serta telapak tangannya yang menghadap ke kiri. Geisha itu mengangkat kipasnya setinggi dada dan "menepuk" tiga kali dengan telapak tangan kirinya yang sejajar.

Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang