Eighteen (Last)

534 38 46
                                    


Normal POV


Seorang Pria dan juga seorang Wanita berdiri didepan sebuah rumah kosong. Mereka berdua hanya diam menatap rumah tersebut dari luar sana untuk beberapa saat.

Disekeliling rumah itu, terdapat sebuah garis kuning polisi yang masih terpampang jelas pada bangunan rumah tersebut.



" Dilarang Melintas "





Wanita berambut vermillion itu menggenggam sebuah buket bunga di salah satu tangannya, lalu ia melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju area pintu masuk rumah tersebut. langkahnya kemudian terhenti pada anak tangga yang berada dipaling atas.

Wanita itu membungkukkan badannya, ia sempat menatap buket bunga matahari dengan bunga cosmos yang tergabung menjadi satu itu. lalu buket bunga tersebut ia letakkan dibawah lantai, persis didepan pintu masuk. Seperti baru saja memberikan sebuah penghormatan terhadap seseorang.


"Andai saja aku tidak berbuat hal itu, andai saja..."


"Bukan salahmu, Ace"


Ace sedikit terkejut bersama Wanita berambut Vermillion tersebut menyadari kedatangan seorang wanita paruh baya dengan sebuah bunga hibiscus yang menghiasi rambutnya. wanita itu tersenyum menatap Ace yang berdiri disampingnya.


"Ibu.."

"Rouge-san.."


"Bukan salah siapa-siapa" ucapnya lagi.


Ace menundukkan wajahnya. Ia teringat lagi dengan peristiwa saat itu. Pria itulah sendiri yang sengaja menyabotase mesin helikopter yang akan dinaiki oleh Shanks, tetapi ia sepertinya tidak memperhitungkan kemungkinan lain yang akan terjadi diatas sana.

Parasut yang sengaja ia tinggalkan satu buah saja sebenarnya merupakan perangkap untuk Shanks, Ace berpikir bahwa Akagami itu pasti akan berusaha menyelamatkan dirinya sendiri lalu meninggalkan pilot tersebut diatas sana. Kemudian polisi akan mengepung Pria tersebut saat ia mendarat di bawah sana.

Tetapi takdir sepertinya tidak membuat Rencana Ace berhasil saat itu. Berawal dari Jasad Akagami No Shanks yang diduga terjatuh dari atas helikopter dan Seorang Pilot yang baru saja mendarat dengan selamat menggunakan sebuah parasut yang sudah Ace siapkan itu.

Begitu Ace menyadari bahwa Nami ternyata menyelinap masuk dan masih berada diatas sana, Pria itu hendak berusaha menyelamatkannya. Tetapi Sebuah informasi lain yang membuat Pria itu membenci dirinya saat itu juga adalah bahwa Roket berisi yang berisikan sebuah Bom telah diluncurkan manual oleh Luffy, seseorang yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.


Dada Ace terasa sesak. Seluruh tubuhnya terasa kaku sehingga ia merasa tidak bisa menggerakkan satu bagian pun. Kedua bola matanya menyaksikan saat dimana roket tersebut memisahkan dirinya dengan bom tersebut diudara.

Angin berhembus pelan, seperti hendak mengantarkan seseorang menuju akhir riwayatnya. Bom tersebut kemudian meledakkan dirinya diudara, bersamaan dengan meledaknya sebuah helikopter yang saat itu juga masih mengudara.


Ace menjatuhkan beberapa bulir air matanya, Pria itu menangis disertai teriakkannya yang membuat dirinya sendiri kesulitan untuk bernafas.
Ace menyumpahi dirinya berkali-kali karena yang bisa ia lakukan saat itu hanyalah menyaksikan peristiwa tersebut dengan mata kepalanya sendiri.

"Tidak apa, Ace"

"Setidaknya kini tidak akan ada lagi yang berusaha memisahkan mereka berdua diatas sana..."


Rouge memeluk Putranya tersebut sambil menenangkannya. Wanita berambut Vermillion itu berjalan menghampiri mereka berdua, mengelap genangan air matanya saat melihat kondisi Ace yang berada di dalam pelukan Rouge.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang