Seventeen

306 25 39
                                    




Violence Trigger Warning!!!

Normal POV

Alunan Musik baru saja dimainkan. Membuat hampir semua tamu yang sedang berada di Ballroom tersebut pun ikut berdansa.

Hal yang sama terjadi kepada Nami. Ia menggerakkan kaki kirinya selangkah ke depan, diikuti oleh pasangan dansanya yang kini memimpin dansa tersebut, Pria itu mengambil langkah maju perlahan dengan kaki kirinya.

"Kau Benar-benar penari yang handal, Nona"

Pria misterius itu memulai pembicaraan yang ditujukan oleh Nami ditengah tarian dansa yang sedang berlangsung tersebut.

Mereka berdua Melangkah bersamaan ke kiri dengan kaki kiri dan kanannya. Pria itu menggerakkan kaki kirinya seperti membuat gerakan membentuk sebuah garis diagonal. Setelah itu, ia dengan cepat menggeser kaki kanannya ke arah diagonal kiri sehingga kedua kakinya menyatu.

"Seorang Pria yang cukup lama menghilang tiba-tiba saja menampakkan dirinya kembali"

Wanita berambut oranye itu tersenyum simpul kemudian merespon pujian dari Pria tersebut.
Ia bergerak melangkahkan kakinya kesana dan kemari, mengikuti gerakan Pria tersebut sehingga mereka berdua pun berdansa dengan kompak dalam tarian.

"Apa yang terjadi padamu sebenarnya, Ace?" Lanjutnya.


Pria bertopeng yang disangka Ace itu terkekeh pelan dari dalam sana, percuma saja ia memakai topeng, identitasnya benar-benar dikenali oleh Wanita yang satu ini.

"Tentu saja aku kembali untuk melakukan hal yang sama persis denganmu, Nami"

Ace melangkah mundur perlahan dengan kaki kiri diikuti oleh kaki kanannya, Selanjutnya menggerakkan kaki kirinya menuju arah belakang dengan langkah yang lambat. Sementara Nami mengikuti gerakannya, yaitu mundur selangkah dengan kaki kanannya.

"Aku akan mendahuluimu untuk menghabisi nyawa pria itu dengan tanganku sendiri" ucapnya menyelesaikan kalimatnya.

Kemudian Ace mengangkat tangannya, lalu memutar sekali tubuh pasangan dansanya itu. Menarik tangannya lalu kembali mengulangi gerakan yang sama sebelumnya di awal. Kali ini kearah yang berlawanan dengan menggerakkan kakinya kembali masih bertumpu di lantai Ballroom.



"Benarkah? Aku mulai bertanya-tanya siapa yang akan berada dipihakmu kali ini"

Nami kali ini mengatakan kalimat tersebut dengan perasaannya yang tenang, ia tidak mau merusak rencananya hanya karena sebuah emosi yang tidak bisa dikontrolnya seorang diri.

Ace melangkahkan kaki kirinya maju selangkah, sementara Nami mundur selangkah dengan kaki kanannya. Kemudian Pria itu menutup sisi bagian dalam kaki kanannya dengan kaki kirinya, Nami melakukan hal sama tetapi dengan berlawanan arah.

"Bekerja sama dengan Seorang polisi wanita yang belum lama ini menyamar sebagai salah satu bawahan Pria itu"

Nami sedikit terkejut mendengarnya, ia tidak terlalu mengenali Ace karena sejak dari dulu mereka berdua selalu berkelahi satu sama lain. Tetapi ayolah, Nami sudah bersamanya sejak dari kecil.

Dan tidak ada satupun fakta yang bisa membuatnya percaya bahwa seorang polisi bisa mempunyai hubungan dengan Pria yang selalu mengatakan bahwa ia selalu membencinya itu.

"Sekarang aku mengerti alasan kenapa kita selalu saja berkelahi dari dulu" 

"Memang ada alasannya?" Ucap Ace penasaran.

Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang