WARNING! Mention LGBT dan dunia malam!Sehun sedang membersihkan tubuh Dohyon dengan kain basah. Sudah hampir jam 8 malam, tetapi ia baru sempat melakukannya sekarang.
Kondisi adiknya naik-turun hari ini. Sepanjang hari Sehun dibuat panik dengan Dohyon yang beberapa kali kejang. Beruntung dokter Kang dan timnya selalu datang tepat waktu dan memberikan penanganan yang cekat dan tepat.
Sehun mengusap pelan dengan kain basah lengan kiri Dohyon yang membiru di banyak titik dikarenakan suntikan yang banyak kali dimasukkan ke tubuhnya.
Meski saat ini kondisi Dohyon dinyatakan stabil setelah dua jam lalu drop tiba-tiba, Sehun masih diselimuti rasa takut. Alih-alih mengharapkan kondisi sang adik membaik, tidak ada jaminan adiknya akan terus stabil seperti sekarang. Karenanya, Sehun sama sekali tidak ingin mengalihkan tatapannya dari Dohyon, takut jika adiknya kembali kejang sedang atensi Sehun luput dari si-bungsu.
Ketidak hadiran Yuvin membuat Sehun berlipat kali lebih tidak tenang, bukan karena ia repot atau kesusahan menjaga Dohyon sendirian, tetapi karena tidak ada yang menenangkannya ketika ia panik.
Yuvin memang lebih muda darinya, sering lebih gegabah dari Sehun, tetapi keberadaan adik pertamanya itu adalah penenang, walau yang ia lakukan hanya sekedar mengusap punggung atau pun menggenggam tangan Sehun. Bagi Sehun itu adalah penguat, lebih ampuh menenangkan daripada kata-kata yang jadi lebih sulit dicerna ketika kalut.
"Hyung-mu yang satu itu sangat kejam Hando-yaa, ia benar tidak pernah datang tiga hari ini." Sehun mengajak Dohyon berbicara meski tahu tidak akan ada respon, tapi dengan seperti itu membuat Sehun sedikit lebih baik, sekaligus menghilangkan hening yang mencekam di ruangan rawat adiknya.
Sehun tidak tahu jika benar-benar sendirian akan semenyesakkan ini, ia pongah karena terlalu yakin sanggup di sisi Dohyon tanpa Yuvin. Nyatanya, tidak ada Yuvin membuat situasi semakin sulit, kekhawatiran dan ketakutan Sehun menjadi berlipat ganda. Cukup Dohyon yang absen suaranya di telinga Sehun, tidak mendengar suara Yuvin juga membuat Sehun semakin tersiksa. Jika malam itu Sehun menolak dikatakan egois, saat ini ia akan lapang dada menerima semua todongan Yuvin, tak keberatan membenarkan, bahkan tidak apa jika adiknya itu memukul ratusan kali. Asalkan Yuvin kembali padanya. Sehun butuh Yuvin.
*In Case They Missed*
Sedangkan Yuvin yang dikhawatirkan Sehun duduk dengan gelisah di tempat dengan suara dentuman musik yang memekakkan telinga meski ia tidak di ruangan besar sumber suara.
Yuvin diselimuti rasa takut, ingin segera berlari dari sana. Pikirnya, ia akan lebih berani setelah malam sebelumnya datang lalu pulang setelah hanya bernegosiasi dan menandatangani kontrak dengan Han Jiyeon. Malam kemarin, suadara ibunya itu langsung ingin mencarikan Yuvin pelanggan setelah mencapai kesepakatan. Namun Yuvin menolak dengan alasan tidak akan melakukan pekerjaannya sebelum digaji dimuka dengan tunai. Dan malam ini, Yuvin dibayar tunai, bahkan jumlahnya melebihi dari yang mereka sepakati.
"Han Yuvin."
Suara Jiyeon mengalun di telinga Yuvin, suaranya memang lembut tetapi malah membuat Yuvin gemetar, terlebih saat ia melihat wujud wanita itu melenggang mendekat ke arahnya diikuti oleh seorang pria berumur 30-an di belakangnya."Perkenalkan sayang... Mr. Choi, dia yang akan jadi partner-mu malam ini."
"Maksudnya apa?"
Sapaan manis pemilik club tempat Yuvin berada sekarang tidak disambut dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT : In Case They Missed | Sehun FF
FanfictionHomo homini socius... Manusia adalah sahabat bagi manusia lainnya. Sebuah kalimat yang diperkenalkan oleh filsuf ternama, Adam Smith. Namun, ungkapan itu cukup bertentangan dengan istilah yang dipopulerkan oleh seorang filsuf Inggris, Thomas Hobes;...