2. Worries

262 34 14
                                    

Please give support for this story.
Vote and comment, juseyo 🙏~~

"Adik kesayangan kalian pulang!" seru seseorang yang baru saja membuka pintu.

Tidak ada sahutan balasan dari makhluk penghuni flat.

Bukan karena manusianya tertidur, atau tidak ada orang di dalam, tetapi sang penghuni yang sedang berbaring memang tidak berniat menyambut kepulangan pemuda berseragam sekolah itu. Matanya hanya menatap sekilas ke arah sang adik, lalu kembali fokus membaca buku di tangannya.

Tempat tinggal mereka sangat kecil, itu bahkan tidak bisa dikatakan rumah, terlampau kecil dan interiornya tidak memiliki karakteristik rumah.

Tepat saat membuka pintu, yang dilihat adalah pemandangan seisi ruangan. Tidak ada meja, apalagi sofa empuk, yang ada hanya dapur kecil dan kamar mandi yang langsung tertangkap mata.

Jika kasur tipis lipat terhampar, kalian akan melihat penghuninya berbaring, seperti saat ini.

Remaja yang baru datang tadi melempar ranselnya sembarang sembari menggantung blasser di belakang pintu.

"Hyaakkk... Han Dohyon." Naasnya, ransel itu tepat mengenai pemuda yang sibuk membaca.

Namun bukannya takut, remaja yang dipanggil Han Dohyon oleh si-pemuda malah tertawa.

"Haiguyaaa... uri Yuvinniee." Bahkan, sekarang mengacak rambut pemuda itu sambil menyebut namanya dengan nada menggoda.

"memang sesuatu," lanjut Dohyon, masih tidak menghentikan kegiatan mengacak rambut kakaknya.

"Berhenti menyentuh rambutku dengan tangan kotormu." Yuvin menyentak tangan Dohyon.

Sudah cukup kesabaran Yuvin membiarkan Dohyon memperlakukan dirinya seperti anak kecil.

"Kau galak sekali hyung, rambutmu disentuh saja marah."

"Kau bukan sekedar menyentuh, tapi merusaknya Han Dohyon." Yuvin kehilangan kesabaran hingga dititik terendah, ia memukul kepala Dohyon dengan sudut ujung buku.

"Arghh... kenapa kau berbuat kriminal hanya karena rambut lepek mu? Sehun hyung saja yang rambutnya bagus malah suka aku maini," ucap Dohyon sambil mengelus bekas pukulan buku Yuvin di kepalanya

"Mengganggu ketenangan orang lain juga tindakan kriminal, bocah." Tidak mau kalah Yuvin juga membela diri, bahkan membela dirinya nyaris kembali menyakiti sang adik dengan benda yang sama.

"Ketenangan apa? Kau hanya membaca komik tapi serius sekali sampai mengabaikanku."

Nada bicara Dohyon bergetar di akhir kalimat, matanya berkaca.

Dia diabaikan ketika baru pulang dijam selarut ini, dan ketika berusaha memancing sang kakak untuk berinteraksi ia malah disalahkan.

Perlakuan kakaknya yang seperti itu melukai hati Dohyon.

"Kenapa menangis? kau yang menantang duluan malah merasa tersakiti."

Yuvin benar-benar tidak mengerti, seharusnya dia melembut, bukan malah tetap membela diri.

"Siapa yang menangis, aku tidak menangis,"elak Dohyon.

EVANESCENT : In Case They Missed | Sehun FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang