4. Enervate

209 30 5
                                    

Yuvin berjalan lesu dengan kepala tertunduk, sejujurnya tubuhnya sudah sangat lelah, tidak tidur mencari Sehun hingga hampir pagi membuat tenaganya terkuras banyak.

Saat ini Yuvin sedang berjalan pulang menuju flat-nya. Jalur  yang ia tempuh berbeda dengan semalam. Tempat yang dilewatinya sekarang adalah gang sempit yang tetap gelap walaupun matahari sudah mulai muncul.

Mengkhawatirkan Sehun yang sudah berumur dua puluh mungkin adalah hal berlebihan dipandangan orang lain. Namun sebagai adik yang telah menghabiskan hidup sejak bayi dengan Sehun, Yuvin tahu persis kakaknya itu. Menurut Yuvin, jika Sehun tidak menjadi bagian dari Han bersaudara, mungkin Sehun akan menjadi yang termuda atau anak tunggal manja yang disayangi keluarganya.

Kakak sulung mereka itu hanya tubuhnya saja yang besar, tapi sebenarnya lemah, hatinya seperti bayi.

Keadaan sebagai kakak pertama yang memaksa Sehun harus bertanggungjawab dan bekerja sangat keras, meninggalkan jiwa manjanya jauh di belakang.

Andai saja Sehun tidak mempedulikan saudaranya, Yuvin dan Dohyon mungkin sudah lama terlantar dan berakhir menjadi manusia sampah.

Terutama Yuvin yang sering bertindak tanpa menggunakan akal, bergaul tanpa batasan dan sangat mudah terpengaruh.

Beruntung ada Sehun yang selalu membatasi Yuvin bertindak berlebihan dan terlalu bebas, meski kadang Yuvin kesal karena menganggap kakaknya itu terlalu mengekang.

Sehun sebenarnya pernah berpikir untuk bersikap masa bodoh, mementingkan diri sendiri, dan bahkan ingin membuang adik-adiknya, tapi ketika mengingat betapa sulit mereka bertahan hidup, ia tidak mau ada orang lain lagi yang mengalami hal yang sama. Sehun tidak mau ada Dohyon, Yuvin atau pun Sehun lainnya dimasa depan.

Tidak bertanggung jawab terhadap Yuvin dan Dohyon, berpotensi membentuk kedua adiknya itu menjadi sosok brengsek seperti orang-orang yang membuat mereka terjebak dikondisi seperti sekarang.

Sehun tidak ingin ada anak-anak yang seperti mereka lagi nanti, cukup sampai di mereka saja.

Mengingat Sehun tiba-tiba membuat Yuvin bersandar di tembok besar di gang itu, tubuhnya merosot hingga terduduk. Ia sudah sangat lelah, padahal baru seperti ini, tidak terbayang bagaimana dengan Sehun yang sejak dia dan Dohyon kecil sudah bekerja sangat keras membiayai hidup mereka.

Suara isak mulai terdengar dari mulut Yuvin setelah mencoba untuk kuat semalaman. Ia tidak tahu kenapa sekhawatir ini pada Sehun. Jika sampai terjadi sesuatu dengan Sehun, Yuvin akan menyalahkan diri sendiri yang tidak becus mencari kakaknya itu.

Yuvin mengangkat kepala yang ia tumpu di lutut, tangisnya reda, punggung yang tadi tertunduk bergetar, menegak ketika matanya menangkap sesuatu di depan sana.

“Sehun hyung,” gumamnya seketika bangkit menyadari bahwa sesuatu itu adalah manusia yang tergeletak.

Sesaat Yuvin membeku ketika sampai di sana, tidak tahu harus berbuat apa saat penglihatannya membenarkan bahwa yang tergeletak itu benar kakaknya.

Hyu.. hyung.” Suaranya tercekat kala tangannya menyentuh kulit dingin Sehun.

Yuvin membawa kepala Sehun ke pangkuannya, menepuk-nepuk pipi Sehun, berharap sang kakak bangun dengan cara itu.

Namun Sehun tetap bergeming, tidak memberi tanda akan sadar walaupun Yuvin sudah menepuk keras berkali-kali.

“Han Sehun, jangan seperti ini.”

Yuvin semakin hilang akal, apalagi melihat wajah kakaknya pucat seperti tidak teraliri darah. Ingin memeriksa denyut nadi Sehun juga tidak bisa, tangannya terlalu gemetar.

Hyung, mohon, jangan membuatku takut.”

Anak itu masih saja tidak tahu harus berbuat apa meski sudah bermenit-menit menemukan Sehun dengan kondisi mengenaskan.

Tidak ada darah ataupun luka, tapi Sehun benar-benar menakutkan dengan kondisi seperti orang mati.

Hingga akhirnya suara notifikasi pesan masuk menyadarkan Yuvin dari kekalutan, otaknya kembali berfungsi dengan benar ketika mengingat bahwa ia membawa ponsel.

Tidak berpikir panjang lagi, Yuvin mengambil benda pipih itu di sakunya dan segera menghubungi 911 untuk meminta bantuan, mengabaikan pesan yang masuk tadi.

Hyung, kumohon bertahanlah.”

Yuvin menggenggam erat tangan dingin Sehun, jika benar-benar terjadi sesuatu yang serius dengan Sehun, Yuvin tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

TBC????




Okay, segini aja dulu. Next chapter bakal lbh panjang kok dan bagian Sehunnya juga lebih banyak.




Silahkan tinggalkan jejak teman² ^^

EVANESCENT : In Case They Missed | Sehun FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang