9. Hyung's Confused

161 27 10
                                    

Sudah hampir empat jam Sehun dan Yuvin menunggu di depan ruang operasi setelah mendapat kabar buruk mengenai adik bungsu mereka.

Sehun duduk di kursi tunggu dengan kedua tangan yang saling menggenggam erat, kaki panjangnya juga tak hentinya ia gerak-gerakkan, bahkan Sehun terus menggigit bibir bawahnya petanda ia sangat khawatir.

Yuvin tidak kalah kalutnya, ia bahkan lebih gelisah, anak itu terus mondar-mandir di depan ruangan tempat adiknya berjuang. Sesekali Yuvin menggeram melampiaskan perasaan gundahnya. Andaikan bukan di rumah sakit, ia mungkin sudah berteriak.

Yang lebih tua tidak berusaha menenangkan adiknya, ia juga sibuk menenangkan diri sendiri.

Hyung, bagaimana ini?” Yuvin bertanya asal, sudah tidak tahan dengan suasana hening mencekam.

Tapi yang ditanya tetap diam, masih dengan gesture yang sama.

“Ini bahkan sudah hampir pagi.” Meski tidak mendapat tanggapan, Yuvin tetap lanjut berbicara.

“Yuvin-ahh, bisakah kau tenang?”

Bukan dikondisi yang baik Sehun bijak memberi nasehat yang menenangkan. Sejujurnya, ia bertambah gelisah melihat Yuvin sangat kentara menunjukan kegusarannya.

“Duduklah, aku tambah pusing melihatmu mondar-mandir terus,” ungkap Sehun.

“Hhhh.”

Yuvin membuang nafas kesal, tapi walau begitu ia tetap menuruti perkataan Sehun.

Setelahnya, tidak ada percakapan lagi, kembali hening seperti sebelumnya.

***

Tepat pukul tujuh pagi Sehun diminta bertemu dengan dokter yang bertanggungjawab atas operasi Dohyon setelah dokter itu menyelesaikan operasi dan membersihkan diri serta mengisi tenaga dua jam lalu.

Sehun yang kini duduk di depan dokter paruh baya tampak tidak sabar mendengar penjelasan dokter yang masih sibuk dengan beberapa kertas di tangannya itu.

“Han Sehun-sshi.”

Dokter yang di tanda pengenalnya tertulis Kang Seung Chul akhirnya berbicara.

Sehun lebih menegakkan posisi duduknya merespon dokter Kang.

“Anda terlihat sangat pucat.”

“Saya memang selalu pucat, dok,” ucap Sehun datar, menahan untuk tidak menunjukan kekesalannya.

Sehun tidak perlu basa-basi dokter tersebut, yang diinginkannya sekarang adalah mengetahui kondisi adiknya, apalagi ia masih belum diperbolehkan untuk bertemu dengan sang adik.

Dapat tanggapan yang tidak disambut baik, dokter Kang hanya tersenyum.

“Umurmu 20 tahun?”

Dokter Kang mengajukan pertanyaan yang menurut Sehun juga hanya membuang waktu.

Meski melihat ekspresi Sehun yang semakin merengut, dokter Kang masih memperlihatkan senyum hangatnya.

“Boleh aku berbicara santai denganmu?”

Sehun mengangguk kali ini.

“Begini, adikmu mengalami banyak cedera. Tulangnya patah di bagian bahu dan kaki kanannya, tulang rusuk, serta tulang belakangnya juga demikian, tapi fokus kami menangani pasien tadi adalah cedera pada kepalanya, karena untungnya tulang yang patah di rusuk tidak terlalu parah sehingga tidak sampai menusuk organ vital. Beberapa kali kami mengalami kesulitan saat operasi karena adikmu beberapa kali kejang.”

EVANESCENT : In Case They Missed | Sehun FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang