5 - | Sadness |

1.3K 224 9
                                    

Sesuai prediksi Seulgi, Istrinya sampe di semarang sekitar jam 7 lewat. Awalnya pas Jaehyun jemput dibandara kakaknya minta buat langsung kerumah Seulgi tapi Jaehyun gak nurutin soalnya dia udah lebih awal diminta sama kakak iparnya buat ke hotel dulu setidaknya bersih-bersih dan istirahat meski cuman 30 menit juga yang penting istirahat. Kasian juga anak-anak pasti kecapean.

Irene tetaplah Irene yang terkadang suka mutusin segalanya sendiri, Dia emang nurutin perintah Seulgi buat ke hotel tapi cuman buat mandi dan mandiin anaknya sebentar abis itu langsung berangkat lagi kerumah Seulgi.

Karena Irene gak sama sekali merasa capek, berhubung dia juga bawa dua nanny yang bisa jagain anaknya. Jadi dia gak terlalu menguras tenaga dengan energi anaknya yang tiga kali lipat lebih banyak.

Jam menunjukan pukul 09.27 ketika Irene sampai dirumah Seulgi dia ngeliat udah banyak kerumunan orang berpakaian hitam keluar masuk rumah bahkan banyak teman-teman kuliah Seulgi yang Irene kenal termasuk Wendy dan keluarganya.

Kedatangan Irene cukup menarik perhatian orang-orang disana, begitu dia turun dari mobil berpasang-pasang mata meliriknya. Mungkin merasa asing sama dirinya menyangkut Irene emang jarang bahkan bisa dihitung pakai jari dia kerumah ibunya Seulgi, apalagi bergaul sama penduduk disana.

Irene mengabaikan segala tatapan yang seakan mengintimidasinya disana, dia sedikit berjalan cepat menuju dalam rumah diikuti Jaehyun dan chaeryeong yang berada digendongannya. Wonyoung digandeng Jaehyun sedangkan Chaeyeon lagi tidur bersama nanny berkat lari-larian selama di kabin pesawat.

Satu langkah menuju dalam mereka langsung disambut dengan kayu persegi panjang yang atasnya masih belum tertutupi hanya sekedar dihalangi oleh kain putih transparan yang terdapat keberadaan wanita tua yang merupakan ibu mertuanya.

Tubuh tua itu berbaring tenang tanpa lagi harus merasakan sakit, bibirnya memutih pucat begitu juga dengan wajah bahkan seluruh tubuhnya.

Meski dia gak terlalu akrab dengan ibunya Seulgi tapi Irene bisa merasakan betapa baik ibunya Seulgi, dia mengingat bagaimana first immpresionnya ketika pertama kali bertemu si ibu.

Wanita itu tipe ibu yang hangat, tidak neko-neko dan sederhana.

Yang menurutnya ibu Seulgi bisa dikatakan tipe ibu yang  dibutuhkan untuk anak milenial zaman sekarang.

Air matanya turun seiring kenangan bahagia tentang ibu mertuanya terputar runtut diingatannya.

Dia menyatukan tangannya berdoa seraya menutup matanya khusyuk,

Meski Wonyoung gak terlalu mengerti tapi dia tau apa yang harus dilakukan ketika mengunjungi seseorang yang sudah meninggal anak itu mengikuti mamahnya untuk berdoa, alih alih ikut berdoa bocah berumur tiga tahun disana justru bingung.

"Uncle itu ciapa?".

"Ommah kamu cery."

"Omma celi? yang pelna bikin bolu baleng celi?" Tanyanya polos.

Jaehyun mengangguk, ternyata Chaeryeong masih inget kegiatan berlibur mereka tahun lalu. Setiap tahun libur keluarga Jovanka emang selalu menyempatkan waktunya buat pulang ke Indonesia menghapus penat bareng keluarga irene dan seulgi.

"kok bobona disitu emang nda sempit?".

Jaehyun terkekeh tanpa suara mendengar celetukan polos bocah tiga tahun itu. "Bobonya beda cery, ommah bobo selamanya." Jawab siuncle seadanya, karna dia juga bingung mau jelasin gimana.

Wajah chaeryeong mengkerut masih bingung. "belalti nda bisa bangun yagi?".

Anggukan dari unclenya membuat anak itu menekuk bibirnya tiba-tiba, matanya mulai berkaca-kaca. bergantian saat ini justru Jaehyun yang kebingungan. "Hei kenapa kok cery nangis?".

| Es Tèh Tawar |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang