29 - | The Devil is Like an Angel |

1.4K 190 176
                                    

Mata bundarnya berkedip-kedip lambat menetralisir cahaya matahari yang menembus jauh kelopak matanya. Pipi tembamnya tertekan oleh bantal yang dia gunakan sejak semalam.

Senyumannya tercetak perlahan ketika penglihatannya sudah sempurna, pemandangan pagi ini lain dan indah.

Dia bisa melihat punggung seseorang yang sekedar terbaluti kemeja lecak lekas pakai tanpa bawahan, manusia itu sedang menyesap kopi paginya seraya melihat penuhnya jalanan kota pagi ini di kaca yang sepenuhnya transparan.

Wanita itu mengucek matanya sejenak sebelum berusaha beranjak meski masih bisa merasakan nyeri lantaran yang mereka berdua lakukan malam ini.

Dia hanya memakai selimut dari belakang untuk menutupi tubuhnya yang polos. "U-uh.." berderap kecil dengan jalan yang agak aneh berkat ketidaknyamanan yang dia rasakan dibagian intinya.

Seulgi merasakan kehangatannya bertambah ketika ada seseorang yang mendekapnya dari belakang, tangan jenjang itu melingkari dadanya.

"Guten morgen.."

"Guten morgen süsse " Jawabannya membuat wanita itu tersenyum malu membiarkan sebelah pipinya bersandar nyaman dipunggung Seulgi.

Bibir tipis itu untuk terakhir kali menyesap kopi hitamnya sebelum menaruhnya di nakas kecil terdekat, dia membawa tangan lain yang berada didadanya untuk dikecup singkat.

"How it feel rose?" Suara serak milik Seulgi mengintrupsi keheningan disana.

"doesn't it feel uncomfortable?".

Anggukan terasa dipunggungnya. "Y-ya but i like it, its make me want more and more."

Seulgi terkekeh tanpa suara. Dia membebaskan pelukan itu lalu segera membalik tubuhnya membuat Rose terkejut karena seluruh bagian depannya terekspos dan bersicepat menutupinya.

"Ups, itu ga kaya aku belum pernah ngeliat sebelumnya kan?".

Rose tidak menjawab apapun dia masih berusaha menutupinya dengan selimut, itu membuat Seulgi gemas akhirnya dia menutup matanya sendiri lalu membantu cewe dihadapannya melilit selimut putih yang cukup besar itu keseluruh bagian tubuhnya.

"You look like a baby right now." Seulgi tersenyum sesaat membuka matanya dan melihat wanita didepannya layaknya bayi yang sedang dibedong kemudian menariknya mendekat.

"Well I can treat it."

"How?"

Seulgi mengulum bibirnya sendiri dengan sensual seraya menyeringai, karena dia ga bisa mencubit sebagai gantinya Rose memicingkan matanya mengerti apa maksud Seulgi.

"No thanks ka."

"Dont you said want it more and more before huh?".

"Ya, but not that fast."

Lagi dan lagi Seulgi terkekeh setelah berhasil menggoda partnernya pagi ini, terlihat dari semburat merah dipipi bundarnya. "Ok then..."

Dia mengangkat tubuh Rose ala bridal membuat pemiliknya agak terkejut.

Seulgi merebahkan tubuh wanita itu perlahan sebelum dia juga menyusul menompa dengan tangannya sendiri berposisi miring menghadap pacarnya.

Tangannya refleks terangkat untuk merapihkan rambut pirang itu yang menghalangi wajah cantik wanita dihadapannya.

Sementara itu sang penghuni meneguk salivanya berat dihadapannya bahkan hanya berjarak beberapa centi, itu membuat dia bisa merasakan desiran setiap darahnya. Jantungnya berdetak semakin cepat setiap detiknya itu reaksi yang bahkan tidak bisa dia dominasi.

| Es Tèh Tawar |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang