19 - | One More Chance |

1K 175 37
                                    

"Papa kita jadi ke mcdonald kan?".

"Iyaa minjuu.."

Mingyu menggandeng anaknya selama dilorong sekolah mereka berniat bakal pergi dari sana, ketika melewati ruang guru Mingyu ngeliat ada Wonyoung dan dua anak kecil lainnya alias si kembar.

Dia menghentikan langkahnya membuat seseorang disebelahnya ikut berhenti dan menatap keheranan. "Pah kok berhenti? Ayo kasian nanti mamah nungguin di mobil."

Cowo itu berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan anaknya. "Minju kemarin udah minta maaf sama wony belum?".

Alis minju menyatu mimik mukanya mendadak berubah tidak suka. "Emangnya kenapa?".

"Jawab papah dulu udah belum?".

Dia menggeleng.

Mingyu menghembuskan napasnya lalu menyentuh lembut pundak minju tidak absen di elusnya pelan, lalu senyuman tulus tercipta dibibirnya. "Minju sadar kan itu kesalahan minju?".

"Ya terus kenapa kalo minju yang salah?!".

Mingyu terkejut tentu aja, tapi dia mengerti seluk beluk sifat anaknya. Minju emang kaya gini agaknya keras kepala kalo dikasih tau makanya Mingyu berusaha bersikap tenang disaat ingin memberinya pengertian.

"Kok gitu ngomongnya?".

"Coba sekarang kita balik ya posisinya---".

"Gimana kalo papah punya salah sama minju, tapi papah ga mau minta maaf sama sekali sama minju. Apa minju bakal baik-baik aja?".

Minju menggeleng cepat, menatap sendu nanar obsidian laki-laki didepannya.

"Nah sama kaya wony juga pasti lagi merasa ga baik-baik aja sekarang."

Anak perempuan itu membuang pandangannya, ia menggigit bibir bawahnya kecil. "T-tapi kalo wony ga mau maafin minju gimana?".

Mingyu terkekeh, meskipun udah bertahun-tahun dia gak pernah melihat Wonyoung, gak tau bagaimana anak itu tumbuh besar namun dia yakin Wonyoung itu anak yang memiliki hati mulia. Entah mengapa dia bisa sangat merasakan itu hanya dari melihat wajah polosnya.

Dia mengangkat tangan anaknya kemudian membawanya mengarah ke tengah dadanya sendiri. "Mau dimaafin atau ngga yang penting minju punya niat baik yang tulus dari hati minju itu udah cukup buat papah dan mama seneng."

"Orang yang mengakui kesalahannya dan mau memperbaiki diri itu orang yang bakalan sukses dimasa depan minju percaya?".

"Tapi kalo kesalahannya udah banyak?".

Dulu papah juga punya banyak kesalahan minju, kesalahan yang sangat fatal. Papah udah ciptain mimpi buruk dikehidupan orang lain dan papah sangat amat menyesal bahkan sampe saat ini, detik ini, rasa penyesalan itu selalu mengejar papah dan mungkin ga akan pernah berhenti sampai suatu saat papah mati nanti.

Jika ditanya apa hukuman yang pantas akan kesalahan papah, mungkin abadi di neraka cocok untuk papah, minju.

"Sebanyak apapun kesalahan minju yang penting minju menyadari kesalahan minju dan janji sama diri minju sendiri buat ga ngulangin kesalahan minju lagi."

Kepala anak itu tiba tiba menunduk memainkan jari jemarinya gugup. "Jadi minju harus minta maaf?".

''Yap, papa sama mama akan seneng banget kalo minju ngelakuin itu."

Mingyu bangkit, dia mengusap kecil rambut anaknya. ''Sekarang papah temenin minju minta maaf sama wony oke?''.

Ia mengangguk, mereka berdua menghampiri ketiga bocah itu yang berada tepat didepan ruang guru. Awalnya Minju ragu dan gak mau ngelepas genggaman papahnya tapi Mingyu lah yang mencoba melepaskan. Dia mendorong kecil lalu mengangguk memberikan semangat.

| Es Tèh Tawar |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang