13 - | Special Patient 2 (M) |

2.6K 204 20
                                    









"Seulgi?! Aku kira kamu dibegal tau gak!".

Seulgi menjatuhkan tubuhnya di sofa, dia menghiraukan omelan istrinya. Badannya terlalu penat, otaknya terlalu padet buat ditambah lagi sama omelan Irene.


"Kok bisa mogok sih? Hp kamu dimana? Kamu gapapa kan tapi?".

"Seulgi jawab ihh."

"Hyun.." Seulgi membuka matanya, dia menepuk sebelah sofanya yang kosong.

"Sini deh.."

Irene luluh denger suara Seulgi yang kayanya cape banget tapi dia malah justru marah-marah. Dia duduk disamping Seulgi, manusia jelmaan beruang itu langsung merebahkan kepalanya di paha polos sang istri. Wajahnya menghadap perut Irene lalu memeluknya.

"Aku kangen.. jadi marahnya ditunda dulu ya?" Suara serak Seulgi teredam diperut Irene.

Lagi lagi Irene menghela napasnya menyerah, gatega juga ngeliat Seulgi yang kecapean kaya gini. Dia menyisir rambut hitam Seulgi.
"Tadi chaeyeon bilang katanya toko kamu berantakan? Kok bisa?".

"Ada preman yang malak."

"Terus kamu berantem?".

Seulgi mengangguk sebelum semakin mengeratkan pelukan dan menguburkan wajahnya kedalam perut Irene.

Sebenernya Irene pengen ngomong atau lebih tepatnya ngomel lebih lanjut tapi dia urungin karna pasti ada banyak lebam luka dan sebagainya dibadan Seulgi.

"Dimana yang luka? Aku obatin dulu biar ga infeksi."

"Ngga mau, mau kamu aja."

"Ngga seulgi. Cepetan bangun kita obatin dulu lukanya." Irene mengusap halus punggung Seulgi menyuruhnya bangkit membuat manusia sipit itu pasrah mengikuti titahan istrinya. Dia mendudukan dirinya dengan wajah lelah sekaligus rambut yang udah cukup acak-acakan kaya singa.

"Aku mandi dulu deh ya?".

Irene mengangguk. "Yaudah, air panasnya udah aku siapin diatas."

22.15

Kurang lebih sepuluh menit Seulgi nyelesain mandinya. Cepet banget, iyalah lagi baik-baik aja cuman 15 menit apa lagi ini udah malem belum lagi disekujur tubuhnya ada beberapa luka. Tadi aja pas Irene bawain bajunya sempet denger Seulgi merintih beberapa kali.

"Buka bajunya."

Seulgi yang lagi rebahan dikasur membalik tubuhnya dan dia bisa melihat istrinya duduk dibibir ranjang dengan tangannya yang udah sibuk sama kapas, obat merah, dan sebagainya didalam kotak P3K.

"Ngapain? Kamu mau ngobatin atau perkosa aku?".

Irene menghentikan aktivitasnya mendelik, obat merahnya terangkat. "Mulutnya aku cekokin ini mau?!".

"Biar gampang ngobatinnya. Cepetan Seulgi buka terus sini deketan."

Seulgi terkekeh geli dia semakin berniat menjahili Irene lebih lanjut.

"Ngga ah, panggil aku sayang baru aku mau."

Irene mendengus. "Gi jangan kaya bocah deh, cepet ga? biar lukanya cepet kering."

"Yaudah aku bobo aja." Seulgi semakin menjauh dari Irene dia gak lagi menghadap istrinya. Bergegas kembali tiduran meluk guling, gak lama dia denger helaan nafas kasar dari belakangnya.

"Sayang.. sini obatin dulu lukanya yuk?".

Layaknya bocah autis Seulgi tersenyum kesenangan, dalam tiga detik dia mendekati Irene.

| Es Tèh Tawar |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang