22 - | Stonewall |

1K 182 76
                                    

"Sebenarnya dimana kantornya jun?".

"Didaerah jakarta pusat."

Butuh waktu sekitar satu setengah jam lebih untuk Irene dan Seokjin sampai ke tempat tujuan mereka, ketika mereka sudah memasuki pelataran gedung Irene bisa melihat nama yang terpajang besar diatas gedungnya.

Firma hukum JVK

Seokjin menghentikan mobil BMW putih tepat dilobby depan gedung dan mengajak Irene untuk turun. Lalu membiarkan mobilnya dibawa oleh laki-laki penjaga didepan sana.

Mereka berdua bersamaan masuk ke pintu utama gedung itu, Irene terpukau akan desain dalam gedungnya sangat mewah namun elegan, bersih, dan segalanya tentang kesempurnaan.

Entah mengapa Ini mengingatkannya dengan Seulgi karena persis seperti ini lah selera manusia monolid itu.

Begitu mereka sampai di resepsionis Seokjin langsung disambut seolah memang dia sudah berkali-kali kesini, dan dilihat-lihat sepertinya staff disana sudah mengetahui apa tujuan Seokjin.

"Mari tuan Seokjin pak direktur sudah menunggu."

Seokjin mengangguk, dia merangkul pundak Irene mengajaknya untuk berdampingan mengikuti staff wanita itu.

Mereka naik ke lantai 15 lalu melanjutkan perjalanannya melewati setiap ruangan yang terlihat disibuki oleh orang-orang yang bergelut dengan dokumen. Juga banyak orang yang berlalu lalang membawa file dan sebagainya.

Hingga mereka sampai tepat didepan ruangan yang mereka tuju.

"Silahkan masuk." Wanita berbalut jas itu membukakan pintu untuk dua sejoli itu, Seokjin dan Irene saling pandang sebelum akhirnya mereka memasuki ruangan yang cukup dingin itu.

Hal pertama yang dilihat oleh mereka adalah pria paruh baya yang memunggunginya duduk disebuah kursi coklat muda yang sepadu dengan blazernya.

Berselang tiga detik pria itu bangkit kemudian berbalik melangkah mendekati mereka, dan saat itu juga Irene seperti tidak berkedip melihat baik-baik siapa pria tua didepannya.

Sementara pria itu tersenyum hingga mata sipitnya menghilang, bersikap sangat santai berbanding terbalik dengan Irene yang sangat terkejut.

Seokjin menggerayangi lengannya dipunggung kecilnya. "Irene ini om yunho pemilik law firm ini sekaligus yang milih pengacara terbaik nanti."

Senyuman Yunho berubah menjadi seringaian mengulurkan tangannya kearah Irene. "Senang bertemu dengan anda lagi--- nyonya jovanka."

Sebelum memajukan tubuhnya untuk menempelkan kedua pipinya kearah kedua pipi Irene bergantian. Disaat pipi terakhir Irene dia menjeda sedikit waktu untuk berbisik menggunakan nadanya yang penuh aksentuasi.

"Asal kamu tau, saya sudah lebih dulu mengetahui segalanya sebelum anda nyonya jovanka yang terhormat."










Ketakutan Irene benar-benar menjadi kenyataan.













Ketakutan Irene benar-benar menjadi kenyataan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
| Es Tèh Tawar |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang