20 - | Daddy and Papa |

1.2K 184 51
                                    

"Nyong lo gapapa?".

Wonyoung menoleh ke seseorang yang memberikannya pertanyaan lalu mengangguk.

"Lo tau ga nyong? Lo bilang iya tapi bertentangan sama sikap lo yang lemes dari tadi dateng ke sekolah."

Sebenernya Yuri tau sih Wonyoung itu emang pendiem tapi biasanya diemnya wony tuh produktif maksdunya entah cewe itu nulis lah gambar lah atau ngerjain soal yang bahkan belum disuruh kerjain sama guru. Sedangkan sekarang dia pandangannya kosong, mencoret-coret kertas terus abis itu dirobek, diremek sampe ga berbentuk abis itu dibuang seakan ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

Apa Wonyoung udah berubah menjadi kaumnya? alias kaum mager disekolah?

Atau apa gabutnya orang pinter kaya gitu?

Ga ngerti Yuri tuh. Tolong beri Yuri pencerahan.

"Lo sakit nyong?" Yuri mengulurkan punggung tangannya kearah kening Wonyoung tapi adem adem aja kaya adem sari sebelum Wonyoung juga menarik diri dan menegakan tubuh membenarkan posisi duduknya.

Dia memaksakan senyumnya. "Aku baik-baik aja yur, tadi mungkin karena lupa sarapan dirumah."

Yuri membulatkan bibirnya sambil magut-magut mengerti. "Ooooh laper? Nih gue bawa roti lapis coklat buatan gue sendiri." Yuri membuka tutup tupperwarenya agak dibawah meja memberikannya kepada Wonyoung.

"Tapi ini kan masih pelajaran yur, emang gapapa makan kalo kita makan?"

"Gapapa kalo gak ketauan."

tiba tiba manusia kloningan bebek ada tepat disebelah meja Wony. "Eh pas banget gue belom sarapan bagi ya yur." Tanpa ada persetujuan dari pemiliknya Yena langsung ngambil satu roti lapis.

"Heh bebek gue ga bilang iya!".

Yena menaruh telunjuknya didepan bibir majunya. "Mau gue aduin atau gimana?".

Yuri mencibik yang akhirnya dia cuman bisa mendengus kasar melihat Yena tersenyum kemenangan seraya mengambil satu gigitan di roti lapisnya.

"Iya yur sama sama." Abis itu baru dia buru-buru kembali ke tempat duduknya.

Pagi-pagi udah dibuat gondok, untung wony ketawa dan keliatan sedikit terhibur jadinya marah Yuri agak teredakan.

"Oh iya tugas yang tadi, mau gue kumpulin kedepan ga nyong?"

Wonyoung yang sedang mengunyah rotinya mengiyakan.

Kebetulan guru laki-laki didepannya memberitahukan mereka tentang tugasnya untuk dikumpulkan ke depan kelas dan saat itu juga banyak murid yang bergantian menuju kedepan.
Termasuk Yujin tapi dia berhenti ketika melihat gelagat panik Wonyoung jadi dia memutuskan untuk mundur dan menghampiri cewe jangkung itu.

"Kenapa won?".

Tanpa menghentikan pencariannya ditas maupun bawah laci meja Wony menjawab. "buku aku ilang."

"Kamu lupa bawa kali?".

Dia menggeleng. "Tadi yuri sempet minjem buku aku kan yur? Terus langsung aku masukin ke tas lagi tapi sekarang udah gak ada.''

Yuri menyetujui perkataan Wonyoung. "Iya tadi gue liat kok lo masukin tas lagi."

Mereka bertiga berusaha mencari dimanapun kemungkinan buku itu keselip tapi nihil, ga ketemu apapun.

Entah mengapa tapi suspect pertama Yujin adalah Minju, Karena dia adalah satu-satunya orang yang sensitif terhadap wony.

Yujin menghampiri minju yang sedang bercengkrama dengan teman lainnya. "Minju aku mau nanya." Begitu Yujin datang teman lainnya lantas meninggalkan mereka berdua.

| Es Tèh Tawar |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang