3 - | Someone |

1.5K 234 8
                                    

Seulgi udah berangkat dan sesuai dengan janjinya kepada Seulgi Irene bakalan tinggal bareng orang tuanya sebelum dia dan anak anak bakalan nyusul.

Irene juga udah ngajuin surat cuti selama beberapa minggu, tapi sayangnya para ketua cuman bisa ngasih Irene satu minggu gak lebih dikarnakan sebelumnya Irene juga udah sering ngambil cutinya.

Sebenarnya daddynya menawarkan bantuan buat ngasih lebih banyak hari cuti tapi Irene menolak, Dia gamau daddynya menyalah gunakan kekuasaan. Irene juga udah cukup muak sama desas desus dirumah sakit yang bilang kalo dia cuman bisa ngandelin daddynya doang.

Jadi malam ini Irene bakalan nginep dirumah orang tuanya dua hari satu malam lusanya mereka akan take off ke Indonesia.

Sampe sekarang dia masih belum dapet kabar dari Seulgi, Irene mau lebih dulu nelfon takut nantinya malah mengganggu Seulgi. Jadi dia cuman bisa menunggu dan berharap semuanya baik-baik aja.

Ketika dia lagi terleka memasukan segala pakaian dan kebutuhan lainnya kedalam koper ketukan pintu dari luar kamar menginterupsinya dan segera menghentikan segala aktivitasnya.

Pintu itu perlahan terbuka dengan sendirinya sebelum menampilkan bocah perempuan berumur 8 tahun itu.

Irene berjalan menghampiri anaknya, "kenapa sayang?" Dia menggenggam tangan yang berukuran lebih kecil dari miliknya sambil menariknya menuju ranjang untuk duduk.

"Mama.."

"Iya kenapa wony?".

"Can't we just stay here?".

Mimik wajah Irene berubah bingung dia memindahkan posisinya berawal duduk disebelah Wonyoung menjadi berlurut didepan anaknya. Memperhatikan lekat figure anaknya yang persis seperri miliknya, mata bulat itu menunjukan seakan menyimpan banyak rahasia.

Irene menyentuh kedua punggung tangan anaknya yang tergeletak dipahanya sendiri. "What happened baby hmm?".

Wonyoung gak langsung ngejawab, tapi beberapa detik kemudian dia menggeleng. "I dunno i just dont want it."

Melihat arah pandang anaknya yang gak berani menatapnya, hal yang cukup dipahami buat Irene kalo Wonyoung sedang menyembunyikan sesuatu.

Irene meletakan tangan kanannya disalah satu pipi Wonyoung lalu mengusap kulit lembut itu dengan ibu jarinya.

"You know baby? You can tell me everything."

"Even your secret, cause im promise not to tell anyone. Include your annoying dadda."

Wonyoung merasa lebih tenang setelah perkataan ringan mamahnya kemudian ia juga terkekeh kecil, membuat Irene jadi ikut tersenyum senang.

"I just.."

"I like being here.."

"Aku punya banyak temen disini.."

"I dont want to leave my friend mama."

Irene mengatupkan bibirnya kecil hingga pipinya ikut menggembul sekaligus mengangguk, Dia merasa bahagia karna setidaknya anak sulungnya lebih terbuka sama Irene. Itu membuat Irene merasa lebih pantas jadi seorang ibu.

"Hei baby.."

Irene menyisir surai coklat tua sebahu yang terasa sangat halus,

"Im pretty sure you can make friend wherever you are."

"Karna mamah tau, wonyoung itu anak baik, anak pintar dan cantik. Pasti banyak yang mau berteman sama wonyoung."

"And the last, you're daughter of mama Irene and dadda Seulgi. That's the most important."

| Es Tèh Tawar |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang