IV

264 55 15
                                    

"Bagus! Sekali lagi 1..2..3.."

"Sekarang berputar, ya seperti itu!"

"Pertahankan posisimu!"

"Petra-san! Kau terlihat luar biasa!"

"Cukup! Semuanya silahkan istirahat"

Keringat mulai membasahi pelipis Petra, beruntung pemotretan berjalan lancar tanpa hambatan sama sekali jadi ia bisa pulang lebih cepat hari ini, biasanya ada kru yang datang terlambat atau alat yang rusak bisa menjadikannya menunggu ber jam-jam lamanya.

Seorang wanita tengah menghampiri Petra dengan satu cup coffe yang digenggamnya, "Petra-san, kau sudah bekerja dengan baik. Terima kasih" Ucapnya sembari menyodorkan cup coffe tersebut

Petra meraihnya, "Ah, terima kasih kembali. Senang bisa membantu"

Kemudian wanita itu pergi menjauh, Petra mulai menyeruput coffe yang ia dapatkan barusan, "Hmm.. Tidak terlalu pahit, dan tidak terlalu manis. Setidaknya coffe ini tidak mengingatkanku pada Americano" Celoteh Petra sendirian ditambah cengirannya yang cukup lebar

"Petra-san, kau benar-benar sangat cantik! Aku yakin majalah pasti akan selalu menerimamu, selain itu posemu tidak kaku" Ucap Yuuto yang tak lain adalah kameramen jitu di sana

Petra sedikit terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba, kemudian ia membungkuk padanya, "Terima kasih, jika ada yang kurang silahkan beri masukan padaku"

"Pasti.. Baiklah, kau sudah boleh pulang" Ucapnya

"Eh?" Petra melirik jam tangannya, kemudian ia bergegas mengambil barang-barang miliknya

"Kalau begitu, saya permisi" Ucap Petra

"Ya! Hati-hati di jalan! Terima kasih untuk hari ini!"

~~~

"Dengan begini kontrak perjanjian kerjasama saya resmi sahkan!"

Seisi ruang rapat dipenuhi dengan suara tepuk tangan yang meriah, beruntunglah rapat kali ini telah usai, itu artinya Levi dapat kembali bersantai di ruangannya. Selain itu, ia tidak memiliki jadwal apapun lagi setelah rapat ini selesai.

Ia tidak lupa mengucapkan terima kasih, dan pamit undur diri dari rapat tersebut, di sepanjang koridor kantornya, tak satupun mata bawahannya yang melewatkan pemandangan indah di depannya. Boss besarnya sedang berjalan mengawasi semuanya, selain itu sosok Ayle yang selalu mengikutinya kemanapun ia pergi karena tentu saja ia adalah sekretaris Levi.

Namun, Ayle menatap para karyawan dengan tatapan merendahkan, ditambah cara jalannya yang terlihat angkuh, banyak karyawan yang memang tidak menyukainya sejak awal, bahkan ia sering bersikap bossy.

Sejak kejadian kemarin di rumah makan, Ayle tampak sedikit suram dan enggan mengajak bossnya untuk sekedar mengobrol banyak hal seperti biasanya, tapi Levi tidak perduli, tingkahnya kemarin cukup membuatnya terkejut, ditambah kesempatan Petra untuk mengakhiri hubungan dengannya sangat besar setelah melihat kejadian kemarin, tapi beruntunglah Petra paham situasinya.

Levi memasuki lift diikuti dengan Ayle yang tepat berada di belakangnya saat ini, Levi sedikit memberi jarak diantara keduanya. Ia ingin mengantisipasi kalau-kalau Ayle kembali mencoba mendekatinya, setidaknya kali ini dia bisa menghindar.

"Boss"

"Hn?"

"Entah bagaimana mengatakannya.. Mungkin saya sedikit lancang.."

Levi menoleh, "Apa?"

Wajah Ayle memerah, akhir-akhir ini sulit sekali baginya hanya untuk menatap kata boss besarnya tersebut, "Ini semacam.. Saya menyukaimu"

Mata Levi membulat, benar saja dugaannya selama ini, masalah kecil seperti ini harus bisa ia atasi, jangan sampai Petra mengetahui hal semacam ini, atau pasti setidaknya ia akan menghancurkan seisi kantornya.

Levi memalingkan wajahnya, "Jangan gila, aku ini atasanmu"

Kemudian pintu lift terbuka, menampakkan pintu ruangan pribadi milik Levi tepat di depannya, tak jauh dari lift tersebut. Levi melangkahkan kakinya keluar dari lift dan berjalan menuju ruangannya.

Sebelum akhirnya Levi masuk, Ayle berhasil mencegah tangan bosnya, "Gadis itu.. Dia pacarmu, kan?"

Levi menarik tangannya, padahal ia sudah memperingati Ayle kemarin untuk tidak seenaknya menyentuhnya, "Berhenti menyentuhku, sepertinya kau sudah salah menempatkan perasaanmu"

"Apa yang kau lihat darinya? Cantik? Saya lebih cantik, lalu apa lagi? Seks? Apa yang kau dapatkan dari gadis papan triplek itu?!"

Levi menarik kerah baju Ayle, "Hentikan bualanmu itu!"

~~~

Petra tampak sangat antusias saat dirinya berdiri di depan kantor perusahaan yang megah milik kekasihnya, ia merasa bangga padanya karena berhasil memberikan kemajuan yang pesat seperti ini. Petra membuka kacamata hitamnya dan mulai memasuki gedung tinggi besar tersebut

Ia datang membawa bingkisan berisi donat yang sempat ia beli sebelum akhirnya sampai kesini.

Ia berjalan melewati lautan karyawan milik Levi yang tengah sibuk berlalu lalang, kemudian Petra bertanya pada seorang informan disana.

"Permisi, ruangan milik Levi Ackerman, di sebelah mana ya?"

Informan itu melotot setelah mendengar Petra menyebut nama Levi Ackerman, "Big boss, apa anda sudah membuat perjanjian sebelumnya?"

"Ah sudah"

"Sebentar, akan saya coba hubungi"

Informan itu terlihat mengotak atik telponnya, memencet beberapa angka yang terdapat disana, namun ekspresinya setelah itu berhasil membuat Petra khawatir

"Ada apa?"

"Maaf nona, tapi bos tidak menjawab. Bagaimana kalau saya tunjukkan jalannya?"

"Ah baiklah, terima kasih" Ucap Petra

Dalam perjalanannya bersama sang informan, Petra banyak bertanya perihal kemajuan perusahaannya. Namun sang informan tampak menahan sesuatu sejak tadi, Petra tidak nyaman dan langsung bertanya padanya

"Ada apa? Sepertinya kau mencoba mengatakan sesuatu"

Pipi sang informan memerah, "Um.. Anu.. Aku tidak yakin, tapi nona mirip sekali dengan model dalam majalah yxxxx"

Petra tersenyum, "Ah ketahuan ya?"

Pipi sang informan kembali memerah, "Eh? Jadi benar ya? Anda Petra Rall?" Kali ini matanya tampak berbinar

Petra mengangguk

"Wah! Senang sekali bisa bertemu anda! Saya sangat menyukai setiap-"

Bingkisan yang Petra genggam terjatuh begitu saja setelah melihat pemandangan di depannya, infroman itu terkejut hingga akhirnya tatapannya megikuti arah pandangan gadis di sampingnya

"Holy.. Shit.."

Till The End Of Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang