VI

268 52 6
                                    

Setelah mengantarkan ibunya, Levi bergegas kembali menuju ruangannya. Ia mendapati gadisnya yang tengah berdiri diatas balkon

Levi melingkarkan tangannya pada pinggang Petra, "Kau masih marah?"

"Hm.. Tidak.. Hanya kepikiran, selain itu donatnya jadi tidak termakan"

Levi ingat suara benda yang terjatuh kala itu, ternyata itu Donat milik Petra yang sudah berserakan di lantai kantornya

"Maaf" Levi membenamkan wajahnya pada bahu Petra

"Kalau begitu, kau tidak punya sekretaris lagi" Ucap Petra sembari membalikkan tubuhnya agar berhadapan dengan lelaki di belakangnya

"Asistenku akan segera mendapatkannya"

"Asisten?"

"Pelayan kantorku, yang memberikanmu baju, namanya Jeff"

"Ah.. Baguslah kalau begitu, tapi.. Aku tetap merasa tidak enak dengan Ayle"

Wajah Petra tampak sepenuhnya muram, ia merasa bersalah telah membuat Ayle kehilangan pekerjaannya, bagaimana jika ini adalah pekerjaan yang sangat ia impikan untuk menghidupi keluarganya

Levi tidak mengerti dengan keadaannya, tapi sejak kejadian kemarin Ayle memang membuatnya kurang nyaman. Selain itu kalau terus berlanjut mungkin akan sampai ke tahap yang lebih parah dari ini

"Kau sangat cantik"

"Hm?"

"Ibuku menyukaimu"

"Ah, hontou? Padahal aku sama sekali tidak melakukan apapun, malah aku merasa tidak enak"

"Kau terlalu berlebihan"

Levi mengecup pelan kening Petra, kemudian meluncur terus hingga ke bibirnya, bibir ranum Petra tidak pernah mengecewakan setiap ciuman yang ia lakukan, selain itu ini di balkon, Levi sejak dulu memang tidak tahu tempat yang aman untuk melakukan hal semacam ini

Kemudian ciumannya turun hingga ke leher sang gadis, "H-hei! Kau tidak bisa melakukannya, aku ini model sekarang!" Petra mendorong tubuh Levi sekuat tenaganya

"Aku lupa"

"Aku ingin jalan-jalan" Tungkas Petra sembari menarik lengan Levi secara paksa

Mereka berjalan menuju lift, hingga akhirnya tiba di lantai dasar kantornya, para karyawan seketika berhenti melakukan aktivitasnya dan terfokus pada dua sejoli yang kini menjadi sorotan hangat mereka

"Uhh.. Karyawanmu, menatapku terus" Ujar Petra

"Mereka hanya terkejut melihat bosnya ditarik paksa oleh wanita kecil sepertimu"

"Benarkah? Apa itu hal aneh?"

Kemudian dari sudut sana, terdengar suara seorang karyawan yang tengah membicarakan dirinya, "Oi! Bukankah itu Petra Rall?"

"Model majalah yxxxx?"

"Ah benar! Ayo kita tanyakan!"

Seketika Petra dan Levi dikerubungi banyak karyawan kantornya, mereka bertanya-tanya apakah benar Petra adalah model dari majalah wanita yang mereka maksud

"Ah, benar-benar ketahuan ya" Ucap Petra dengan cengiran khasnya

"Ternyata benar ya, nona? Senang bertemu dengan anda"

"Nona Petra! Izinkan aku mengambil fotomu!" Ucap salah satu karyawan

"Ah silahkan" Kemudian Petra menarik lengan Levi dan menyenderkan kepalanya pada pundak kekasihnya tersebut

"Wow! Cocok sekali! Pasangan yang serasi!"

"Ini pertama kalinya bos menggandeng wanita!"

Sorak sorai para karyawan semakin besar, hal itu jelas membuat telinga Levi penging dibuatnya, "Sudah cukup perkenalannya, kembali bekerja!"

"Ah, siap bos!"

Setelah kerumunan itu bubar, Levi segera menarik tangan Petra menjauh dari sana, kemudian mereka berdua berjalan memasuki mobil hitam milik Levi yang terparkir khusus di basement pribadinya

"Hore! Jalan-jalan!"

"Kita mau kemana?"

"Aku ingin melihat beberapa perumahan baru"

"Baiklah kita berangkat"

Levi membawa mobilnya menuju tempat perumahan elit di dekat kota, selain letaknya yang strategis, fasilitasnya juga tidak kalah jauh dari apartement yang terletak tepat di tengah kota. Namun memang biayanya tidak semurah yang kalian bayangkan

Petra antusias melihat bangunan megah yang baru saja ia lewati, Petra menunjuk bangunan rumah tersebut, "Levi lihat! Yang itu! Mundur!"

"Yang mana?" Ucap Levi sambil memundurkan kembali mobilnya

"Nah ini! Lihat!"

Levi memperhatikan rumah tersebut, rumahnya tidak terlalu besar hanya halamannya yang sangat besar, untuk apa Petra membeli rumah dengan halaman seluas lapangan bola begitu

"Petra, kau akan membuat club bola atau bagaimana?"

"Pokoknya kalau sudah nikah nanti, aku akan membeli rumah itu!"

"Memangnya siapa yang akan menikahimu?"

"Entah.. Kau tidak mau?"

"Kalau kau mau, aku bisa menikahimu besok lusa"

Petra terkejut, "Hee... Kau ini!" Petra memukul kecil bahu Levi.

Levi memperhatikan gadis di sampingnya, senyumnya, wajahnya, pipinya, bibirnya, matanya, hidungnya, alis dan dahinya, semuanya Levi suka. Tidak ada hal yang tidak Levi sukai dari sosok gadis di sampingnya.

Sejak dulu, senyumannyalah yang berhasil mencuri hatinya. Bahkan ia hampir lupa kalau Petra benar-benar cinta pertamanya, ia sangat bersyukur pada Dewi Aphrodite karena cintanya datang begitu cepat dan bertahan hingga saat ini, walaupun mereka sempat berpisah jauh.

"Petra"

Merasa namanya terpanggil, Petra menoleh menatap Levi, "Hm?"

CUP

Ciuman singkat pada bibir Petra sebelum akhirnya Levi kembali menyalakan mesin mobilnya, Petra sudah tidak tahan dengan sikap Levi yang selalu bermain curang.

Sebelum akhirnya mereka keluar dari perumahan tersebut, Levi keluar dari mobilnya dan mengajak beberapa satpam untuk berbicara, Petra tidak tahu apa yang sedang ia bicarakan dan ia tidak terlalu memperdulikannya

"Maaf, lama ya?"

"Aku harus pulang cepat! Ayahku sudah menunggu"

"Aku bawakan apa ya hari ini?"

"Jangan menyogoknya seperti itu"

"Aku tidak menyogoknya, ini adalah tanda terima kasihku karena ia memiliki putri yang cantik dan baik hati sepertimu"

"Sejak kapan kau banyak omong seperti ini? Bikin kesal saja"

Namun nyatanya, dibalik kata-kata yang Petra ucapkan, terdapat suara degupan jantung yang cepat dalam dadanya, ia hanya tidak ingin Levi tau soal ini, ia sudah cukup kalah telak untuk hari ini.

Till The End Of Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang