Kini tengah terduduk gadis yang sangat Levi tunggu-tunggu kedatangannya, namun tidak dengan mood yang jelek seperti ini, Petra tengah menyilangkan tangannya di depan dadanya, serta kaki kirinya yang menompang kaki sebelah kanannya. Dilihat dari sudut manapun orang-orang tahu bahwa gadis di hadapannya sedang mengamuk.
Selain itu, Levi cukup terkejut dengan perubahan Petra, ia tampak lebih cantik dan lebih feminim dari saat terakhir kali mereka bertemu. Levi mencoba mencairkan seluruh suasana yang tiba-tiba saja berubah menjadi mengerikan ini.
"Kau siapa?"
"Ini aku, Petra! Aku kecewa, setelah pulang dari luar kota kau malah melupakanku"
Levi tersenyum, candaannya sangat-sangat tidak berguna saat ini. Yang ada malah membuatnya tambah jengkel dari sebelumnya, Levi memperhatikan setiap sudut wajah gadis di hadapannya.
"Kapan kau datang?"
"Tadi sore"
"Kenapa kau bisa berada disini?"
"Ayahku mengajakku makan malam diluar, tak ku sangka aku malah memergoki pacarku yang sedang berduaan dengan wanita lain, kalau begitu aku pulang saja" Jelas Petra dan bergegas bangkit dari kursi yang sebelumnya ia duduki
"Tunggu" Levi menarik tangan gadisnya, Levi ikut bangkit setelah itu
Petra sedikit terkejut dengan tinggi badan Levi yang sudah jauh melampauinya, padahal saat SMA dulu mereka hampir sepantar.
"Apa?"
"Dia Ayle, di-"
"Selingkuhanmu, kan?"
Levi menghela nafasnya, betapa keras kepalanya Petra saat ini. Namun rasanya ia ingin sekali mendekap tubuh mungil di hadapannya.
"Dimana ayahmu?"
"Sudah pulang, aku menyuruhnya untuk pulang duluan setelah melihatmu asik berduaan dengan wanita itu"
Petra merunduk, "Ternyata semuanya benar-benar omong kosong"
Levi terpaku, kenapa Petra sama sekali tidak mau mendengarkan penjelasannya, selain itu kenapa gadis ini terus saja memotong pembicaraannya.
Petra menarik paksa tangannya yang di genggam oleh Levi, kemudian ia berjalan meninggalkannya sendirian.
Ayle datang dari balik punggung Levi, ia meraih tangan kiri bosnya, "Boss, maafkan saya"
Levi menarik tangannya, "Jangan sembarangan menyentuhku lagi"
Setelah itu, Levi kembali mengejar Petra yang hampir sampai di dalam lift, sebelum akhirnya Levi berhasil menahan pintu liftnya agar tidak tertutup. Petra terkejut setelah mendapati Levi dan dirinya tengan berduaan di dalam lift tersebut.
"Kenapa, kau mengejarku?" Tanya Petra ketus
"Kau bahkan tak membiarkanku menjelaskan situasinya"
Petra kembali melipat tangannya dan mengertakkan kakinya pada lantai lift, "Aku menunggu"
"Dia sekretarisku, ia sudah bekerja selama 3 tahun bersamaku"
"Jadi kalian sudah sering melakukan itu? Begitu?" Dahi Petra kini dihiasi lambang +
"Ini pertama kalinya ia agresif seperti itu"
"Hmm..." Petra tampak tidak puas dengan penjelasan yang Levi berikan
"Mungkin dia menyukaimu, lagi pula wanita mana yang tidak tertarik padamu, mungkin mata mereka buta" Jelas Petra
"Aku tidak peduli" Jawab Levi singkat
"Huh" Petra mengembungkan pipinya dan memalingkan wajahnya, sepertinya ia sudah salah sangka pada Levi
Tiba-tiba saja Levi mendekap Petra tanpa aba-aba sebelumnya, hal itu berhasil membuat Petra terkejut bukan main
"Lepaskan! Aku masih marah padamu! Huh..."
Levi tidak menjawab, ia tidak peduli dengan ocehan Petra setelahnya, yang penting saat ini ia sangat ingin memeluk tubuh gadis yang selalu ia tunggu-tunggu kedatangannya
Levi mengusap punggung Petra, usapannya naik hingga ke pucuk kepalanya, "Aku merindukanmu, gadis sloth"
DEG
Kenapa jantung Petra berdegup kencang? Apakah karena sudah terpisah terlalu lama sehingga ia lupa rasanya, bisa gawat kalau setiap saat ia seperti ini
"Mou.. Aku juga merindukanmu" Petra membalas pelukan Levi, Petra kini harus sedikit berjinjit untuk meraih bahu Levi
"Kau bertambah tinggi" Ucap Petra
"Hmm... Aku banyak berolahraga"
Kemudian pintu lift terbuka, menampakkan beberapa orang yang tengah mengantri untuk menaiki lift tersebut tercengang melihat aksi dua sejoli itu yang saling berpelukan satu sama lain.
Menyadari hal itu, keduanya akhirnya melepaskan pelukannya. Kemudian Levi menarik tangan Petra untuk keluar dari lift tersebut, Petra membungkuk dan meminta maaf atas ketidaknyamanan para pengantri karena ulah mereka berdua.
Levi menarik Petra ke parkiran, membawanya menuju mobil sedan hitam miliknya.
Petra sedikit terkejut karena mobil Levi masih sama seperti mobilnya yang dulu ia gunakan untuk mengantarnya ke pertemuan keluarga, padahal dengan uang yang ia miliki sebanyak itu bisa saja ia membeli setidaknya 5 mobil Lamborghini terbaru
"Kau bisa menggunakan uangmu untuk membeli mobil baru" Komen Petra setelah memasuki mobilnya
"Aku tidak suka menghamburkan uang"
"Hm... Interesting"
Sebelum menjalankan mobilnya, Levi tidak lupa mengenakan sabuk pengamannya terlebih dahulu. Levi menatap gadis di sampingnya, ia hanya terdiam dan menatap jalanan di depannya, melihat hal itu Levi pun segera mengambil tindakan untuk mengenakan sabuk pengaman milik Petra.
"Eh.. Levi.."
"Sabukmu.." Setelah selesai mengaitkan sabuknya, Levi tidak langsung menarik posisinya kembali, ia masih bertahan dengan posisinya di hadapan Petra.
Levi mulai mendekati wajah Petra sedikit demi sedikit, dirasa Petra tidak menolak aksinya, ia melanjutkannya tanpa basa-basi
Levi berhasil mengambil kembali ciumannya, ciuman yang ia rindukan setelah 4 tahun menghilang darinya. Tidak ada yang berbeda dari bibir Petra, hanya sedikit terasa strawberry.
Levi melepas sejenak tautan bibirnya, "Strawberry"
Petra mengambil nafas banyak-banyak karena ia tahu pasti Levi akan melanjutkan aksinya lagi, "Hhh.. Itu hh... Lipbalmku"
Benar saja, belum selesai Petra mengambil cukup oksigen, Levi kembali menyatukan tautan bibirnya, mengabsen setiap gigi-gigi Petra disana, bermain di langit-langit mulutnya dan membiarkan lidahnya bertemu dengan lidah milik Petra.
Ciumannya semakin panas, bibir Petra rasanya akan membengkak setelah ini, ia tahu Levi tidak akan membuang kesempatan ini secara cuma-cuma, karena sejujurnya Petra juga menginginkan hal yang sama, ia juga merindukan Levi.
Namun pada akhirnya Levi melepaskan tautannya, saliva mengalir melewati dagu Petra, dahi mereka bersatu, nafasnya saling memburu.
"Aku benar-benar merindukanmu, sampai rasanya aku ingin mati" Ujar Levi
KAMU SEDANG MEMBACA
Till The End Of Time [END]
FanficKehidupan Levi Ackerman sebagai pemilik perusahaan ternama di tokyo dan Petra Rall yang baru saja kembali setelah bertahun-tahun menjalankan program studinya di luar kota. "Kau siapa?" "Ini aku, Petra! Aku kecewa, setelah pulang dari luar kota kau...