XX

274 42 9
                                    

Tentu saja, setelah pinangan Levi berjalan mulus dan Petra juga telah memberikan lampu hijau padanya tidak ada lagi alasan untuk menunda pernikahan mereka. Ralat, Levi yang sangat ingin menikahi Petra.

Petra berada diatas pangkuan Levi saat ini, ia membolak balikkan selebaran berisi beberapa gambar gaun yang telah Levi pilih kemarin. Sedangkan Levi, sedang asik mengendus-endus tengkuk milik calon istrinya tersebut.

"Lev... Geli" Ucap Petra sembari mengubah posisinya agar Levi tidak dapat terus-terusan mengendusnya seperti Mike dan seekor anak anjing

"Aku suka"

"Tapi aku tidak suka..." Kemudian Petra kembali berkutat dengan lembaran kertas tadi, setelah berhasil menimang-nimang, gaun yang Levi pilih terlalu tertutup, itu akan membuatnya terasa sangat panas dan sesak nantinya. Petra membuang selebaran itu pada tong sampah di sisi meja, ia berniat memilih sendiri gaun yang ia inginkan.

"Hey! Kenapa? Kau tidak suka?"

"Tentu saja... Gaunnya tertutup sekali, apa kita akan menikah di kutub?"

Levi tampak frustasi, ia memijat pelan pelipisnya, "Kau ingin gaun yang bagaimana, Petra?"

Kemudian Petra mengeluarkan ponselnya dan memberikan beberapa gambar gaun berwarna putih panjang dengan beberapa sisi yang cukup membuat kening Levi mengernyit sempurna

"Kau tahu kan aku tidak suka kalau kau menggunakan pakaian terbuka" Tuduh Levi pada gaun yang Petra inginkan, pasalnya gaun itu memberikan akses pada orang lain secara cuma-cuma untuk melihat punggung dan leher calon istrinya tersebut, ditambah sedikit kerah yang memanjang ke bawah dan nyaris memperlihatkan 1/2 dadanya

"Tapi ini bagus! Pokoknya aku mau yang ini! Jeff! Aku percayakan ini padamu" Kemudian Jeff datang menghampiri Petra dan mengangguk mengerti

Levi tidak berani melawan lebih dari ini, ia tidak mau Petra membatalkan pernikahannya hanya karena gaun pengantin sialan ini.

"Kita akan menikah besok"

Petra menoleh dengan sinis, "Kau gila? Setidaknya berikan aku waktu dua minggu"

"Untuk apa? Serahkan saja semuanya padaku"

"Pokoknya dua minggu"

"Tidak, satu minggu"

"Levi!"

"Baiklah seminggu"

"Bagus"

"Kalau begitu 5 hari lagi"

"Hei! Seminggu!"

"3 hari lagi"

"Levi! Argh.. Baiklah 5 hari lagi, sepakat?"

"Oke.. Bagus" Levi tersenyum penuh kemenangan, ia berhasil memaksa Petra memberikan kompensasi padanya, Petra hanya bisa mengendus kesal sembari mengembungkan kedua pipinya, gemas! Levi ingin menggigitnya

Levi memencet pipi Petra bergantian, kanan kiri kanan kiri, hingga sang empunya mengamuk karena perlakuannya, "Apa lagi yang kau inginkan?" Tanya Petra sembari menahan jari Levi agar berhenti bermain dengan pipinya

"Hm... Tidak ada, entahlah. Aku hanya memelukmu" Levi merangkup tubuh kecil Petra

"Kenapa kau jadi lengket begini, sih?"

"Ntah... Aku harus banyak bersyukur setelah menerima kenyataan akan menjadi suami dari wanita yang sangat baik dan cantik, aku tidak bisa mendeskripsikan lebih dari ini"

Petra memutar bola matanya, Levi terus saja berkata bahwa dirinya baik baik dan baik, selain itu cantik, ya walaupun Petra tahu kalau dirinya memang cantik, tapi akhir-akhir ini Levi memang selalu seperti itu.

"Aku ingin anak yang banyak..." Gumam Petra dibalik dekapan calon suaminya

Levi menarik tubuhnya, memberi celah baginya untuk menatap Petra, kemudian ia mulai merespon kata-kata Petra barusan, "Kau ingin berapa?"

"Hmm... Berapa ya?"

Ngomong-ngomong soal anak, Petra jadi penasaran perihal ucapan Wendy kemarin.

"Lev.. Bagaimana caranya orang yang belum menikah bisa memiliki bayi?" Tanya Petra

Levi menaikkan sebelah alisnya, "Mungkin mereka membuatnya sebelum menikah"

"Membuat bayi itu bagaimana caranya?"

Levi syok berat, bagaimana bisa gadisnya sama sekali tidak tahu cara membuat bayi. Ia pikir selama ini Petra cukup paham dengan hal berbau sensitif seperti ini.

Levi berusaha menjawabnya dengan nada datar dan mimik coolnya, "Dengan bercinta"

"Bercinta? Bercinta itu bagaimana? Apakah ciuman dan sentuhan itu bercinta?"

Ini akan semakin menarik, Levi benar-benar tidak tahu kalau Petra sepolos ini. Apa ia tidak pernah menonton film dewasa ya?

Levi tersenyum menyeringai, "Tenang saja, aku akan membimbingmu"

"Kalau begitu, berarti Levi sudah pernah bercinta?"

Apes sekali, bukan begitu maksudnya. Tentu saja ia belum pernah bercinta dengan siapapun, ia tidak bernyali melakukan hal nista seperti itu selain dengan istrinya.

"Tidak... Aku hanya akan melakukannya dengan istriku, aku pernah menonton beberapa film dewasa bersama Erwin dan Moblit saat SMA" Jelas Levi sembari mengusap-usap batang hidungnya

"Film dewasa itu yang 18+ itu kan?"

"Pintar.." Levi mengelus pelan pucuk kepala Petra

"Aku pernah menonton sebuah film dengan label 18+ bersama Nanaba, sayangnya aku tertidur saat di tengah-tengah adegan" Jelas Petra lagi

'Tentu saja, karena itu kau tidak akan tahu caranya membuat anak' batin Levi

"Lupakan saja, yang penting kita akan menikah 3 hari lagi"

"Hum... Baiklah" Bibir Petra mengerucut, padahal ia ingin sekali tahu cara membuat bayi yang benar itu seperti apa, Petra memandang Levi kemudian mengecup pelan bibirnya, namun Levi membalasnya dengan ciuman panas, Levi menggendong tubuh Petra dan membiarkannya terduduk diatas meja kerjanya. Levi membuka kaki jenjang Petra membenahi dirinya diantara kedua kakinya agar ia bisa lebih leluasa menciumnya.

Seperti mabuk, itulah yang Petra rasakan. Kemudian Petra merasakan sesuatu yang menyentuh dada bagian kirinya, rupanya itu tangan Levi. Petra mendorong Levi dan melepas tautan bibirnya.

"Levi! Apa yang kau lakukan! Geli tahu!" Protes Petra

"Itu baru pembukaan, sini.. Biar ku berikan beberapa tanda di lehermu"

"TIDAKKK!"

Till The End Of Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang