XXII

271 39 2
                                    

Hari ini adalah hari yang Levi damba-dambakan. Saat ini ia tengah berdiri gagah menunggu sang pengantin wanitanya, Levi tampak sedikit gelisah sembari sesekali melirik arlojinya hanya untuk sekedar melampiaskan rasa gugupnya, melihat anaknya yang begitu gelisah, Kuchel menghampirinya dan mengelus pelan pundaknya.

"Kau tampak gelisah, ada apa?" Tanya Kuchel

"Ibu... Rasanya jantungku akan jatuh membentur usus" Ucap Levi

"Haha... Jangan sampai kau menghancurkan acaranya, sayang" Kemudian Kuchel menatap lurus ke depan setelah mendapati Petra yang kini tengah berjalan dengan ayahnya menghampiri Levi yang berada diatas panggung ball room tersebut

"Dia datang.. Bersiaplah" Kuchel menepuk lagi pundak Levi dan pergi meninggalkannya

Perlahan tapi pasti, Petra dan Tuan Rall berjalan menghampiri Levi, banyak mata yang tertuju pada gadis ini karena ia tampak sangat sempurna hari ini, hingga tibalah mereka berdua dihadapan Levi. Tuan Rall menyerahkan putri kesayangannya pada calon mantunya untuk saling mengikat janji. Kemudian Levi meraih uluran tangan Petra dan membawanya naik ke atas panggung.

Mereka mulai menyerukan janji sumpah sehidup sematinya, kemudian saling bertukar cincin, hingga saatnya mereka diberkati sebuah ciuman. Sebenarnya Levi tidak akan segan-segan melahap bibir Petra, namun saat ini banyak teman-teman dan juga kolega bisnisnya, ia harus sedikit menjaga imagenya.

Petra menatap Levi, begitu juga sebaliknya, ada rasa bahagia diantara keduanya, kemudian Levi mendekati pipinya dengan pipi gadis yang kini telah sah menjadi istrinya, "Kau terlihat sangat cantik, tapi aku tidak mau melihat kau terlalu lama dengan gaun ini"

"Levi..." Ujar Petra diakhiri dengan cengirannya

"Aku sangat bahagia! Pokoknya aku adalah lelaki terbahagia se dunia!" Ucap Levi yang di susul sebuah ciuman tepat pada bibir Petra, ini sedikit membuatnya nervous saat mereka melakukannya dihadapan banyak orang

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pesta-pesta pernikahan pada umumnya, menerima tamu dan yang lainnya, hingga akhirnya satu persatu teman-teman Petra dan Levi datang menghampiri mereka diatas panggung.

"Sial, Petora! Ternyata kau benar-benar menikah, terlebih lagi dengan cinta pertamamu" Ujar Nanaba sembari menyikut lengan Levi

"Apa reaksimu setelah melihat undanganku di depan teras rumahmu?" Tanya Petra

"Aku mengutukmu, sungguh. Bisa-bisanya kalian mendahului kami berdua" Sambung Nanaba

"Sniff.. Sniff.. Aku mencium wangi pai apel" Ujar Mike

"Jangan terburu-buru, Mike"

"Erwin? Hanji? Wah reuni dadakan" Ujar Nanaba

"Dimana moblit?" Tanya Levi

"Dia sedang di luar kota, dia menitipkan salam pada kalian. Dan untuk amplopnya sudah ia kirim via m-banking yach!" Jelas Hanji sembari mengedipkan sebelah matanya jahil

"Sampaikan ucapan terima kasih dariku, ngomong-ngomong silahkan di nikmati"

Setelah perbincangan kecil diatas panggung, akhirnya mereka mulai menikmati suasana pestanya, ada yang sibuk mengambil foto, berdansa dan mungkin mencari sepotong kue di meja besar di sudut ruangan.

Levi dan Petra duduk berdampingan diatas panggung, entah apa yang harus mereka lalukan selain menerima tamu, mungkin ini akan menjadi hari yang panjang. Levi melirik satu persatu laki-laki yang mulai menyalami istrinya, memastikan bahwa tidak ada laki-laki yang salah fokus karena gaun yang Petra kenakan, ia akan memastikan tulang ekor laki-laki itu patah karena ia tendang dengan sangat keras.

Levi meraih tangan Petra, menggenggamnya dan menyadari bahwa sedari tadi gadis itu juga gemetar hebat, mungkin dia juga merasakan hal yang sama.

"Petra, kau bergetar"

"Ya.. Kukira kau sudah menyadarinya sejak awal"

"Aku tahu... Berdoa saja semoga ini cepat berlalu"

"I hope so"

~~~

Malamnya, setelah acara berakhir. Keduanya tengah mengucap banyak rasa syukur karena telah berhasil lolos dari ribuan tamu undangannya. Levi sialan, ia memiliki banyak kerabat bisnis dari berbagai negara.

Setelah berpamitan dengan ayahnya, Petra datang menghampiri Kuchel dan memberikan pelukan singkat. Kuchel menyentuh pelan pipi gadis yang telah menjadi putrinya tersebut.

"Berbahagialah kalian" Ucap Kuchel

Petra mengangguk, "Tentu saja, bu"

Kemudian Levi membawa Petra pergi menuju apartementnya, Petra membereskan beberapa barangnya yang kini telah bersatu dengan barang-barang milik Levi. Petra berjalan memasuki kamar milik Levi yang kini juga telah menjadi miliknya, ia melihat seisi ruangan, masi tampak sama saat pertama kali ia datang kemari dan terlelap begitu saja, hanya ada satu lemari yang tidak terlalu besar, Petra yakin isinya adalah baju-baju milik suaminya.

"Kita butuh lemari baru, Lev..." Ujar Petra

"Mudah.." Jawab Levi sembari mengambil ponselnya dari saku celananya, mengetik beberapa kali layar ponsel nya dan memulai panggilan dengan seseorang disana

"Jeff... Bawakan aku lemari"

Petra menggeleng, dasar.. Maksudnya tidak mesti sekarang juga, ini sudah malam dan mungkin Jeff sedang beristirahat

"Terserah lah, aku mau mandi" Ujar Petra

"Kau tidak ingin mandi bersamaku?"

DOENG

Rasanya petir baru saja menyambar isi kepala Petra, memang benar mereka berdua kini sudah sah menjadi suami dan istri, tapi Petra masih belum bisa melakukan hal itu.

"Tidak! Huh!"

Levi menyeringai, tampaknya ia telah merencanakan sebuah misi jahat dibalik senyumannya

Till The End Of Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang