Petra membenahi dirinya diatas kasur Queen size beralaskan seprai bermotif strawberry yang ia beli minggu lalu. Ia masih mencoba mencerna aksi Levi tadi sore di ruangannya, sekedar membayangkannya saja sudah membuat Petra bergidik geli, Petra nendekap tubuhnya sendiri sembari mengerjap-ngerjapkan matanya.
Sejauh ini yang Levi lakukan hanyalah memberi ciuman-ciuman, dan pernah sesekali menyentuh area sensitif milik Petra, yaitu pangkal pahanya. Ini pertama kalinya Levi menjamah dadanya, ngomong-ngomong apa ukurannya pas di tangannya? Apa kurang besar? Karena rasanya jari-jari Levi sangatlah panjang.
Dari pada ia terus bertanya cara membuat bayi pada orang-orang, lebih baik ia menonton sedikit tutorialnya, Petra membuka laptopnya dan pergi menuju pencaharian, oh ia lupa nama situsnya.
Petra mengingat seseorang yang pernah mengajaknya menonton film dewasa, kemudian ia meraih ponselnya dan mencari-cari kontak seseorang, ia memencet beberapa kali layar ponselnya dan memulai panggilan dengan seseorang di sebrang sana
"Halo?"
"Hei.. Nanaba"
"Petora? Ada apa? Tumben sekali kau menelponku, kuharap aku bisa menemanimu lebih lama, tapi kau tahu kan aku sangat sibuk sekarang ini, jadi kita lakukan dengan cepat. Ada apa?"
"Um.. Okey aku janji ini tidak akan lama. Nanaba, aku lupa situs untuk menonton film dewasa, apa kau mengingatnya?"
"Ah.. Itu xxxxxxxx, ada apa? Birahimu sedang tak terkendali ya?"
"Tidak... Kau ingat kan aku selalu tertidur saat kau mengajakku menonton ini"
"Oh benar... Lalu pertanyaanku tadi benar kan?"
"Tidak... Aku hanya sedang.. Ingin mempelajarinya"
"The hell? Kau akan melakukannya dengan siapa?"
"Tentu saja dengan calon suamiku, idiot"
"Calon suami? Hey! Jangan bilang kau akan menikah!?"
Petra tersenyum, "Pastikan besok kau menemukan undangan di depan rumahmu, itu saja... Terima kasih, bye Nanaba mwah!"
"Eh hei! Pet-"
Tutt tutt
Petra mematikan panggilan secara sepihak, ini memang kebiasaannya, kemudian ia tersenyum diakhir percakapannya, rasanya ia berhasil membuat beberapa teman SMAnya terkejut dengan berita pernikahannya.
Besok ia masih harus mempersiapkan gaunnya, ia jadi teringat saat dirinya memberitahu perihal pernikahaanya pada ayahnya yang akan diadakan 5 hari lagi, reaksi antusias karena ingin segera menggendong cucu, itulah Tuan Rall. Terlepas dari itu semua, ia mulai membuka situs yang Nanaba sebutkan tadi, kemudian ia memilih beberapa video yang menurutnya cukup menarik.
Ia memperhatikan setiap adegannya, entah mengapa ia merasa malu, Petra menutupi setengah wajahnya dengan bantal, kemudian pipinya mulai memerah ketika laki-laki disana memasukan sesuatu miliknya pada lubang pasangannya.
"Oh my ini memalukan!"
Selain itu suara-suara erangan mulai terdengar, Petra sungguh malu dan merasa berdosa telah menonton video semacam ini, berarti dulu Nanaba sangat menikmati hal ini.
Tapi tiba-tiba saja, Tuan Rall sudah berdiri di depan pintu kamarnya dan mengetuk pintunya beberapa kali
Tok tok tok
"Petra? Kau di dalam? Apa kau baik-baik saja?"
Sial! Ia lupa kalau dirinya tidak menggunakan earphone, bodohnya memang! Atau setidaknya ia harus mengecilkan sedikit volumenya
KAMU SEDANG MEMBACA
Till The End Of Time [END]
FanfictionKehidupan Levi Ackerman sebagai pemilik perusahaan ternama di tokyo dan Petra Rall yang baru saja kembali setelah bertahun-tahun menjalankan program studinya di luar kota. "Kau siapa?" "Ini aku, Petra! Aku kecewa, setelah pulang dari luar kota kau...