VII

257 49 10
                                    

Seminggu setelah Ayle dipecat dari pekerjaannya, Levi telah mendapatkan sekretaris baru, Petra sedikit lega setelah mengetahui bahwa sekretaris barunya adalah laki-laki. Cukup aneh baginya, namun saat ditanyakan alasannya, Levi bilang ini lebih baik dari pada sebelumnya.

Kini Petra tengah menyelesaikan pemotretan terakhirnya, Levi sedang duduk di pojok studio sambil memperhatikan kekasihnya. Tak butuh waktu lama akhirnya pemotretanpun selesai, Petra sedikit memilih hasil jepretannya untuk di bawa pulang bersamanya.

Petra memandangi Levi dari ujung kaki sampai ujung kepala, tidak biasanya ia berpakaian santai seperti ini, apa ia tidak bekerja hari ini?

"Kau bolos ya? Biasanya kau mengenakan pakaian formal"

"Tidak, aku mengganti pakaianku"

"Memangnya kita mau kemana?"

Petra membuka anting-anting kecilnya dan printilan lainnya yang melekat pada dirinya, kemudian ia menggantinya dengan barang-barang miliknya yang sebelumnya ia lepas untuk kepentingan modeling

Levi bangkit dari duduknya, "Kita jalan-jalan, bersama ibu"

Petra ternganga mendengarnya, berjalan-jalan bersama Ibunya? Bisa mati, ini hal paling mendebarkan yang pernah ia rasakan

Keduanya berjalan meninggalkan gedung studionya, tangan Petra masih bergetar hingga mereka tiba di dalam mobil

Levi memperhatikan gadis di sampingnya, lucu. Kenapa ia menjadi kaku seperti ini.

"Apa? Oh apa aku harus duduk di belakang?" Ucap Petra setelah mengetahui bahwa dirinya sedang di perhatikan

"Tidak, kenapa kau gemetar begini? Ini bukan kali pertamanya kau bertemu ibu, kan?"

"Aku hanya tremor... Sepertinya"

Levi tertawa kecil, kemudian ia membawa mobilnya pergi menuju pusat perbelanjaan di kota.

~~~

"Levi, apa kau yakin ibumu akan datang? Kenapa kau tidak menjemputnya?"

"Ibu bilang aku harus menunggu disini, Jeff yang akan mengurus ibu"

Mata Petra mulai mencari-cari keberadaan Nyonya Kuchel, barangkali ia sama sekali tidak menyadari Levi dan Petra disini, namun pandangan Petra teralihkan pada anak kecil yang sedang asik bermain bersama ayah dan ibunya.

Levi melihat gadis di hadapannya, sangat cantik pikirnya.

Sepertinya ia salah memilih spesies wanita, karena mana mungkin ada manusia secantik ini, dia pasti bidadari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya ia salah memilih spesies wanita, karena mana mungkin ada manusia secantik ini, dia pasti bidadari.

Levi mulai menyadari gadisnya sedang fokus memandangi sesuatu di sebelahnya

"Kau ingin juga, ya?"

Petra terkejut mendengar pertanyaan Levi, ia menutup wajahnya dengan tas selempang miliknya, "T-tidak tuh!"

"Kita bisa membuatnya sekarang juga"

BLETAK

"Jangan bodoh, kita bahkan belum menikah"

"Aku sudah pernah bilang padamu kan? Kalau kau ingin, aku bisa menikahimu kapan saja"

Perta cemberut, disamping itu akhirnya Petra melihat sosok yang ia tunggu-tunggu sejak tadi, Petra meraih tangan Levi dan menariknya menuju Ibunya yang tengah kebingungan di depan toko di sebrang sana

"Ah akhirnya, maaf ya aku terlambat"

"Tidak apa-apa ibu" Jawab Petra

Petra terlihat lebih tenang dari sebelumnya, namun di balik itu semua tangannya masih sedikit gemetar jika Levi perhatikan, karena itu Levi masih memegangi tangannya hingga saat ini

"Ada tempat yang ingin ibu kunjungi?" Tanya Levi

"Aku ingin... Aku ingin pergi ke salon"

Levi memijat pelipisnya, pasti akan memakan waktu yang lama, pikirnya.

"Aku tahu salon yang bagus disini, bu" Ujar Petra

"Oh ya? Shall we?"

Entah sejak kapan, Levi merasa dirinya mulai terabaikan, selain itu Petra dan Ibunya mulai akrab satu sama lain, namun posisinya saat ini Levi sedang duduk sendirian menunggu kedua malaikatnya yang tengah sibuk dengan rambutnya.

Levi merogoh saku celananya, mengeluarkan ponselnya dan mengirim sebuah pesan pada seseorang, tak lama kemudian datanglah asisten pribadinya, Jeff yang sebelumnya sedang menunggu di parkiran.

"Ada apa, boss?" Tanya Jeff

"Temani aku, rasanya aku menjadi kaum minoritas disini" 

Jeff tersenyum dengan cengirannya, baru kali ini ia melihat bossnya seakan menjadi babu seperti ini.

"Ini hal yang biasa, boss"

Levi melirik, "Apa?"

"Menemani wanita saat mereka memanjakan dirinya"

"Setelah menikah, boss akan terbiasa" Sambung Jeff

"Apa ini hal yang relevan?"

"Ya... Saya pikir begitu, istri saya juga sering mampir kesini" Jelas Jeff

"Kau sudah mengalami banyak penderitaan"

Jeff mengernyit, "Eheeh.. Tidak seperti itu"

~~~

"Bu... Aku akan mengantar Petra pulang" Ucap Levi setelah Kuchel keluar dari mobilnya

"Baiklah, hati-hati" Jawabnya sembari melambaikan tangannya

"Terima kasih untuk waktunya, ibu" Petra membalas lambaian tangannya

Kemudian keduanya menghilang dari sana, Kuchel tinggal di rumah Levi sebelumnya, disamping itu Apartement Levi sedang di kosongkan selama ibunya masih ada disini, atau mungkin ia hanya akan menggunakannya saat keadaan sedang genting.

"Lev.. Aku ingin coklat panas, bisa tolong berhenti sebentar disana?" Petra menunjuk salah satu caffe kecil di pinggir jalan

"Baiklah, aku akan menunggu di sini"

Petra mulai memasuki caffe kecil tersebut, ia berjalan menghampiri kasir dan melihat-lihat pilihan menunya, setelah menemukan yang ia inginkan, iapun segera memesannya.

"Permisi, aku ingin.. Eh?"

Petra terkejut ketika sang kasir menatapnya

"Ayle?"

"Huh?"

Till The End Of Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang