XIX

260 39 25
                                    

Rintikan air mulai membasahi pekarangan rumah Petra pagi-pagi sekali, hujan datang untuk membuka hari kala itu. Yang Petra lakukan? Ia sedang bersantai karena ini akhir pekan, tidak banyak pekerjaan yang harus ia lakukan.

Sebetulnya, sejak Petra pergi keluar kota ayahnya mengide untuk mempekerjakan asisten rumah tangga dan seorang tukang kebun, bagusnya lagi ternyata mereka berdua adalah sepasang suami istri dan baru saja dikaruniai buah hati, jadi mereka baru kembali bekerja hari ini.

"Nona, saya bisa buatkan tehnya untuk nona. Jadi nona tidak perlu membuatnya sendiri" Ujar Wendy yang tak lain adalah asisten rumah tangga yang Petra maksudkan

"Tidak apa-apa, Mrs. Wendy, aku biasa membuatnya sendiri" Jawab Petra sembari terus membaca majalah hariannya, ia tengah memperhatikan barang-barang baru yang muncul disana.

"Baiklah kalau begitu, saya permisi"

Sebelum Wendy kembali ke dapurnya, Petra mencegatnya dan meraih tangannya, berniat menahan Wendy lebih lama bersamanya.

"Mrs. Temani aku sebentar" Setelah mendapat perintah dari majikannya, Wendy mengambil bangku di samping Petra, membenahi dirinya disana dan mencoba bersantai sedikit

"Sejujurnya, saya lebih suka di panggil Wendy" Ujarnya

Petra masih memperhatikan majalahnya, kemudian ia mengangkat sedikit kaca matanya dan menatap wanita di sampingnya, "Baiklah, Wendy?"

Usia mereka memang tidak terpaut jauh, karena Wendy hanyalah lulusan SMA dan ia lebih memilih untuk mencari pekerjaan dan akhirnya menikah dengan Kizuma, tukang kebun di rumah Petra

Setelah selesai dengan lembaran terakhir majalah tersebut, Petra menaruhnya diatas meja tidak lupa dengan kaca matanya, kemudian ia mengalihkan posisi duduknya agar berhadapan dengan Wendy yang tepat berada di sampingnya.

"Wendy, bagaimana rasanya menikah?"

Wendy terkejut, sebenarnya ia sudah tahu perihal majikannya yang baru-baru ini di lamar oleh kekasihnya, tapi bukankah ini sangat mendadak untuk bertanya padanya?

"Menyenangkan, tidak buruk, dan... Sepertinya akan sulit tertidur lebih awal" Jelas Wendy

"Kalau begitu artinya tidak menyenangkan dong? Kenapa kita tidak bisa tidur lebih awal?" Jawab Petra panik

Kenapa semua opini dari orang-orang yang ia tanyai malah berdampak buruk bagi mentalnya, Jean bilang ia akan kehilangan sesuatu setelah menikah, kemudian Wendy berkata bahwa setelah menikah ia tidak bisa tidur lebih awal, kalau begitu artinya menikah bukanlah sesuatu yang baik untuk dilakukan, bukan?

"Nona sangat polos dalam masalah pernikahan, ya. Nona harus banyak di bimbing" Ujar Wendy

"Wendy.. Aku ingin tahu lebih banyak.. Apa saja yang harus di lakukan seorang istri pada suaminya?" Petra bertanya dengan puppy eyesnya, Wendy tak tahan melihat rasa ke'ingintahuan' majikannya, ya mungkin majikannya bukanlah orang yang belok sepertinya saat remaja

"Nona tidak belajar biologi saat masih di bangku SMA? Atau nona sama sekali belum pernah melakukan apapun dengan Tuan Levi?" Tanya Wendy

Pipi Petra memerah, tentu saja mereka sering melakukan hal-hal lain, "Um.. M-mungkin ciuman-ciuman, sejauh ini hanya itu yang kami lakukan" Jawab Petra malu-malu

Wendy menatap majikannya dengan wajah datar, "Itu saja?"

Petra mengangguk malu sembari mengerucutkan bibirnya dan memainkan kedua jari telunjuknya, memangnya apa lagi yang harus mereka lakukan?

"Saya bahkan hamil duluan sebelum menikah dengan Kizuma" Lontar Wendy yang berhasil membuat mata Petra membulat sempurna

"H-hamil? Sebelum menikah? Itu dia! Bagaimana caranya menghasilkan anak?"

Till The End Of Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang