IX

218 45 10
                                    

Levi baru saja menyelesaikan tumpukan file di hadapannya yang rasanya semakin hari semakin menyulitkannya. Tapi mau tidak mau itu semua adalah tanggung jawabnya, ia pernah berfikir sesekali untuk melepas penatnya dan pergi berlibur, namun sayangnya hal itu belum sempat ia wujudkan hingga saat ini.

Levi mencoba meraih ponselnya, ia berniat menghubungi Petra siang itu

"Halo?"

"Petra, how's your day?"

"Not bad, i guess"

"Aku butuh istirahat, bagaimana kalau jalan-jalan?"

"Levi, Jalan-jalan bukanlah istirahat. Lebih baik kau pergi ke spa atau semacamnya"

"Aku tidak akan melakukannya"

Hening, perbincangan berakhir begitu saja. Ini aneh, Petra mengurangi porsi bercakapnya hari ini.

"Petra, something happen?"

"Yeah.. I mean no. Im good"

"Tidak ada pemotretan hari ini?"

"Tidak, im just.. Laying in my bed"

"Makan siang?"

"I've already do that like 10 minutes ago"

"Good"

"Levi.."

"Hm?"

"Aku ingin menceritakan sesuatu"

"Kau bisa berbicara apapun padaku"

"Tapi kau harus berjanji untuk 'tidak akan' marah setelahnya"

Levi mengangkat bahunya, "Baiklah, i promise"

"Can we have a dinner? I'll tell the story"

"At my room"

"Apa?"

"Siapkan dirimu"

"Wh- Lev-"

Tutt tutt

Sambungan terputus, Levi tersenyum setelah berhasil mematikan panggilannya secara sepihak, ia mulai membuat rencana untuk dinner bersama Petra malam nanti.

~~~

Petra masih tidak percaya dengan apa yang Levi katakan saat dalam sambungan tadi siang, kini ia tengah berdiri tepat di depan apartement milik Levi karena Levi sendiri yang menyuruhnya untuk datang kemari

Petra yakin yang ia minta adalah sebuah acara makan malam diluar, bukan makan malam yang lain. Tiba-tiba, seseorang muncul dari balik pintu apartementnya, menampilkan sosok lelaki dengan kaos oblong dan kolornya

"Oh, Petra" Levi merangkul dan menarik Petra masuk ke dalam

Kemudian Petra terkejut melihat ruang tamu apartementnya berubah menjadi sesuatu yang.. Romantis?

"Levi.. Apa ini?"

"Kau bilang ingin dinner kan?"

Petra menatap meja bundar di tengah-tengah ruangan dan bangku yang tampak berhadapan disana, dan sebuah lilin ditengah meja tersebut, suasana apartementnya sedikit gelap namun ada sedikit pencahayaan dari lilin-lilin yang Levi letakkan di meja dan lantai.

Petra menatap Levi, ia merasa ini terlalu berlebihan, ditambah lubuk hatinya kini tengah berteriak kencang sekali.

"Levi.. Butterfly in my stomach"

Levi tertawa kecil, "Kalau begitu silahkan duduk" Levi mempersilahkan Petra untuk duduk diatas bangku tersebut

"Aku harus ganti baju" Ucap Levi

"Kenapa? Kaos oblong dan kolor tidak masalah, kalau begitu berikan aku kemejamu" Petra bangkit dan berjalan menuju kamar Levi, mengambil beberapa kemeja miliknya yang tampak kebesaran saat Petra kenakan, ia membuka celana jeansnya dan menyisakan celana pendek berwarna hitam.

"Selesai" Ucap Petra sembari membuka tangannya lebar-lebar, kemejanya jadi terlihat sangat kebesaran saat ia melakukan hal itu

"Kemejamu besar sekali, Lev" Petra menggulung tangan kemeja tersebut menjadi 1/4

"Kau yang sekecil kutu"

Akhirnya mereka terduduk saling berhadapan di sana,"Sepertinya kita adalah pasangan yang aneh, dinner macam apa dengan pakaian seperti ini" Ucap Levi

"Ini Epic! Orang lain belum tentu melakukannya"

Kemudian Jeff datang membawakan hidangan pembukanya, "Silahkan"

Petra menatap Levi, "Hoh? Rupanya Jeff ikut berkontribusi"

"Ini adalah ide boss besar" Jelas Jeff sembari menuangkan anggur pada gelas keduanya

Petra mengangkat bahunya, kemudian ia memperhatikan sekali lagi keadaan di sekelilingnya, "Hmm.. Kau pasti melakukannya dengan keras"

"Aku lakukan hanya untukmu"

Keduanya terhanyut bersama, melupakan tujuan awal Petra mengajak Levi makan malam bersama hari ini. Selain itu, Petra tidak mau menghancurkan suasananya jadi ia memilih untuk memendamnya sendirian.

Diujung malam, Levi dan Petra berakhir dengan menatap rembulan bersama dari balkon apartementnya, cahayanya tidak terlalu terang namun menjadi dominan karena lampu perkotaan sedang redup kala itu.

"Petra..."

Petra menoleh, "Hm?"

"Menikahlah denganku"

Petra terkejut hingga jantungnya hampir saja terlepas dari sana, "A-apa? B-bicara apa barusan?"

Kemudian Levi merogoh saku celananya, dan menyodorkan kotak kecil berwarna merah, ia membukanya perlahan dan dilihatnya cicin dengan batuan berlian yang sangat indah

Petra tersipu, ia menutup bibirnya tak percaya. Levi bahkan sampai melamarnya malam ini.

"Levi... Kau serius?"

"Aku tidak pernah seserius ini"

Petra terdiam, Levi masih menunggu jawabannya, hingga akhirnya Petra menjawab bersama dengan jatuhnya air bening dari pelupuk matanya, "A-aku mau.. Lev.."

Levi memasangkan cicin tersebut pada jari manis Petra, Levi merasa semuanya adalah mimpi, menikahi cinta pertamanya yang bertahan hingga saat ini adalah sebuah keberuntungan baginya, terima kasih pada dewi Fortuna dan Aphrodite

Levi mengecup pelan dahi gadis di hadapannya, kemudian ia menyeka air matanya

"Ayah benar-benar akan memiliki cucu" Ujar Petra

"Aku tidak akan melakukannya sebelum menikah, Petra"

"Ya.. Aku tahu.. Padahal aku sangat ingat betapa ganasnya dirimu saat dulu kita berdua berada di basement sekolah"

Levi tersenyum, "Kau mengingat segalanya"

Till The End Of Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang