- Author POV -
"All.. Less.. Sssia...?"
Jullian menatap tak berkedip. Sesosok gadis cantik, bermata biru dengan hidung mancung mungil sukses membuatnya mati kutu. Rambut coklat ikalnya tergerai sempurna, membuat penampilan gadis itu tampak anggun dan dewasa diusianya yang baru 17 tahun. Jullian shock, lidahnya mendadak kelu.
Jullian luarbiasa kaget, antara terkejut dengan kemunculan Alesia -- yang entah bagaimana bisa -- dikantor ini, dan dengan penampakan Alesia yang jauh dari perkiraannya. Dia menyangka akan mendapati gadis remaja dengan penampilan unyu ala anak SMA pada umumnya. Bahkan difoto yang diberi Kakeknya, penampilan Alesia jauh dari yang dilihatnya sekarang. How it could be..??
Deheman Mr. Douglas menyadarkan lamunan Jullian. Alesia menghela lega.
"Well, Jullian,Kakek rasa kau perlu berkenalan lebih dulu sebelum kita berbincang lebih jauh." Mr. Douglas menatap Jullian memaksa, membuatnya harus mengalah pada harga dirinya.
"Jullian Xavier Leonard." Jullian menyodorkan tangannya. Sebuah senyum simpul tersungging di wajahnya yang gugup.
Alesia sejenak kaget. Bagaimana bisa Jullian memakai nama keluarga Leonard dalam namanya? Mereka baru saja dijodohkan, tapi kenapa Jullian berani-beraninya memakai nama itu?!? Alesia menggeram tak suka dalam hati.
Alesia merasa enggan menerima uluran tangan Jullian, tapi matanya bisa melihat isyarat perintah tak terbantahkan dari mata Kakeknya. Alesia pun ikut mengalah, menjabat erat genggaman Jullian sebagai salam perkenalan.
"Alesia Belinda Leonard."
Mata mereka bertemu, keduanya menatap dan menilai satu sama lain.
"Maafkan aku, karena sudah membuatmu menunggu sangat lama dibandara. Aku benar-benar menyesal. Maukah kau memaafkan aku?" Jullian menatap penuh permohonan, membuat Alesia terpaksa mengangguk penuh pengampunan.
"Baiklah, kau kumaafkan. Tapi tolong jangan lakukan itu lagi ya? Aku hampir disangka teroris karena menunggumu selama hampir 2 jam sendirian." Alesia mengerucutkan bibir, membuat Jullian tak kuasa menahan senyumnya.
"You're cute." tanpa sadar Julian menyuarakan pikirannya. Alesia menoleh secepat kilat, melayangkan tatapan paling menusuk. Mr. Douglas terbahak mendengar perkataan Jullian barusan.
"I've told you, you're gonna love our adorable Princess." Jullian membuang muka, menutupi rona malu dari wajahnya karena kalimat keceplosannya tadi.
"Baiklah, mungkin selama disini Kakek tidak akan banyak menemanimu Alesia, karena malam ini Kakek akan ke New York untuk beberapa hari. Jadi selama liburanmu disini, Jullian yang akan menemanimu kemanapun dan kapanpun." Mr. Douglas bicara sambil menatap keduanya, menilai ekspresi masing-masing.
"Kakek akan membiarkan kalian saling mengenal lebih jauh, jadi Kakek memutuskan selama di Indonesia kau akan tinggal dirumah Jullian."
Jullian dan Alesia terperanjat dengan kalimat Mr. Douglas. Keduanya memprotes dari tatapan.
"Keputusanku sudah bulat, tidak akan berubah dan tidak ada perbantahan. Lagipula aku kesana untuk mengurus pernikahan kalian. Aku sungguh tak sabar mewujudkan keinginan Orland, dia pasti sangat senang bila tau Princess nya akan menikah muda." Mr. Douglas tampak menerawang, senyum tipis muncul disudut bibirnya.
Alesia hampir membantah, namun seketika wajah penuh emosinya meredup mendengar nama Papanya disebut. Ya, Alesia sangat mencintai Papanya. Sepeninggal Papanya, Alesia menjadi sensitif bila mendengar nama Papanya disebut. Bagaimanapun selama ini Papanya itu bersikap begitu keras padanya, tapi Alesia mencintai Papanya. Dan kepergian Orland yang tiba-tiba ini tentu saja menghancurkan perasaan putri semata wayangnya itu. Alesia sekarang yatim piatu. Dan hanya Mr. Douglas lah keluarganya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Engagement
RomancePernikahan harusnya menjadi hal yang sakral dan penuh cinta, tapi tidak bila pernikahan itu atas dasar perjodohan. Dan lebih gila lagi, bila harus dijodohkan dengan saudara angkat yang tidak pernah dikenal sebelumnya. Akankah pernikahan itu bisa mem...