Part 10 : The Reason Why...

1.1K 51 8
                                    

- Author's POV-

Alesia dan Jullian saling melempar pandang, menerka apa yang akan disampaikan Mr. Douglas selanjutnya pada mereka. Mereka diam-diam mengharapkan hal yang sama; batalkan perjodohan konyol ini!

"Kakek menyesal harus menyampaikan ini, tapi sepertinya..."

Mr. Douglas tampak ragu melanjutkan kalimatnya, sementara Jullian sudah menahan napas saking tegangnya.

"Sepertinya pernikahan kalian harus ditunda sementara..."

"WHAT...?!?"

Jullian dan Alesia memekik bersamaan, kemudian saling melempar tatapan tak percaya. Mr. Douglas makin takut bila Alesia benar-benar jatuh dalam pesona Jullian. Dilain sisi, baik Jullian dan Alesia berteriak kegirangan dalam hati.

"Ehm.. Maksud Kakek, pernikahan kami akan dibatalkan, begitu?" Ada nada khawatir dalam suara Alesia, dia takut Kakeknya yang ibarat singa jantan ini akan berubah pikiran lagi dengan cepat.

"Eh, itu.. Sebenarnya tidak dibatalkan, tapi Kakek ingin mengundur hari pernikahan kalian." Mr. Douglas sekarang benar-benar ketakutan. Dia justru mengira Alesia benar-benar menginginkan pernikahan ini.

Jullian tampak berpikir, tentu saja dia senang karena tidak dalam waktu cepat dia harus menikahi gadis belia yang menyebalkan ini. Tapi pembatalan pernikahan secara tiba-tiba, sungguh bukan gaya seorang Douglas Leonard. Apa yang sebenarnya sedang direnanakan kakek tua ini?

"Kek, maafkan aku apabila ini lancang. Tapi kenapa ditunda? Apakah ada sesuatu yang sudah terjadi?" Jullian menyela, matanya sekilas menangkap ekspresi kaget diwajah pria tua itu.

"Ehem.. Itu. Tidak apa-apa. Aku akhirnya berpikir kalau aku sedikit konyol dengan membuat keputusan menikahkan kalian secara terburu-buru."

Alesia menatap Jullian sepintas lalu. Dalam hati dia bersyukur pernikahan ini tidak akan berlangsung dalam waktu dekat. Ini akan memberinya waktu untuk menyusun kembali rencana agar bisa membuat Jullian gagal menikahinya nanti.

"Tapi... Aku berencana membiarkan kalian saling memahami terlebih dahulu. Aku yakin itu pasti sedikit lebih baik daripada membiarkan kalian menikah dan tidak saling mengenal di awal. Bagaimanapun, kalian berdua adalah harapan terakhirku dalam meneruskan nama keluarga Leonard."

Hening setelahnya. Jullian dan Alesia masih bersorak dalam hati, merayakan batalnya rencana pernikahan mereka. Dilain pihak, Mr. Douglas tampak muram. Kekuatirannya akan hubungan Alesia dan Jullian makin menjadi. Sekarang yang ada dalam pikirannya adalah menemukan lelaki itu, tunangan Alesia yang semenjak awal sudah direncanakan.

"Jullian..." Mr. Douglas menggumam pelan, tapi nada suaranya langsung menyentak kesadaran Jullian.

"Yes, sir. "

"Aku ingin berbicara dengan Alesia, berdua saja. "

Nada pengusiran yang terang-terangan dipakai Mr. Douglas membuat Jullian mau tak mau harus bangkit. Jullian berdiri, kemudian membungkuk sopan pada Mr. Douglas.

"Saya permisi dulu, Sir. Nanti akan saya minta pelayan untuk mengantarkan kopi kesukaan anda."

Mr. Douglas tersenyum kecil ketika melihat punggung Jullian yang sudah berjalan membelakangi mereka. Anak itu selalu saja bersikap sok cool, batinnya dalam hati.

"Apa yang ingin Kakek bicarakan?" Alesia menatap tak sabar pada sosok didepannya.

Mr. Douglas terkekeh pelan, kemudian mengeluarkan secarik amplop. Amplop berwarna coklat tua itu sudah lusuh, warnanya nampak memudar dan disudutnya mulai terlihat robekan-robekan kecil. Alesia menatap bingung pada kakeknya.

The EngagementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang