Part 8 : All The Plans Againts You

1.3K 51 5
                                    

- Author's POV -

Suara derap langkah kaki terdengar di lorong. Seorang wanita muda merapikan pakaiannya sejenak sebelum mengetuk pintu kayu kokoh dihadapannya.

"Come in."

Wanita tersebut berjalan ke tengah ruangan, menatap sosok yang sedang duduk di meja kerjanya sambil meminum segelas whisky.

"So, how's the progress?"

***

Jullian menyandar dengan lelah disofa tempatnya duduk sekarang. Matanya menatap dengan miris pada apa yang digenggamnya. Inikah yang disebut cuti? Ya ampun, ini sih bencana!!

Seperti kebanyakan wanita lainnya, Alesia juga ternyata penggila belanja. Dan yang paling disesali Jullian adalah karena mengajukan penawaran konyol pada gadis itu; menemaninya shopping!

Oh Tuhan, adakah yang lebih buruk bagi lelaki selain menemani wanita belanja?!?

Jullian merasa seperti sedang dikerjai, mungkin daripada calon suami Alesia, dia lebih mirip seperti pesuruh. Dan dengan seluruh kantong belanja dalam genggamannya, Jullian hanya bisa mengikuti kemana langkah kaki gadis itu bergerak.

"Hey, sudah selesai belanjanya? Aku lapar, ayo kita makan sesuatu dulu."

Jullian menatap malas ke Alesia yang sedang mencoba pump heels berwarna merah marun.

"Sepatu ini bagaimana? Bagus tidak?" Alesia berdiri dihadapan Jullian, sementara yang ditanya hanya manggut-manggut mengiyakan.

"I'll take this one too. And let's call it a day. Sepertinya perutku juga butuh sedikit asupan kalori. Setelah itu kita lanjut belanja lagi ya."

Alesia berjalan mendekati Jullian, dan dari tatapan matanya Jullian paham apa maksudnya. Dengan malas Jullian bangkit menuju kasir, mengeluarkan kartu debit berwarna keemasan dan membiarkan pramuniaga menggesek kartu itu. Jullian bahkan lupa sudah berapa kali kartu keemasan itu digesek oleh mesin yang berbeda-beda.

Alesia menunjuk cafe diseberang toko sepatu itu, dan tanpa aba-aba berjalan mendahului Jullian yang bahkan sudah hampir pingsan karena kelaparan.

Hari ini benar-benar bencana! Jullian mengumpat dalam hati sambil menyeret langkahnya mengikuti Alesia.

***

- jadi kau memang sengaja mengerjainya ya? Dasar gadis jahat! What a poor guy... -

Alesia tersenyum geli membaca pesan itu. Indah Mahadyana Pramadani, sahabat masa kecilnya yang kini tinggal di Australia untuk menyelesaikan S1 nya. Indonesia tak menyisakan banyak alasan bagi Alesia untuk kembali, termasuk sahabatnya satu ini.

- Lol... I don't care about his feeling. Aku punya alasan penting mengapa aku harus membuatnya menderita seperti itu.."

Alesia meletakkan ponselnya, mengambil segelas jus diatas meja dan berjalan menuju balkon. Dia bisa melihat Jullian yang sedang dikolam renang, gerakan tubuhnya yang timbul tenggelam membuat riak air terlihat cantik dari atas balkon.

Ya, dia memang sengaja ingin mengerjai Jullian. Alesia masih ingat apa yang menjadi tujuan utamanya berkunjung kemari. Pernikahan itu takkan mungkin berlangsung, dan demi hal itu Alesia akan melakukan apapun. Hampir setiap harinya Alesia bertingkah konyol dan menyebalkan, namun sepertinya Jullian masih belum bergeming. Bahkan setelah rencana belanja kemarin gagal, Alesia masih harus menyusun rencana lainnya sebelum dia kembali ke negara asalnya lusa esok.

"What should I do to make this stop..?" Alesia menggumam sambil menatap Jullian yang berjalan keluar meninggalkan kolam.

***

Jullian baru saja selesai mengganti pakaiannya, olahraga ringan hari ini membuat mood-nya jadi sedikit lebih baik. Setelah berhari-hari tinggal bersama Alesia, Jullian merasa tubuhnya lelah jiwa dan raga. Terlebih setelah insiden belanja kemarin, Jullian merasa dia benar-benar lelah. Gadis itu tau dengan baik caranya menyiksa para lelaki!

Ting!

Jullian baru saja akan membuka handle pintu kamarnya ketika ponselnya berdering. Ah, pesan dari Kakek! Jullian berhenti sejenak untuk menarik napas sebelum membaca pesan itu.

- Jullian, aku akan kembali malam ini. Kuharap kau tidak mengacau dengan tuan putriku."

Ada rasa bahagia ketika Jullian membaca pesan itu. Bahkan ini pertama kalinya Jullian merasa kembalinya Kakek adalah kebahagiaan baginya. Setidaknya semua bencana ini akan berhenti sementara ketika Kakek kembali.

Jullian kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celananya dan berjalan keluar kamar. Sepertinya akan jadi kejutan kalau hal ini dirahasiakan dari Alesia. Dia tau kalau gadis itu juga tidak menyukai keberadaan Kakeknya. Senyumnya mengembang penuh kemenangan.

"Hey Princess, I have a surprise for you..." Jullian tersenyum miring sambil menatap pintu kamar Alesia.

===========================

Annyeonghaseyo... ^^

Iya tau kok kalo apdetnya lama, trus authornya juga lama bales komen, maap deh... :'(

Ceritanya makin gaje, makin lama apdet dan (sedikit) kurang panjang, tapi author seneng loh masih banyak yang baca cerita ini :')

Gak pernah bosen bilang makasih buat nyempetin baca cerita ini dan nge-vote, cerita ini emang didedikasiin buat kalian #kisskissalasyahrini

The EngagementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang