14. My Lecturer My Husband

194 20 2
                                        

Selamat datang kembali, kisah Kiara Neill semakin menarik. Terus berikan dukungan kalian untuk karya saya ini 🥳🥳

Selamat Membaca

.

Neill POV

Malam ini keluarga besar aku akan datang bertamu ke rumah Om Rendi, melanjutkan pembicaraan tentang acara ke depannya. Aku sendiri hanya ikut saja, biarkan orang tua yang menentukan tanggalnya.

Sejujurnya aku sangat bahagia sekali sejak aku resmi bertunangan dengan Kiara, sang pujaan hatiku. Sampai-sampai aku sendiri tidak tahu harus mengatakan apalagi selain rasa syukur bahagia, karena terlalu bahagia aku tidak tahu kalau Bunda sedang duduk manis memperhatikan tingkah konyol ku.

"Bunda sejak kapan ada di kamar aku?"

"Hhmm, entahlah," terang Bunda seakan dia tergelitik dengan aksiku.

Aku berjalan menghampiri Bunda lalu aku duduk bersimpuh, dengan lembut Bunda mengelus rambutku. Aku pasti akan rindu dengan belaian tangan ini yang semakin tua karena usia, sesayang itu aku terhadapnya.

"Apakah sekarang kamu sudah merasa lega karena berhasil mendapatkan cinta sejati kamu?"

Aku menutup mataku merasakan sentuhan lembut Bunda.

"Sangat lega sekali,Bun. Walau diawal aku sedikit takut kalau Kiara tidak datang saat malam itu."

"Bunda ikut senang dengan pilihan kamu, Kiara anak yang baik, lucu dan periang. Jadi jangan coba-coba kamu menyakiti perasaan wanita yang kamu sayangi, Bunda dan juga Tante Maura akan maju terdepan."

Mendengar itu aku tersenyum tipis, tentu saja hal itu tidak akan pernah terjadi. Aku akan menyayangi dan juga mencintai Kiara dengan setulus hati sampai rambutku suatu saat nanti akan memutih.

"Bunda tenang saja, aku bukan tipikal pria seperti itu. Aku mau siap-siap dulu, malam ini aku ada janji dengan Kiara."

"Seperti biasanya, kami itu memang bisa diandalkan. Baiklah, hati-hati saat menyetir mobilnya. Sampaikan juga salam Bunda untuk keluarga Kiara."

"Siap laksanakan, Bunda."

Dengan cepat aku berdiri lalu membantu Bunda bangun.

"Hampir saja Bunda lupa, di kulkas ada satu box puding. Nanti kamyi kasihkan ke Tante Maura ya."

"Iya, Bunda."

Setelah Bunda keluar kamar, aku bergegas berganti pakaian.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Lecturer My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang