Kembali - (Chapt 2)

67 9 0
                                    

"Hoaaahh.. home sweet home.. lama sekali aku tidak datang ke rumahku sendiri," kau menatap sekitar, kemudian duduk di ayunan di bawah pohon rindang halaman rumah.

"Iya, 5 tahun, bagaimana itu bisa sebentar," dia mencibirmu, "hoy ayo masuk."

"Hei, jangan pundung seperti anak-anak," kau tertawa, "aku masih ingin di sini."

"Aku tidak pundung, aku sangat merindukanmu tahu," ucapnya cemberut, ikut duduk di bawah pohon, menjeplak begitu saja di rerumputan di bawahnya membuatmu gemas, turun ke rerumputan dan mencubit pipinya.

"Aw~ itu sakit," ucapnya masih cemberut.

"Ohoo... lihat betapa menggemaskan bayi besar ini.. merindukanku hm? Hahaha.. aku juga sangat merindukanmu.." ucapmu menggesekkan hidungmu ke hidungnya.

"Kau 5 tahun ini ke-"

"Ambilkan aku air sana," usirmu, memotong perkataannya.

"5 tahun aku jadi tukang bersih-bersih rumah kau sekarang aku harus jadi pembantumu he?," dia mengacak rambutmu kasar, membuat rambutmu berantakan dan kusut

"Oit, kau membuatnya berantakan," kau buru-buru merapikannya.

"Tetap cantik," ucapnya kemudian menyilangkan jari tengah dan telunjuknya, mengatakan lewat bahasa tubuh, Tapi bohong!

Kemudian masuk ke dalam rumah mengambilkanmu air minum, menghindari bogemanmu, tertawa.

"Nih," tangannya terulur memberimu air minum.

Kau menerimanya, bukan meminumnya, kau menyiram kepalamu, membuat bajumu sampai ikut basah.

"Masih sama heh? Sudah kuduga bakal begini. Untung aku bawa handuk."

Kau nyengir tanpa dosa, akhirnya, setelah 5 tahun, kau bisa kembali, setidaknya untuk melihat senyumnya. Senyum yang selalu kau rindukan, selalu ingin kau miliki, selalu ingin kau jaga. Tapi kau tidak bisa selalu melakukannya. Sayang sekali. Tapi biarlah, setidaknya untuk saat ini, kau bisa melihatnya, menikmatinya. Senyum kawan-mu.

- To be continued

Ujung Dunia [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang