5 Tahun yang Lalu - (Chapt 3)

49 10 2
                                    

Maafkan aku, Kawan.
Maafkan sobatmu ini.
Aku minta maaf. Jika kau tak mau memaafkanku, itu bisa dimengerti.
Tapi ini juga bukan keinginanku.
Tenang saja aku janji aku akan kembali, walau aku tidak tahu kapan. Aku janji, aku akan kembali.

Tak perlu repot mengejarku, Kawan. Tak perlu juga kau cari aku. Aku sudah di bandara saat kau membaca surat ini.

Maaf, Kawan, aku terlalu penakut untuk mengatakan "Selamat tinggal" secara langsung padamu. Tapi aku pastikan ini bukan benar-benar selamat tinggal. Ini hanya sementara.

Jika bukan sementara pun bukan masalah. Kau bisa dengan mudah menemukan 'teman', Kawan.

Uhm, anyways, good bye.

Tertanda Kawan-mu.

"Tidak, tidak, ini bercanda kan, Kawan?" dia tersenyum miris menatap secarik kertas ditangannya, surat darimu, yang dia temukan di atas nakasnya saat terbangun.

Kawan macam apa membuat kawannya macam kehilangan harapan heh? Dasar kau. Aku sudah lama tidak menangis tahu.

Air matanya mengalir di pipinya, tapi dia segera mengusap air matanya kasar, kemudian melancarkan bogeman ke pintu kamarnya sendiri.

...
...

Kau menatap keluar pesawat, tersenyum pahit, mengingat kembali perbuatanmu semalam, menyelinap ke dalam rumahnya, menempelkan begitu saja surat perpisahan itu di atas nakas kawanmu.

Kau tidak ingin melihat air matanya. Kau tidak sanggup senyuman itu luntur. Senyuman yang ingin sekali kau miliki.

"Saat waktunya, Kawan, kita bisa bersama lagi.. Aku akan kembali. By the way aku harap pintumu baik-baik saja," gumammu tertawa getir.

Tingkahmu itu...
Membuat orang di sebelahmu menepuk pundakmu, "Hey apa kau baik-baik, saja?"

Kau menoleh, melihat seorang pria yang sepertinya umurnya hanya beberapa tahun di atasmu.

Kau menggeleng perlahan, "Uhm, maaf, saya hanya merasa sedih."

"Kau tampak pucat," orang itu tampak khawatir.

"Ah, aku lupa sarapan, aku akan membeli makanan nanti."

"Ah.. bisa dimengerti, aku tak akan mengganggu."

Kau kembali ke lamunanmu, menatap luar jendela pesawat. Kau tidak ingin meninggalkannya, tapi ini bukan keinginanmu. Kau hanya ingin melindunginya. Karena kau tahu, kau telah ditargetkan oleh seseorang.

"Aku tidak salah," gumammu.

- To be continued

Ujung Dunia [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang