Kau memeluknya erat sekali. Begitu juga dia yang memelukmu tak kalah erat.
"Kau ternyata memang sehebat itu, Kawan!" teman-mu itu tersenyum lebar. Pelukan kalian terlepas setelah kalian kehabisan nafas masing-masing.
"Kau juga! Serius, aku tak mengira kau sehebat itu bertarung!" kau berseru mengacak rambutnya.
"Oi, omong-omong apa alasannya ingin menangkapmu?"
"Ah, itu.. aku sebenarnya objek percobaan."
"Mereka melakukan eksperimen pada manusia?!" sobat-mu melotot kaget.
"Ya. Mereka menjadikan manusia sebagai alat tempur. Tapi yah, aku kabur di umur 7 tahun dan aku bertemu denganmu. Lalu, Buff! Ingatanku menghilang. Dan di sinilah aku. Bersamamu," jelasmu panjang lebar.
Dia mendengarkanmu, manggut-manggut tersenyum, "Setidaknya kau baik-baik saja, sekarang. Iya kan?"
"Ya! Tentu saja!"
"Um, soal pertanyaanku tadi..," dia memalingkan wajahnya, "jawabanmu.. apa kau serius?" dia menggigit bibir, semburat merah tipis tampak di pipinya.
Kau terkekeh melihat tingkahnya, kemudian menghela nafas panjang.
"Kenapa aku harus bercanda untuk mendapatkan senyum yang selama ini memang ingin aku miliki?"
Perkataanmu membuat wajahnya memerah sempurna, "Oho~ Big Baby.. menggemaskan sekali kau ini~" kau mencubit pipinya yang sudah semerah kepiting rebus.
"Diam."
"Lihat wajahmu merah~" kau terkekeh menggodanya.
"DIAM! AKU TIDAK MALU!"
"Yang bilang kau malu memangnya siapa?"
Blush!
Kakimu sudah dijahit dan diperban.
Kalian tadi segera ke rumah sakit terdekat setelah selesai dengan urusan di ruangan berbentuk balok ukuran 20m×20m×10m itu.
Kini kalian dalam perjalanan, melintasi padang rumput untuk kembali ke tempat kalian datang ke negara ini.
Kau berusaha berlari walau terpincang, tertawa-tawa.
"Kembali! Hei dasar menyebalkaaannn-!!!!" teriakan sobat-mu menggelegar, lantas mengejarmu.
"Oho~ tangkap aku!" teriakmu menantangnya.
"Yeah! Dan aku akan menggendongmu seperti memanggul karung beras jika aku berhasil menangkapmu!"
"Coba saja!" kau menjulurkan lidah.
Kau dan dia berlarian sepanjang sore, sampai berakhir kalian bergulingan di rerumputan, berhenti sejenak untuk menikmati sunset.
Senja indah kesekian yang kini terasa lebih indah dari biasanya.
Yeah, tentu saja.
Karena ada orang yang kau sayangi di sini.
Ah dan soal kejadian saat umurmu 7 tahun di hutan itu, kau tetap tidak mengingatnya entah kenapa.
Entahlah, firasatmu mengatakan itu ide buruk untuk mengingatnya, sebaiknya kau TIDAK mengingatnya...
...
..."Aku akan berada di sampingmu, bahkan jika itu sampai ada di ujung dunia. Aku ingin berada di sana, di sampingmu, [Name]." - teman-mu - Nelio Kennard.
"Yeah, berlaku begitu juga sebaliknya, Nel."
...
...- Ujung Dunia, chapter 15 -
- The End -
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujung Dunia [Lengkap]
Fantezie"Akan kucari bahkan jika harus sampai ujung dunia," ucapnya tegas menatapmu dalam. Ucapannya penuh kesungguhan. Dia tak ingin kehilanganmu. Tidak, tidak untuk kedua kalinya. Kemarin aku melihat keluar jendela kaca Ada banyak bunga yang layu I love y...