Part 5 ~ Rabbit

433 40 5
                                    

"Pagi sayang" ujar coneg dengan senyuman yang kata temen temen gue dapat buat mereka meleleh. Es krim kali meleleh.

"Sayang sayang pale lo peyang" ujar gue galak.

"Ciee yang pagi pagi udah galak, makin menarik aja lo yang" ujar coneg. Dia habis sarapan apa sihh, denger omongan dia pengen muntah gue.

"Diem lo" ujar gue

"Eh gue mau pamitan dulu sama keluarga lo, biar gue ngak dikira pencuri" ujar coneg sambil turun dari motornya.

Ohh nooooo !!!!! Big big no. Kalok dia pamitan. Sumpah pasti hidup gue bakal terus terusan jadi bahan ejekan kakak kakak alay gue.

"Ng ng ngak usah, kita langsung cabut aja" ujar gue dengan menarik coneg yang udah di depan pintu rumah gue supaya balek ke motornya.

"Udahlah tanggung gini, sekaligus mau kenalan sama calon keluarga" ucapnya dengan mengerlingkan matanya. Idihhh najes tralala dia jadi keluarga gue. Bisa kiamat dunia, ok fix gue lebay.

Dia pun mengetuk pintu rumah gue. Ok Stev siap siap neraka dunia menantimu. Huhhhh tarik nafas buang tarek nafas bu...

Ceklek

Pintu pun dibuka oleh kakak nyebelin gue, yap ka Friska.

"Selamat pagi kak" ujar coneg sopan plus sok manis. Idihhh jijik banget gue.

"Pagi juga" ujar kakak gue dengan tersenyum. Senyum yang gue tau artinya apa. Huhhh tabahkan hatimu Stev siap siap dibully oleh kakak sendiri.

"Gue Tama kak, mau minta izin jemput Stevani" ujar Tama dengan mengulurkan tangannya ke kak Friska.

"Ohhh gue Friska Liona Grance, panggil aja kak Friska, gue kakak ke-2 nya Stevani" ujar kak Friska dengan menyambut uluran tangan coneg. Huhh ngak usah sepanjang itu kali kak infonya.

"Ya udah kalok kayak gitu, masuk dulu lah sekaligus makan makan" ujar kak Friska mempersilahkan coneg masuk. No ini ngak bisa dibiarin, nanti sore aja neraka nya untuk sementara biarin gue bebas dulu.

"Ngak usah lah, kami mo langsung cabut aja lah" ujar gue cepat.

"Lho kan, masik ada waktu 45 menit dan jarak dari sini ke sekolah cuman 15 menit pasti ngak bakalan telatlah, lagi pula kan kalian naik motor" ujar kak Friska. Huhhh alasannya pas banget lagi. Gimana cara mo ngelak cobak.

"Iya betul itu, udahlah Stev, gue jugak ngak enak nih nolak permintaan kak Friska" ujar coneg.

Mereka pun masuk ke rumah gue. Huffttt bersiap siap lah neraka. Gue datang. Gue pun berjalan mengikuti mereka menuju ke ruang makan.

"Pagi om, tan, kak, bang" ujar coneh dengan menyalami tangan mereka satu persatu.

"Ohhh pagi" ujar mereka kompak. Huhh kekompakan ini lah yang bikin gue tersiksa.

"Saya Tama, saya mau minta izin jemput Stevani" ujar Tama sopan.

"Ohhh ya udah duduk aja, sarapan roti dulu" ujar mama dengan mempersilahkan Tama duduk.

"Hehehe iya makasih tante" coneg pun duduk disamping gue sambil mengambil roti yang diberikan mama. Adohhh keluarga gue nie jangan terlalu baik napa sam coneg. Kalok kayak gini tross malah makin ngelunjak dia.

"Hmmm hmm baru kali ini lho si Stev bawak cowok Tam" ujar kak Friska dengan wajah yang sok manis itu. Wajah yang pengen gue bejek, untung dia kakak gue kalok ngak behhh udah gue tendang tuh ke galaksi Bimasakti.

"Gue ngak bawak ya, dia aja yang maksa" kesel banget gue sama kakak gue satu ini. Tama hanya bisa tersenyum sopan. Uwekkkk pura pura sopan lagi. Plastik mana plastik....

Gue Normal !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang