Part 10 ~ Aneh Lagi

350 32 4
                                    

"Huhhhh akhirnya siap jugak hias madingnya" ujar gue lelah.

Capek tau. Bayangin kami musti milih karya karya yang paling bagus diantara karya karya yang lain. Udah gitu ditempelin di mading plus dihias. Pokoknya ribet. Gue saranin kalian jangan melakukan perbuatan ini, berbahaya dapat menyebabkan kelelahan, kelesuan dan lainnya.

"Iya bener tuh, sampek sore kita ngerjainnya" timpal Ester.

"Iya, ohh iya Stev tadi Tama nyariin lo tuh, dia kayak panik gitu" ujar Dina sambil mengelap keringat yang membasahi pelipisnya.

"Ohhhh tadi dia jugak nanyakin gue abis darimana, tapi gue ngak peduliin gara gara sangking takutnya dimarahin Bu Shinta" ujar gue.

"Terus lo langsung pergi aja gitu tanpa jawab pertanyaannya ???" Tanya Bella yang gue jawab dengan anggukan kepala.

"Pergi sama Brian ???" Kali ini giliran Ester yang nanyak ke gue dan gue bales dengan anggukan kepala jugak.

"Ohhh my god Stevi" pekik mereka berdua frustasi.

"Emang kenapa sihhh ???" Tanya gue bingung.

"Stevani Allona Grance lo itu jadi cewek kenapa ngak peka sih, apa yang lo lakuin itu kesalah besar Stev, besar" teriak Dina heboh dengan menekan kata besar.

"Kesalahan besar ??? Gue ngak ngerasa buat kesalahan apa apa tuh" ujar gue cuek bebek. Ehhh ngak deng bukan bebek tapi princess.

"Ya ampun Stev, mimpi apa kami punya sahabat kayak lo" ujar Ester frustasi.

"Hhmmm... pasti mimpi ketemua duit sekarung" celetuk gue sembarang.

"Stevani sahabat kami yang belom pernah sukak sama cowok, sekarang dengerin gue lo itu salah karena pertama lo ngacuhin Tama, kedua lo langsung ninggalin dia" teriak Dina sambil mengguncang bahu gue.

"Plus lo ninggalin Tama sambil bawak Brian, kurang complete apa lagi cobak tinggal ditambahin krupuk aja" timpal Ester frustasi.

"Setau gue perbuatan gue biasa aja tuh, gue kan pigi supaya ngak kenak marah sama Bu Shinta, terus kalok soal Brian, dia kan sahabat gue, dia pun yang bawakin barang barang tadi, so gue ngak salah" ujar gue membela diri.

"Nihh anak ngak ngerti ngerti ya, lo itu pacaran sama Tama, Stevani"

"So lo itu salah besar dan lo mesti jelasin itu dan minta maaf ke dia" timpal Ester.

"Pertama gue sama Tama pacaran cuman gara gara dare itu dan kedua untuk apa gue minta maaf sama dia kan gue ngak salah" ujar gue masih membela diri.

"Arghhh sukak lo lahh, capek kami jelasinnya" pekik Dina frustasi.

"Iya, percuma lo ngak ngerti ngerti, kami sudah lelah menjelaskannya" ujar Ester lebay.

"Alahh lebay lo, udah ya gue cabut dulu udah ditungguin sama Brian kucrut, byeee" ujar gue sambil berjalan pergi.

****

"Terima kasih Brian kucrut karena telah rela sedikit saya repotkan" ujar gue nyengir kuda sambil menyerahkan helm ke dia.

"Sedikit sedikit, itu mah namanya udah banyak keles"

"Hahaha pokokya terimakasih, jarang jarang lho Stevani Allona Grance ngucapin terimakasih, seharusnya lo syukur kalok gue ucapin terimakasih ke lo"

"Iya lah kan biasanya si Stevani Allona Grance itu merepet"

"Sukak lo lah" ujar gue cemberut.

"Ciee cemberut dia" ujarnya sambil menyolek dagu gue.

"Ahhh bodo"

Brian malah ketawak ngeliat gue. Dodol tuhh anak.

Gue Normal !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang