🚨JAN LUPA VOTE, COMMENT NYA🚨
==================
New York
Sudah hampir seminggu Keyla menghabiskan waktunya di kota ini.
Berdiri dibalkon apartemen, udara pagi memasuki indra penciumannya. Suhu hari ini cukup dingin sehingga selimut rajut menyelimuti bagian atas tubuh kecilnya. Padahal baru pukul 6 pagi tapi jalan sudah dipenuhi orang yang beraktivitas.
Dia bingung apa yang coba dia lakukan disini, dia bahkan tidak mengerti dengan dirinya sendiri.
Awalnya dia ingin mencari sedikit ketenangan tapi dia malah merasa semakin gelisah.
Padahal dia yang memintanya untuk tidak datang, tapi kenapa sekarang dia merasa sedih setelah seminggu dia bahkan tidak mencoba menghubunginya.
Dia harusnya menjadi orang pertama yang mengetahui Hans tidak akan peduli dan tidak akan menjemput-nya.
Tapi lagi-lagi hati kecilnya mendambakan sebuah ketidakpastian.
"Key"
Suara yang memanggil namanya mengalihkan perhatian Keyla.
Ternyata Merry sudah ada di belakangnya.
Yah tentu saja Merry ada disini karna ini apartemen-nya, selama ini dia tinggal ditempat Merry.
Karna dia tau dari semua temannya Merry lah yang paling dewasa dan berpikiran luas.
Terbukti dengan beberapa hari dia tinggal disini tapi Merry tidak pernah bertanya sekalipun. Padahal setiap malam dia sering melihatnya menangis.
Tapi sepertinya ini sudah batasan Merry, melihat Keyla tidak lagi menangis dan hanya diam merenung tentu saja membuat-nya kawatir.
"Kalo lo ada masalah sini cerita".
"...". Keyla hanya diam sambil mengalihkan pandangannya kesana kemari mencoba menghindari tatapan Merry.
"Yaudah kalo lo masih gak mau cerita, tapi Key ada baiknya kalo ada masalah jangan dipendam sendiri. Lo masih punya kita sebagai tempat nyurahin hati. Oke kalo lo gak mau cerita ke yang lain tapi dengan lo diam gue gak bisa berenti khawatir Key".
Dengan mata berkaca-kaca Keyla berlari kearah Merry. Disana dia mencurahkan seluruh isi hatinya, tentang ketakutan nya, keraguannya dan kekhawatiran tidak berdasarnya. Dia juga menceritakan semua tentang perubahan Hans.
Merry hanya bertindak sebagai pendengan membuat Keyla semakin nyaman saat meluapkan kesedihannya.
Setelah dirasa cukup Merry menghapus air mata sahabatnya.
"Nah udah dikeluarkin kan bebannya, karna katanya lo mau happy-happy disini yaudah New York itu luas kita bisa menjelajahi setiap sudut kota. jangan kan seminggu, sebulan pun gak akan cukup".
"Makasih Mer sekarang rasanya sedikit lebih lega".
"Oke sebagai pembuka petualangan kita, gimana kalo lo ikut kekampus aja. Abis itu lanjut nonton bioskop sama Agga, Ari, Aca".
"Hehe let's do it boss".
"Nah gitu dung senyum, yaudah mandi gih sana. Gue ada kelas pagi".
"Ay ay kapten". Segera Keyla menuju kamar mandi.
***
Akhirnya Keyla menginjakkan lagi kakinya di kampus ini. Dia hanya sempat satu tahun disini, itulah sebabnya tidak terlalu banyak kenangan yang terjadi. Kampus ini masih terasa asing baginya.
"Wihh Key akhirnya gw liat lo disini lagi, mau denger gosip terbaru gak".
Agga dengan celotehnya berjalan beriringan dengan Aca dan Ari. Sepertinya mereka juga terlihat senang dengan keberadaannya.
"Gosip lo basi ga, yuk masuk kelas". Merry.
"Astagaa Key gue lupa hari ini kami ada kelas bareng. Lo mau ikut kita masuk kelas apa mau sama Ari, soalnya cuma Ari yang gada kelas pagi ini".
"Aku ikut kali-"
"Oke Keyla ikut gue."
"Ehh Ari lo motong ucapan gw"
"Emang kamu mau ikut kelas Key, mereka ada kelas sama dosen killer"
"What the- gak, gak mau gw sama lo aja deh"
"Yaudah buat kali-kalian sana pergi, ingat waktu. Telat baru tau rasa"
"Santai aja kali ri, gak usah lo ingetin juga kita mau pergi kok. Bilang aja lo mau berduan sama Key. Ingat istri orang loh". Celoteh Acca sambil pergi meninggalnya Keyla dan Ari.
"Yuk Key kantin. Kamu laparkan?"
"Iidih geli ri lo ngomong aku kamu sejak kemarin".
"Ya mulai sekarang kamu harus membiasakan diri Key. Coba ngomong aku kamu juga"
"iih gak mau geli gw".
"ngomong aku kamu atau aku serang"
"Hah serang apa-an sih". Ucap Keyla sambil berlari karna dia tau apa yang mau Ari lakukan.
Lalu dengan cepat Ari mengejarnya sambil mengelitik Keyla yang terus menghindar. Tawa menggema disepanjang jalan.
Tanpa disadari semua yang dilakukan Keyla sudah dilaporkan kepada Hans yang lagi-lagi membanting ponselnya.
***
Sayang!"Kenapa sama wajah kamu, gak bahagia aku keluar rs hari ini?".
"Bukan begitu. Besok aku pergi keluar negri ada kerjaan yang harus diurus".
"Apa?! Gak boleh".
"Tapi Dell aku sudah berhari-hari disini kerjaa aku menumpuk".
"Oh jadi kerjaan lebih penting dari pada anak kamu hah?".
"Adella!"
Hans menatap dingin pada Adella, dia sudah sangat geram dengan Adella yang terus mengancam-nya dengan anaknya.
Adella tau saat ini dia tidak bisa memaksakan kehendaknya, dia mengenal Hans dengan jelas. Ini sudah batas kesabran Hans jika dia terus mengencangkan talinya maka itu akan putus.
"Yaudah beberapa hari lagi, aku cuma mau kamu disisi ku selama beberapa hari lagi. Aku baru keluar dari rs dan takut jika sendirian".
"Aku akan mengirim perawat".
"Tidak. Aku tidak suka orang asing dirumah ku".
"Baiklah, 2 hari. Hanya selama itu lalu aku akan segera keluar negri untuk bekerja. Tidak ada bantahan!".
Hans benar-benar tidak habis pikir, hanya untuk 2 hari dia sudah gelisah tentang apa yang akan Keyla lakukan. Apalagi membiarkannya selama bertahun-tahun. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Tua Vs Muda
RomanceHans ingin memiliki Adella tapi tidak mau melepaskan Keyla. Egois bukan? Lalu Bisakah Hans menyembunyikan istri mudanya dari istri super manjanya?