Sai dan Shielda

1.3K 83 13
                                    

Hai bertemu dengan Saia yang Nga13ut 0jdgjxhjvc  *Ngoceh gak jelas*

Cus ke cerita ajalah.

                           ~★~★~

Gempa berlalu pergi setelah diajari oleh Kaizo.
Gempa berjalan menuju sekolah.

Sekarang sudah pukul 06.25

Gempa mempercepat langkahnya untuk ke sekolah.

Setelah beberapa menit berjalan akhirnya Gempa sampai di sekolah.

"Fiuh" Gempa menghela nafas.
Sebelum memasuki sekolah.

Gempa berjalan menuju kelas. Rasa marah mulai berkumpul di dadanya, tapi tetap ia tahan.

Kenapa ia marah? Emmm🤔

'eh itu gempa?'???1
'iya itu gempa. Adik beradik anak yang populer'???2

'ih enaknya'??3
'eh ada rumor yang mengatakan bahwa gempa gak disayang sama sodaranya sendiri'??2

'eh iya kah!!'??1&??3
'iya'??2

Gempa menutup telinganya agar tidak mendengarkan gosipan mereka.

Gempa meletakkan tasnya dikelas lalu keluar. 

                         ~★~★~

Di taman sekolah ada si kembar yang sedang mengobrol. Tiba-tiba salah satu dari mereka melihat Gempa lewat.

"Gem!!" Panggil nya.
Sedangkan yang dipanggil menoleh dan tersenyum.

"Sini" ujar yang lain.

Gempa pun menuju ke tempat mereka.

"Ada apa kak?" Tanya Gempa
"Emmm gak papa" kata yang pertama sambil tersenyum.

"Ish gak gitu juga kali" omel yang kedua.
"Nih" ujarnya sambil memberikan beberapa kertas.

"Em? Terimakasih kak Sai dan kak Shielda ^^" balas Gempa.

"Sama-sama" Jawab Sai dan Shielda.
"Jangan lupa bentar lagi ujian. Harus banyak belajar supaya dapat peringkat pertama lagi" ujar Shielda menyemangati Gempa

"Iya kak" jawab Gempa.
Gempa memperhatikan soal-soal yang ada di kertas tersebut.

Banyak sekali kertasnya. Dan semuanya berisi soal-soal tahun lalu.

Mungkin saja keluar. Atau malah itu.
Wah³ enak dong.

Gempa juga diajari untuk menghafal dan lain-lain.

                         ~★~★~

Bel telah berbunyi. Yang berarti istirahat bagi murid-murid. Ini adalah saat-saat yang ditunggu.

Saatnya untuk mengisi perut yang sedari tadi berbunyi hingga tak fokus belajar.

Hehe yang terakhir keterlaluan.

Begitu juga dengan Gempa. Ia sekarang ini sedang berjalan menuju kamar mandi.
Tau lah mau ngapain?!

Setelah beberapa menit kemudian Gempa sampai di depan kamar mandi.

Kamar mandi sedikit ramai. Hingga Gempa tidak menyadari bahwa bahaya tengah mengintainya.

Tangan nya tiba-tiba saja ditarik paksa oleh seseorang.

Kamar mandi yang tadinya ramai menjadi sepi.

Gempa memberanikan diri untuk membuka matanya. Alangkah terkejutnya ia saat melihat anak-anak pembully di sekolahnya.

hanya harapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang