Duri

1.3K 95 8
                                    

Hai dengan banyak cing cong. Saia pusing

                            ~★~★~                           

POV Duri:

Sekarang Duri sedang berada di dalam kamar. Menikmati semilir angin.

Mata Duri berkaca-kaca mengingat kata-kata kakak tadi.

Mengingat kembali kenangan indah bersama kakak ketiga Duri. Mengingat semua yang telah kita lalui bersama.

Semuanya masih teringat jelas di kepala Duri.

Entah kenapa di lubuk hati terdalam, Duri menyayangi kakak. Duri tidak ingin kehilangan kakak. Semua, semua masih berputar.

Duri masih mengingat, dimana sang kakak dipukuli oleh kakak Duri sendiri. Bahkan oleh adik Duri. Teringat rintihan sang kakak.

Mulutnya mengeluarkan darah segar, akibat pukulan. Pipinya memerah karena di tampar. Goresan terlihat di sekujur tubuh kakak.

Hanya Duri yang tidak memukulinya.
Tapi Duri hanya diam dan memperhatikan dalam diam.

Duri ditinggal sendirian. Duri tidak tega melihat kakak Duri terluka parah. Akhirnya Duri memutuskan untuk memanggil teman kakak.

Dan akhirnya kak Sai dan kak Shielda yang menolong Duri untuk membantu kakak.

Duri menangisi foto yang memiliki arti yang penting. Foto saat Duri bersama adik duri dan kakak ketiga Duri. Foto masa kecil bersama kakak Duri.

Duri mengambil ponsel yang berada di kantong milik Duri. Dibuka ponsel tersebut.

Duri menonton video masa kecil Duri yang di rekam oleh ibu Duri. Sengaja Duri simpan sebagai kenangan.

Video:

"Nak ayo kemari, kakak-kakakmu sudah sampai. Ayo Gempa" panggil Aisyah

Sementara yang dipanggil malah putar balik. Mendekati ke2 adiknya yang sedang tertidur.

Gempa merangkak mendekati 2 adik terkecilnya. Ia memeluk tubuh Solar bahkan mengelus kedua rambut mereka.

Setelah beberapa saat. Akhirnya Gempa berbaring dan tertidur di samping Solar dan Duri.

Aisyah yang menyadarinya tersenyum. Melihat Gempa tertidur seperti adiknya. Yaitu Duri dan Solar, bahkan Blaze dan Ais tertidur di gendongan Amato.

'Ckreek'

Aisyah pun mengambil foto sebagai kenang-kenangan.

Tubuh kecil Gempa tengah berbaring berdampingan dengan Duri dan Solar.

Mereka tampak seperti saudara kembar. Bahkan Solar dan Duri lebih pantas menjadi kakak karena ukuran tubuh mereka.

Kenangan itu membuat Duri kembali menitikkan air mata.

Duri berharap agar waktu dapat diulang kembali. Memperbaiki kesalahan Duri.

Tapi itu akan membuat luka baru bagi kak Gempa. Pasti rasa sakit itu akan kak Gempa rasakan lagi. Duri tentu tidak ingin itu terjadi, sudah cukup Duri melihat Kakak menderita. Cukup!

Duri telah banyak menangis. Bahkan pipi Duri  telah basah.

Duri ingin mengubah semuanya, tapi..

Kak Gempa sudah bahagia bersama kak Sai dan kak Shielda. Tawa mereka bahkan masih teringat jelas.

Kata-kata kak Shielda membuat Duri berpikir, apakah perlu Duri ikut ke pulau Rintis?

Tidak. Tidak mungkin ayah akan memperbolehkannya.

hanya harapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang