kaizo

1K 88 9
                                    

Halo dengan saya disini

                             ~★~★~

Pagi hari disebuah rumah bertingkat. Terlihat seorang anak lelaki terbangun dari tidurnya. Ia berjalan menuju kamar mandi. Ia segera mengambil wudhu.

Azan yang berkumandang masih terdengar jelas. Anak itu segera mengambil sajadah dan menggelarnya.

Anak itu melakukan aktivitas ini.
Sholat, mandi, memasak.

Anak ini baru saja selesai sholat.
Iris gold nya menatap sayu jendela kamarnya. Langit yang gelap masih terlihat.

Gempa. Ya dialah Gempa.

Gempa keluar dari kamarnya secara perlahan takut membangunkan yang lain.

Sunyi. Sebuah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan rumah ini.

Gempa segera membuat sarapan. Tak lupa ia membawa bekal.

Ia tidak pernah makan semeja dengan mereka lagi. Tak ada yang mau menerimanya.

Setelah Gempa selesai memasak. Ia mengambil berbagai peralatan sekolahnya. Setelah itu mandi dan mengenakan pakaian seragam.

"Hmm sunyi" gumamnya.

Ia segera mengambil tas dan topinya.
Tak lupa mengenakan sepatu sekolahnya.

                         ~★~★~

Gempa berjalan dengan sayu. Rasa malas mulai mengintai dirinya.

Rasa sakit dan rindu juga terasa.
"Ibu" lirihnya.

Gempa mempercepat langkahnya. Gempa berjalan menuju makam.

Setelah sampai di makam. Ia mengelus batu nisan disana.

Air mata lolos dari mata indahnya. Sesekali terdengar sesenggukan.

"Ibu hiks. Kenapa ibu tinggalkan gemgem" tangisnya.

"Gemgem ingin ikut ibu" lanjutnya.

"Hiks Gem gak bahagia. Gem hanya ingin ibu. Hiks hiks. Gem sakit Bu... Sakit ....kembar Gem gak mau terima Gem hiks. Gem selalu disiksa hiks. Mereka terus menghina Gem hiks hiks" isakan demi isakan keluar.

Perasaan yang ia pendam sekarang ia keluarkan. Walau hanya pada makam.

"Hiks mereka hiks gak terima Gem hiks mereka terus menyalahkan Gem hiks. Kenapa ya Allah. Hiks kenapa engkau mengambil ibuku hiks hiks seharusnya engkau mengambil diriku hiks"

"Kenapa mereka tidak bisa menerima Gem ya Allah. Hiks hiks Gem salah apa sebenarnya hiks hiks" gumamnya pada diri sendiri.

Gempa melihat jam tangan yang melilit di tangan kirinya.
'06.10'

Masih ada waktu untuk makan bekal yang ia bawa.

"Hiks hiks hiks" Gempa menghapus air matanya.

Ia memandang makam tersebut dan tersenyum kecil.

"Ibu, Gem pergi sekolah dulu ya. Doain Gem semoga Gem bisa banggain ibu. Bisa buat ibu masuk surga. Terus Gem bisa bertemu ibu lagi.

Gem selalu doain ibu, semoga ibu tenang disana. Gem akan terus belajar yang rajin. Supaya ayah bisa sayang sama gemgem lagi" ujarnya.

"Gemgem pamit dulu ya Bu....
Assalamualaikum" pamit Gempa.

'waalaikumsalam' jawab sebuah suara yang dari tadi mendengar curahan hati Gempa.

Bayangan seorang wanita muda berdiri dibalik pohon. Sedari tadi ia memperhatikan apa yang dilakukan Gempa.

Wanita itu tersenyum cerah. Bangga dengan Gempa.

'ibu doakan kamu bahagia. Ibu sudah bangga padamu. Usahamu akan berhasil tapi nanti' ujar wanita itu yang ternyata adalah Aisyah.

                         ~★~★~

Gempa berjalan keluar dari makam menuju sebuah taman kecil.

Ia melangkahkan kakinya menuju sebuah ayunan yang ada di sana.

Gempa duduk dan mulai mengeluarkan sebuah kotak makan. Ia membukanya dan mulai melahap makanan tersebut.

Bisa dibilang Gempa selalu sarapan disana. Makan siang di Cafe. Dan hanya minum air di malam hari.

Tak jarang Gempa berpuasa untuk menahan lapar dan dahaganya.

Walaupun hanya selembar roti. Ia akan tetap bersyukur atas nikmat yang diberikan.

                         ~★~★~

Setelah selesai makan Gempa bermain sebentar disana.

Gempa mulai mengayun-ayunkan ayunan yang ia duduki. Gembira. Walau hanya sendiri karena tak ada yang ingin bermain dan menemaninya. Tapi ia tetap tersenyum.

                         ~★~★~

Seorang pemuda dengan Surai ungu dan iris merah sedari tadi memperhatikan Gempa dari kejauhan.

Ia mulai berjalan mendekati Gempa. Matanya masih menatap Gempa.

Tangan kanannya memegang beberapa buku pelajaran entah untuk apa.

Ia berdiri disamping Gempa. Tapi sepertinya Gempa tidak tahu akan keberadaan nya.

"Ekhm" ia berdehem.
Membuat Gempa refleks menoleh ke arahnya.

"Kak Kaizo" gumamnya sambil tersenyum.

"Hmm" hanya itu jawaban Kaizo.

Kaizo memutuskan untuk memberikan apa yang ada di tangan kanannya.

"Apa ini?" Tanya Gempa saat diberi beberapa buku.

"Untukmu" terdengar sangar dan berat tapi lembut.

Gempa menggangguk dan menerimanya.
Gempa memasukkan buku tersebut kedalam tas sekolah miliknya.

Lalu kembali mengayunkan ayunan nya.
"Ada pelajaran yang sulit?" Tanya Kaizo seraya duduk.

"Emm ada" jawab Gempa perlahan.

"Mana?" Tanya Kaizo.

Gempa akhirnya berhenti berayun. Dan duduk disamping Kaizo.

Gempa mengeluarkan beberapa buku pelajaran.

"Ini" ujar Gempa.

Akhirnya Gempa diajari oleh Kaizo. Berbagai pelajaran dan pertanyaan ditanyakan. Materi demi materi dijelaskan.

                         ~★~★~

  selesai.

Maaf kalau kurang memuaskan 😉.

Dan terimakasih bagi yang sudah vote dan ngikutin terus cerita yang kemana-mana ini.

Sekian terimakasih

hanya harapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang