Gempa

1.3K 92 11
                                    

Afi sudah gak ada ide lagi TwT jadi langsung aja ya.

~★~★~

Saat ini Gempa tengah bersiap membereskan pakaian nya.

Ia baru saja menelepon Tok Aba tadi, dan meminta alamat.

Karena Gempa esok akan pergi ke pulau Rintis.

Duri dan Ais sebenarnya sudah membujuk Gempa untuk membawa mereka berdua. Tentu saja Gempa menolaknya.

"Kak. Duri boleh ikut kan kak *buat mata comel*" ucap Duri membujuk Gempa.

"Ha'ah Ais pun nak ikut *buat mata comel yang tak comel mana pun*" ujar Ais.

"Tak boleh lah Ais Duri. Ayah mesti tak bolehkan punya" Gempa berusaha menolak dengan cara halus.

"Tapi Duri hiks nak ikut hiks. Kakak kata kak Gem akan sentiasa Kat samping Duri. Hiks temankan Duri. Ini tak! Kakak tipu!" Duri sedikit membentak dengan air mata yang mengalir.

Gempa langsung memeluk adiknya tersebut untuk menenangkannya.

"Sudah kakak akan sentiasa Kat hati Duri kan? Situlah kakak berada. Duri pun boleh hubungi kakak" Gempa terus berusaha sebaik mungkin untuk menenangkan Duri.

"Ais hiks Ais pun nak peluk juga" rengek Ais dengan nada sendu.

(Afi: olololo comelnya 🥺)

"Nah mari sini hiks kak Ais" ujar Duri mempersilahkan Ais untuk berada di sampingnya.

Ais mulai mendekati Duri dan memeluk Gempa erat seolah-olah tak ingin melepaskan nya.

Gempa mengelus dua punggung adiknya dengan lembut.

"Kalau kakak tidak kembali, kalian jangan sedih ya? Kakak ingin kalian menjaga yang lain. Kakak berterimakasih karena kalian sudah menerima takdir Allah. Sudah mau menerima kakak menjadi kakak kalian. Terima kasih ya" ucap Gempa.

Ais mengernyitkan dahinya. Ia takut kakaknya mengatakan hal demikian, dan akan pergi menyusul ibunya. Ia tidak ingin kehilangan kakaknya. Lantas ia memeluk Gempa erat, hingga mencengkeram baju Gempa.

~★~★~

Malam ini adalah malam terakhir Gempa berada di rumah itu.

Hampir semua penghuni rumah senang saat 'anak pembawa sial' itu pergi.

Gempa hanya menghiraukan mereka. Dan mulai tertidur dengan nyenyak. Agar keesokan harinya ia tidak mengantuk.

Ini adalah hari terakhir Gempa tidur di kamarnya. Dan juga hari terakhir Ais dan Duri melihat kelibat sang kakak.

Di ruang tengah:

"Bagus anak itu akan pergi besok"-Hali

"Pergi saja buat selamanya"-Taufan

"Tidak akan ada yang mengaturku lagi"-Solar

"Aku bisa bermain sepuasnya"-Blaze

"Bagus anak pembawa sial itu pergi. Aku muak dengannya"-Amato

Dikamar Ais:

"Semoga kakak sehat selalu"-Ais

"Semoga kak Gem bisa cepat pulang"-Duri

Dikamar Gempa:

Terlihat Gempa tengah tertidur dengan damainya. Seakan tak mau bangun lagi.

~★~★~

POV:

Gelap hanya gelap yang ku lihat. Dimana aku berada. Di mana ini.

hanya harapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang