reverse

640 61 21
                                    

Matahari semakin cerah. Cahayanya yang terang memasuki kelas lewat jendela. Angin berhembus tenang membawa salam untuk diantar.

Bel istirahat berbunyi nyaring setelah melewati berbagai pelajaran yang sulit. Murid-murid dengan antusias berlari menuju keluar kelas.

Hanya beberapa murid saja yang tetap tinggal di kelas mereka. Hal ini memberikan kesempatan untuk Gempa mengobati luka-lukanya.

Dengan kapas juga obat luka Gempa membersihkan luka ditubuhnya. Sesekali ia meringis karena rasa sakit akibat luka yang terkena antibiotik..

Setelah bersih dan sedikit kering, ia menutupnya dengan plester. Tanpa ia sadari salah seorang murid memperhatikan nya sedari tadi. Murid itu nampak berjalan kearahnya ingin tahu.

"Kau kenapa?" Tanyanya. Gempa yang mendengar anak itu bertanya, terkejut. Gempa memperhatikan anak itu dari atas kepala sampai ujung kaki. Rambutnya yang serba putih serta sehelai rambut hitam dan seragam yang cukup rapi...

"Hei! Kau kenapa?" Tanya anak itu menyadarkan Gempa dari menatap nya.

"A-ah tak. Tak apa" jawab Gempa gagap. Anak itu menyipitkan matanya menatap Gempa penuh curiga.

"Kau yakin?"
Gempa mengangguk ragu.
"Lalu kenapa kau pakai obat luka?" Tanya anak itu membuat Gempa diam seribu bahasa.

"Kau tak perlu menyembunyikan luka mu. Aku tahu" ucap anak itu membuat Gempa tertegun.

Tanpa permisi anak itu menarik tangan Gempa. Membantunya mengobati luka-luka itu.

"Kau itu terlalu berani, memilih terluka untuk melindungi orang yang tak peduli dengan mu" anak itu mulai berbicara meskipun tangannya sibuk mengobati Gempa.

"Aku hanya melaksanakan tugasku sebagai saudara" gumam Gempa, sesekali ia meringis kesakitan saat lukanya di tekan.

"Huh" anak itu menghela nafas.



























"Kalau aku jadi dirimu. Aku tak akan melakukan hal seperti itu, aku akan mencari orang yang bisa menolong ku" anak itu menatap Gempa. Dia selesai mengobati luka Gempa.

"Namaku Reverse" ucapnya tanpa menyodorkan tangannya. Gempa tersenyum lembut "namaku Gempa"

Reverse mengangguk, kemudian berlalu pergi.
"Eh!! Terimakasih!" Seru Gempa sebelum Reverse menghilang dibalik pintu. Ia hanya berharap Reverse mendengar suaranya.

Gempa kembali hanyut dalam pikirannya. Sikap Ocho yang berubah sangat mirip dengan saudara nya yang lain.

Suka menghardik, membentak, tak pernah peduli tentang hidupnya ataupun masalah nya. Mereka begitu membencinya.

Namun hal yang tak dimengerti Gempa adalah, apa alasan Ocho memperlakukan nya seperti itu?
Apa karna Gempa tak mencarinya saat dia pergi? Ataukah alasan lain yang tak Gempa ketahui.

Sungguh bocah yang sulit dimengerti. Tabiatnya adalah misteri.





















"Huh... Ocho~ Ocho~"











"Terbukalah dengan masalah yang kau hadapi....

Jangan kau memendam nya sendiri...

Karna sungguh sakit memendam tanpa seorang pun tahu...

Dan tak akan pernah ada jawaban serta penyeselesaian dari masalah mu"





















hanya harapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang