Usaha Hali

908 87 9
                                    

"Aku ingin mereka mengerti, bahwa keadaan rumah ini berbeda sebelum dan sesudah anak itu pergi.

Rumah yang biasanya ramai dan ricuh sekarang sepi bak kuburan.

Biasanya selalu ada keributan dan pertengkaran.

Namun sekarang? Mereka lebih memilih untuk menyendiri.

Menghabiskan hari-harinya dengan tetap berada di kamar.

Walaupun aku menyukainya, lama-kelamaan aku merasa ada yang kurang.

Tak ada teriakan, ketukan, dan obrolan yang selalu menggangguku.

Bahkan saat kami makan semeja, keadaan begitu tenang dan sunyi.

Kami seperti orang asing yang tinggal satu atap (rumah)

Maka dari itu, aku bertekad untuk mengembalikan kehangatan dan keceriaan dalam rumah ini.

Aku ingin rumah ini kembali seperti semula, dan aku akan berusaha..."

Curahan hati -Hali

~★~★~

"Huh~" helaan nafas terdengar dari seorang anak lelaki.

Anak itu menatap bosan ke arah adiknya yang tengah tertidur di ranjang empuk miliknya.

Ia berdecak sebal dan bangkit dari baringnya.

Maniknya yang berwarna oranye menatap jengkel anak lelaki yang tertidur dengan nyenyak nya.

Ia keluar dari kamarnya dengan amarah yang meluap-luap.

Lelaki itu berjalan menuju kamar sang kakak sulung.

'Tok tok tok'

Lelaki itu mengetuk pintu cukup keras, manik oranye nya berapi-api karena marah.

'ceklek'

Pintu dibuka menampakkan sang kakak sulung.

Lelaki itu menatap tajam sang kakak, si sulung tak ketinggalan, ia juga melemparkan tatapan tajam setajam silet ///plak///

"Kak! Aku Nggak mau tidur sekamar sama orang pemalas" protes lelaki bermanik oranye.

"Hm? Masalahnya apa?" Tanya si sulung acuh tak acuh.

"Iih! Kak Hali! Aku disuruh sama Ais tidur di lantai. Gak mungkin Blaze yang ganteng ini tidur di lantai" jelas lelaki bermanik oranye-Blaze kesal.

"Kau mau tidur dimana sekarang hm?" Tanya si sulung-Hali sinis.

"Kan ada kamar Ais" ujar Blaze cengengesan.

"Kalau gak mau nurut--" Hali sengaja menggantungkan kalimatnya.

"Gak ada jatah makan dan kau tidur di luar" jelas Hali panjang lebar penuh penekanan.

Blaze terkejut setengah mati.
"M-maksud kak Hali, aku... disuruh tidur di luar... dan gak .... di kasih makan?" Tanya Blaze tak percaya.

Hali tersenyum sinis sembari mengangguk.

"Gak mau ah! Nanti dikira gelandangan" tolak Blaze mentah-mentah.

"Makanya nurut" ucap Hali.

"Tapi kenapa harus tidur sama Ais? Kenapa gak sama Kak Upan atau Duri?" Tanya Blaze meminta penjelasan.

Hali merangkul pundak Blaze mengajaknya untuk berbincang berdua di ruang tengah.

~★~★~

"Blaze kamu itu kembaran Ais.

Otomatis kau yang paling dekat dan lebih tau tentang Ais.

Hubungan si kembar sangat dekat, bahkan mereka memiliki hubungan batin yang kuat" jelas Hali panjang lebar, dengan nada yang lembut (?)

hanya harapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang