bekerja

1K 84 2
                                    

Hai Saia kembali.

                           ~★~★~

Gempa berjalan menuju tempat bekerjanya. Tempatnya untuk mendapatkan uang.

Ia berjalan lebih cepat.
Takut dimarahi oleh pemilik Cafe.

Ya bisa dibilang Gempa bekerja di sebuah Cafe kecil didekat rumahnya.

Niatnya untuk bekerja tidak pernah luntur. Uang tersebut ia tabung untuk keperluannya nanti.

Karena Amato selalu memberikan uang yang kurang. Ditambah lagi dengan Halilintar yang selalu mengambil uang milik Gempa.

Ia terus tersenyum. Membayangkan ia bertemu ibunya. Lalu bermain di taman.

Ah Gempa selalu mengunjungi makam ibunya. Lalu bermain sebentar.

Tak terasa, ternyata dirinya sudah berada didepan Cafe.

"Hufh..." Ia menghela nafas lalu berjalan memasuki Cafe tersebut.

Gempa langsung disambut oleh seorang remaja yang lebih tua darinya. Wajahnya menunjukkan ekspresi menyeramkan. Gempa sedikit takut, tapi berusaha tenang.

"Siang kak" sapa Gempa

Sedangkan yang dipanggil malah tersenyum kepada Gempa.

"Siang juga Gempa" balas orang itu.
Ia menjeda sedikit kalimatnya
"Cepat ganti bajumu" ujarnya lagi.

"M-maaf kak Kaizo. Tadi Gempa terlambat" ujar Gempa sambil menunduk takut.

Ya bisa dibilang Gempa bekerja di Cafe milik Kaizo. Pemuda yang terkenal sangar itu tersenyum kepada Gempa?
Apakah ini berarti bahwa bahaya ada didepan mata.

Hahaha lucu sekali.

"Tidak papa. Lagian itu baru pertamakali nya kan? Sudah cepat" jawab Kaizo

Gempa tersenyum dan mengangguk cepat. Ia berlari kecil menuju sebuah pintu.

Beberapa menit kemudian Gempa keluar dengan penampilan yang berbeda.

Gempa mengenakan pakaian berwarna coklat muda, celana berwarna hitam. Dengan dasi kupu-kupu putih di kerah bajunya.

Ia mengenakan topi miliknya, topi hadiah ibunya.

Ditangan kanannya memegang nampan kosong. Ia tersenyum manis.

Menatap Cafe yang tidak terlalu ramai. Ia memandang sebuah meja yang kosong. Gempa berjalan menuju meja tersebut dan mulai membersihkan nya.

                           ~★~★~

Akhirnya Gempa selesai membersihkan meja-meja Cafe.

Gempa menghapus keringat miliknya. Ia bersandar di dinding Cafe tersebut.

"Huh~~" nafasnya terdengar lelah.
Ia sekarang menatap lantai dengan lelahnya. Sekarang pikirannya sedang melayang, mencari kebebasan.

Sepertinya sebentar lagi ia pulang.
Yang artinya Gempa akan berkunjung ke makam ibunya.

Hati Gempa merasa senang.

Hingga suara lonceng di pintu berulang kali membuat lamunan nya buyar seketika.

Suara lonceng tersebut terdengar hingga 6 kali. Entah kenapa Gempa merasakan hal yang tidak asing.

Apa sangat banyak pelanggan hingga berbunyi 6× atau anak kecil yang memainkan pintu.

'Ah.. tidak mungkin' ia menggeleng cepat menepis firasat aneh itu.

Gempa menarik nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Sekarang ia sudah tenang.

hanya harapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang