#7 Arkana

3.9K 345 20
                                    

ARKANA

"Arka jalannya jangan cepet-cepet dong"

Arka mengabaikan rintihan ana. Dia terus menarik tangan perempuan dibelakangnya menuju parkiran sekolah.

"Arka sakit"

"Arka"

"ARKA"

"ARKA DEWANTARA!!"

Ana melepaskan cekalan tangan arka dengan kasar. Membuat pria dengan gigi kelinci itu diam di tempat.

"Arka lihat ana" ana berjalan kehadapan arka supaya bisa melihat keadaan arka sekarang. Setelah itu dia memegang dada kiri arka dengan tangan kanannya.

"Arka masih emosi" ucap ana sembari menatap sendu.

"Ckk.. tau apa lo?!" Tanya arka ketus.

"Kenapa sih arka galak banget? Nih lihat..." ana menunjuk hidung arka "Nafas arka cepet" beralih pada dada kiri sang empu "jantung arka deg-degannya kenceng" kemudian menangkup kedua pipi pria dihadapannya "terus muka arka merah" dia menatap arka dalam "Kenapa? Arka masih emosi kan?" Tanya ana. Dia coba mengabaikan permusuhannya selama ini dengan arka, berusaha untuk menenangkan singa didepannya.

"Arka tarik nafas dalam-dalam, setelah hitungan ke tiga buang ya" ujar ana dengan memberi contoh.

Arka diam memandang ana, tidak menjawab apalagi memberi respon. Pria yang benar-benar hemat bicara.

"Oke mulai .. satu .... dua .... tig-"

"Lo pikir gue balita di suruh belajar nafas?!"

Arka memutuskan tatapannya pada ana, berjalan lebih pelan menuju motor besarnya. Sedangkan ana terus mengekori arka di belakang, dia takut arka akan marah-marah lagi seperti tadi.

Sebelum ana naik ke atas motor, arka mengeluarkan hoodie hitamnya dari dalam tas.

"Puter badan"

Ana menurut saja, keadaan arka saat ini tidak baik untuk di debat. Bisa-bisa bukannya sampe rumah dia sudah di kuburan terlebih dahulu.

"Lo tuh na, kenapa rok sekolah di potong segala sih?" Arka melilitkan hoodie hitam pada tubuh ana, lalu mengikatnya kuat "mau pamer lo hah?!"

"Awwhh... arka jangan kenceng-kenceng iketnya" protes ana dengan mengeplak kepala arka yang masih menunduk. Perut ana seperti di tekan oleh ikatan arka.

"Hukuman buat lo" arka memasang helmnya. Lalu membuka bagasi, menyerahkan helm dengan gambar kartun bare bears di sisi belakang kepada ana. Kartun yang sangat ana gemari. Tiga hewan gendut panda, beruang, dan ice bear tinggal dalam satu rumah dalam hutan.

"IHHHHH SEJAK KAPAN ARKA PUNYA HELM INI???!!!"

arka memutar bola matanya malas. Mulai lagi ke-alay-an ana keluar.

"INI BUAT ANA YAAA KAAA.. YA YA YA YAAAAAA"

arka menghembuskan nafas kasar "hmmm"

"YEAAAAHHH!!! MAKASIH ARKAAAA!!!!"

ana terus mengamati gambar kartun di belakang helmnya. Sayang sekali kalau dia pakai, nanti takut gambar kartunya rusak terkena hujan dan panas matahari.








🐿-----------------------------🐇

Tidak butuh waktu lama untuk sampai di depan markas. Ana menatap kagum rumah kebanggaan darmatuja yang sangat besar, ini bukan seperti markas lebih tepatnya sebuah mansion.

MAGNETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang