#25 Arkana

4.1K 348 33
                                    

“Haduuuhhhhh.... kepala gue kerasa mau meledak!!!” umpat Rian.

Meskipun sedang mengumpat Rian tetap tidak berhenti mengunyah makanan yang ada di atas meja.  Dia memang tipikal orang tidak pernah belajar. Jangankan untuk belajar, mengerjakan PR saja cowok itu sangat malas. Bahkan dia lebih baik memberikan orang lain uang untuk mengerjakan PR-nya daripada harus berkutat dengan tumpukkan kertas-kertas itu.

“alah so-so an meledak... lo aja gak mikir kan tadi pas ujian” balas Stefan

“enak aja!! gue mikir ya Stepan. Mikir gimana caranya gue bisa menghilang ke kelas si Arka”

“makanya lo tuh belajar. Jangan ngandelin orang mulu” Stefan menaik turunkan alisnya sengaja  “kaya gue nih belajar”

“kiyi giwi nih bilijir.... Hilihh.. kintil” cibir Rian kesal

Saat ini Darmatuja serta Ana dan Vanessa sedang berada di kantin sekolah. Mereka baru saja menyelesaikan kegiatan ulangan kenaikan kelas yang diselenggerakan satu minggu penuh. Kegiatan ulangan tentu dilaksanakan di masing-masing kelas.

“Ana sih enak.. gak usah capek-capek lobby udah dapet jawaban” sindir Rian.

“hah? Ana gak nyontek sama Arka ko” jawab Ana polos “iya kan Ka? Ana gak nyontek tadi?”

Arka menatap tajam mata Rian, bagaimana bisa mulut Rian membocorkan rahasia negara itu
“iya enggak. Rian emang suka ngelindur” jawab Arka sambil menatap Rian tajam.

Jawaban singkat itu membuat Rian semakin esmosi “wah gila... bisa-bisanya lo ngomong gue ngelindur, nih ya Na gue kasih tau kalau si Arka it- Anjing! lo ngapain nginjek kaki gue bangsat” Teriak Rian pada Nino. Karena jelas saja kalau Nino sengaja untuk menginjak kaki Rian dari kolong meja.

“diem.. sebelum mulut lo gue sumpel pake sambel” ucap Nino tegas.

“wahhhh.... oke! Apakah persahabatan kita akan petjah hanya karena ini” ucap Rian dramatis “Den.. tolongin gue Den.. mereka jahaatt!! Jahattt!!!” Rian menelusupkan kepalanya diantara bahu Deni

“ngapain lo elap ingus ke baju gue jir!” Deni mendorong kepala Rian ke Arah Stefan menggunakan telunjuk “temen lo tuh!” kata Deni

Stefan kembali mendorong kepala Rian menggunakan telunjuk
“temen lo !”

Ana yang melihat aksi teman-teman Arka hanya tertawa saja dibuatnya. Dia tidak berbicara apapun karena sedang sibuk disuapi makan oleh Arka.

“tambah sambelnya dong Ka” ucap Ana di sela-sela suapan.

Arka hanya menggeleng tanda tak setuju

“ih.. Arka mah gak asik” dengus Ana

“nanti sakit perut Na” ucap Arka penuh kesabaran

“ninti sikit pirit Niiiiii” ejek Rian kelewat kesal. Dia masih dendam rupanya.

Arka tidak menjawab, dia hanya menatap Rian dengan malas. Memang sulit menyimpan rahasia pada Rian, pasti ada saja celah untuk dibocorkan.

“biasa ajaa kaleeeee.... mata lo kaya mau kel---- eh teh Sri” sapa Rian pada gebetannya Sri. Rian merapikan bajunya yang sedang keluar, kemudian tanpa permisi mengambil sisir yang ada di saku baju Stefan. Sang empunya sudah misuh-misuh saja sisirnya dipinjam.

“makin ca’em aja nih teh” goda Rian pada Sri, Dia menyisir rambutnya ke-belakang ala-ala Lee Min Ho

“apa lo?! mau gue tempeleng lagi?!” balas Sri ketus

“teh Sri kalau marah makin cantik deh” goda Rian tak menyerah

“lo belum puas gua jadiin samsak kemarin hah? Mau rambut lo gue rontokin lagi kaya kemarin?!” bentak Sri keras

MAGNETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang