Don't forget tap star button before reading❤
Xiaojun terbangun dari tidurnya ketika merasa tubuh Chaka yang sedang tertidur dalam pelukannya sangat panas. Ia memeriksa ponselnya untuk melihat jam berapa saat ini, dan angka 02.17 tertera. Chaka terlihat sangat gelisah dan mengigau dalam tidurnya. Xiaojun agak panik dibuatnya, maka ia dengan terburu pergi ke dapur dan kembali dengan membawa sebuah baskom berisi air dingin untuk mengompres Chaka.
"d-daddaa" Chaka menggumam dalam tidurnya.
"iya sayang Dadda disini" Tangannya masih dengan telaten mengompres sang anak.
"dadda... kepala chaka pusing" Chaka membuka matanya dan merengek sambil menangis. Xiaojun sangat tak tega melihatnya. Chaka itu jarang sakit tapi ketika sakit ia benar-benar akan sangat manja.
"iya chaka bangun dulu minum obat mau? biar kepalanya ga pusing lagi ya" Bujuk Xiaojun yang malah mendapat gelengan dari sang anak.
"gamau.. hiks.. mau daddy" Chaka merengek sambil memeluknya dan meraung meminta daddy untuk disini.
"iya besok dadda telpon daddy biar kesini ya, ini udah malem daddy pasti udah tidur" Xiaojun memeluk Chaka sambil mengelus lembut rambutnya yang mulai basah karena keringat dingin itu.
"gamau..hiks.. mau daddy sekarang" Chaka terus merengek dan bahkan tangisannya tambah kejer.
Xiaojun bingung dibuatnya, haruskah ia menelpon Mark untuk datang tengah malam begini?
Ditengah kebimbangannya ponsel milik Xiaojun berdering dan tanpa di duga kontak yang disimpan dengan nama 'Daddy nya Chaka' tertera di layar tersebut, maka tanpa pikir panjang Xiaojun segera mengangkat panggilan tersebut.
"halo, dadda nya chaka.. Chaka oke? aku gatau kenapa gabisa tidur daritadi mikirin Chaka" Ah memang tak bisa dipungkiri Chaka adalah anak dari Mark, ikatan batin keduanya sangat kuat.
"Chaka tiba-tiba demam, ini aku lagi kompres dia dan nyuruh minum obat... tapi-"
"Daddy... hiks daddy sini Chaka mau daddy.." Belum selesai Xiaojun bicara, Chaka sudah memanggil-manggil sang Daddy.
"ah oke aku kesana sekarang ya, apa perlu kita bawa ke dokter aja sama-sama?" Mark disebrang telpon terlihat sedang tergesa terbukti dari bunyi grasak grusuk yang terdengar.
"gapapa dicoba kasih minum obat aja dulu, kalo besok masih panas juga baru kita bawa ke dokter.." Ujar Xiaojun menanggapi pertanyaan Mark.
"oke tunggu sebentar ya 15 menit aku sampe"
"Hati-hati ya daddy nya chaka. Gausah ngebut" Xiaojun tahu Mark kalau panik itu seperti apa, maka untuk menghindari hal yang tak diinginkan Xiaojun pun memperingatinya agar berkendara dengan hati-hati.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Benar saja 15 menit setelahnya Mark sampai dengan wajah gusarnya, Xiaojun yang membukakan pintu sambil menggendong Chaka agaknya ingin tertawa melihat penampilan Mark saat ini.
Mark hanya menggunakan celana pendek basket disertai hoodie pada tubuhnya dan juga sebuah sendal jepit yang menjadi alas kakinya. Padahal diluar sedang cukup dingin.
"Daddyyyy" Mark langsung mengambil alih gendongan Chaka dari Xiaojun dan ketiganya berjalan menuju kamar utama, tepatnya kamar Xiaojun dan Mark dulu tentu saja.
"Daddy kan udah disini, sekarang Chaka minum obatnya oke?" Pinta Mark sambil memeluk Chaka yang tengah memeluknya juga dengan erat di atas kasur.
"t-tapi daddy gaboleh pergi sampe besok pagi, pokoknya Chaka bangun daddy harus ada disini" Xiaojun membiarkan keduanya dengan pergi keluar kamar mengambilkan obat untuk Chaka.
"iya daddy disini sayang" Mark menenangkan sang putra sambil sesekali mengecup kening Chaka yang sangat panas.
"ayo Chaka bangun dulu ya minum obatnya" Xiaojun kembali dengan membawa obat. Chaka dengan tanpa ragu menuruti karena memang Chaka itu tak seperti anak lain yang sangat membenci obat.
"pinter anak dadda yaudah sekarang Chaka bobo ya kan udah ada Daddy" Xiaojun membujuk chaka untuk tidur namun sang anak kembali menggeleng yang membuatnya kebingungan.
"Chaka mau tidur sama dadda dan daddy disini.. Daddy sama Dadda harus peluk Chaka" Kedua orang dewasa disana terdiam membeku, bingung harus apa. Lebih tepatnya keadaan menjadi canggung.
"hiks dadda sini ayo kita tidur" Xiaojun pun pada akhirnya ikut merebahkan dirinya di samping kiri Chaka, sedangkan Mark berada di sebelah kanan Chaka. Keduanya lantas memeluk tubuh Chaka.
"udah.. daddy sama dadda udah peluk Chaka, sekarang anak daddy tidur oke?" Mark berujar, sedangkan Xiaojun masih terdiam. Tak lama nafas teratur dari Chaka terdengar yang menandakan sang putra sudah terlelap.
"10 menit lagi aku pulang, besok kalo Chaka masih demam juga kita bawa ke dokter sama-sama ya" Memecah keheningan, Mark berucap seperti itu.
"d-disini aja..." Ujar Xiaojun yang membuat Mark agak kaget.
"Chaka pasti besok nangis kalo bangun-bangun kamu ga disini.. Lagipula udah malem juga.." Dengan ragu disertai wajah yang sedikit memerah karena malu Xiaojun meyakinkan Mark. Pasalnya tangan keduanya sejak tadi tak sengaja bersentuhan akibat dari keduanya yang memeluk Chaka.
"a-ah yaa oke kalau kamu ga keberatan..." Mark pun menuruti Xiaojun.
"Selamat malam daddy nya Chaka" Ujar Xiaojun lantas memejamkan matanya untuk pergi ke alam mimpi.
"Selamat malam juga dadda nya Chaka.. i love you.." Mark membalas ucapan Xiaojun dan tentu saja di akhir kalimat ia mengucapkannya dengan sangat pelan yang ia yakini Xiaojun tak mendengarnya, padahal tanpa Mark ketahu Xiaojun mendengarnya dengan sangat jelas dan tanpa disadari setetes air mata turun dari mata dadda Chaka tersebut.
TBC
Jadi ini tiap chapternya ga begitu nyambung ya sama chapter sebelumnya. Tapi intinya membahas bagaimana kehidupan Mark dan Xiaojun setelah berpisah.
Nanti bakal ada beberapa chapter flashback jaman mereka masih sama sama kok 😅
Alasan mereka pisah belum yaa nanti sabar dulu wkwkwk
Jangan lupa kasih feed back kalian 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
After Divorce (MarkXiao)
Fanfiction"kita sama-sama besarin chaka dengan kasih sayang ya walaupun keadaan dan status kita udah ga sama lagi" - Xiaojun "Gimana bisa aku nemuin bahagia lain kalo nyatanya bahagianya aku itu kamu dan chaka"- Mark