Berpisah mungkin lebih baik? (Flashback) 1

628 99 51
                                    


Xiaojun menutup mulutnya sambil menatap haru sebuah benda pipih kecil yang tengah ia pegang. Garisnya dua, tandanya sedang tumbuh buah cintanya dengan Mark yang kedua dalam perutnya.

Ia menghapus air matanya yang tanpa sadar keluar. Menangis bahagia tentu saja. Tak menyangka Chaka akan menjadi seorang kakak. Chaka pasti sangat senang karena memang ia pun meminta seorang adik pada kedua orang tuanya.

Xiaojun menyimpan Testpack yang ia gunakan tadi ke dalam laci disamping ranjangnya, jujur ia sangat tak sabar ingin memberitahu Mark perihal ini. Mark pasti sama bahagianya dengan dirinya.

Xiaojun keluar dari kamar dan menemui Chaka yang sedang menonton Barney. Lantas Xiaojun duduk di samping sang anak.

"hai chaka serius banget sih nontonnya?" Xiaojun mengelus rambut sang anak yang membuat perhatian Chaka teralihkan.

"hehe maaf dadda lagi seru" Xiaojun hanya mampu tersenyum.

"Dadda kok senyum senyum terus? kenapa dda?" Tanya Chaka keheranan. Dadda nya memang suka tersenyum tapi rasanya senyuman itu berbeda sejak kembalinya sang Dadda dari kamar tadi.

"Chaka masih inget ga sama permintaan chaka ke Dadda sama Daddy bulan lalu?"

Chaka tampak berpikir namun kemudian mengangkat kedua bahunya dan menggeleng.

"Chaka lupa Dadda, emangnya Chaka pernah minta apa ya sama Dadda? hehe"

Xiaojun meraih tangan Chaka dan meletakkannya di atas perutnya yang masih datar tersebut.

"Chaka, ada adik bayi dalam perut Dadda. Chaka sebentar lagi bakalan jadi kakak" Xiaojun tetap mempertahankan senyumannya sedangkan Chaka melebarkan kedua bola matanya.

"beneran dda???" Tanya Chaka seolah tak percaya.

"Bener dong!"

"yeay Chaka bakal jadi abang!" Chaka melonjak kegirangan yang membuat Xiaojun tertawa.

"Hai adik bayi! ini abang Chaka" Chaka berbicara di depan perut Xiaojun yang membuat Xiaojun kembali meneteskan air mata haru.

.
.
.

.
.
.
.
.

Waktu telah menunjukkan pukul 10 malam dan Mark belum juga sampai rumah. Apa ada tindakan darurat? Batin Xiaojun.

Tapi biasanya jika memang ada tindakan darurat Mark pasti menghubunginya agar dirinya tak menunggu Mark.

Maka Xiaojun pun memutuskan untuk menghubungi suaminya tersebut.

"halo daddy kenapa belum pulang?"

"oh maaf aku gatau malam ini pulang atau engga. Lagi banyak pasien di UGD. Jadi jangan tunggu aku ya kamu tidur duluan aja"

Xiaojun mengernyitkan dahinya mendengar nada bicara Mark yang terkesan dingin.

"kamu okay?" Tanya Xiaojun khawatir.

"ya cuma emang lagi sibuk aja, maaf aku tutup ya telponnya"

Dan sambungan dimatikan secara sepihak. Tanpa ucapan cinta seperti biasanya yang membuat Xiaojun sangat bingung.

Ah ia sedih, padahal rencananya ia ingin memberi kejutan tentang kehamilannya pada Mark. Tapi sepertinya memang Mark sangat sibuk.

Maka malam itu Xiaojun tidur dengan sejuta tanda tanya dalam kepalanya tentang sikap suaminya yang tak seperti biasanya.

.
.
.
.
.

.

.
.
.

Esoknya Xiaojun terbangun karena suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Ia sudah menduga bahwa itu Mark. Maka ia segera bangun dan menyiapkan sarapan.

After Divorce (MarkXiao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang