Siang itu Hendery kembali mengajak Xiaojun untuk makan siang bersama yang mana disanggupi Xiaojun.Xiaojun rasa ia harus segera memberikan kepastian pada Hendery karena ia tak mau membuat lelaki itu menunggu terlalu lama.
Keduanya kini tengah menikmati sepotong steak dalam keadaan hening karena memang Xiaojun tak suka makan sambil berbicara.
Hendery lebih dulu selesai dengan makanannya dan menatap Xiaojun menunggu lelaki tersebut selesai dengan makannya.
Xiaojun yang gugup ditatap seperti itu oleh Hendery pun buru-buru menyelesaikan makanannya sampai ia tersedak.
Hendery pun dengan sigap menjulurkan segelas air putih untuk Xiaojun.
"pelan-pelan aja, gabakal aku tinggal kok" ucap Hendery sambil sedikit menepuk bagian belakang Xiaojun.
Setelah kurang lebih lima menit akhirnya Xiaojun dapat menyelesaikan makanannya. Ia menatap Hendery yang masih memandangnya dengan senyuman.
"um Hendery.." panggil Xiaojun sambil menyatukan kedua tangannya pertanda ia gugup. Hendery sendiri hanya menggumam menanggapinya.
"aku mau jawab soal ajakanmu.."
.
.
.
.
.
.
.
.
."terimakasih sudah mengantarku Hendery"
Xiaojun melongok melalui celah Kaca Mobil yang diturunkan Hendery. Hendery hanya membalasnya dengan gelengan tanda itu bukan masalah besar baginya.
"kalau begitu aku pamit, sampai jumpa Xiaojun! salam untuk Chaka"
Mobil milik Hendery pun melaju dengan cepat meninggalkan Xiaojun dengan senyuman diwajahnya. Ia benar-benar berharap keputusannya tak salah dan ia tak akan menyesali ini.
Xiaojun pun masuk ke dalam sebuah gedung Apartemen yang merupakan tempat YangYang tinggal. Ia perlu berdiskusi atau setidaknya membagi kisah ini dengan YangYang.
Chaka tengah bersama sang Daddy hari ini. Mark bilang ia akan membawa Chaka jalan-jalan bersama keluarga sang Kakak, jadi Xiaojun belum menghubunginya karena ia tak ingin mengganggu keseruan Chaka.
Menekan bel, tak lama sang pemilik membukakan pintu untuknya disambut dengan tak begitu hangat namun Xiaojun tak peduli karena hari ini tampaknya ia sedang bahagia sehingga meninggalkan kerutan di dahi sang sepupu.
"ada apa? kenapa kau terlihat bahagia sekali hari ini?"
YangYang berjalan menuju kulkas dan mengambilkan dua kaleng soda untuk dirinya serta Xiaojun yang kini telah duduk dengan nyaman pada sofa di depan TV.
YangYang ikut duduk di sampingnya dan menyerahkan soda yang ia ambil, Xiaojun menerimanya setelah mengucap terimakasih. Ia tak lantas menjawab pertanyaan YangYang, namun malah tersenyum tak jelas menurut YangYang.
"kau kerasukan ya ge?"
Xiaojun menoleh menatap YangYang yang kini melihatnya seolah dirinya benar-benar tengah kerasukan.
"aku telah menjawab ajakan Hendery"
YangYang agak tersedak dibuatnya, ia pun mendekat dan menatap Xiaojun penuh harap.
"kau jawab apa?"
*Flashback saat Xiaojun masih bersama Hendery di Restaurant*
Hendery menatap Xiaojun dengan tenang, seolah meyakinkan Xiaojun bahwa apapun jawabannya ia akan menerimanya dengan senang hati.
"Hendery," Xiaojun menahan nafasnya sebentar.
"Kurasa kita bisa terus menjadi teman," lanjutnya dan sedikit menunduk, takut melihat respon yang Hendery berikan.
Di luar dugaan, Hendery justru tertawa melihat tingkah Xiaojun membuat Xiaojun mengernyitkan dahinya.
"aku sudah tahu," Xiaojun mengangkat satu alisnya.
"aku sudah tahu kau akan menjawab ini"
Xiaojun jadi merasa tak enak pada Hendery, apakah dirinya sejelas itu?
"maaf.." gumam Xiaojun.
Hendery menggeleng.
"Xiaojun, apapun itu kau yang paling tahu tentang hatimu sendiri. Aku hanya berharap agar kau selalu bahagia"
Xiaojun menatap Hendery, tatapannya sungguh tulus. Xiaojun tak melihat tatapan kebencian atau pura-pura disana.
"Hendery, semoga kau mendapatkan seseorang yang baik karena kau adalah orang baik"
*Flashback end*
"wah aku tak menyangka akan hal ini"
Jujur saja YangYang tak begitu terkejut, tapi tetap saja agak kaget sih..
"YangYang, kurasa aku sangat menyesal.."
YangYang menatap Xiaojun tak mengerti.
"menyesal karena apa?"
"menyesal karena memutuskan untuk berpisah dengan Mark"
.
..
.
.
.
..
.
.
.
.
.Mark meletakkan Chaka yang tertidur pada ranjang besar di kamarnya. Ia mengusap rambut sang anak lalu mengecup keningnya lama.
Chaka tertidur dalam perjalanan pulang, nampaknya ia sangat lelah. Ahiya, bahkan ia sampai lupa mengabari Xiaojun.
Baru Mark mengeluarkan ponselnya dan ingin menghubungi Xiaojun, namun orang yang ingin dihubungi menghubungi duluan.
"oh, aku baru saja ingin menghubungimu. Maaf lupa mengabari. Chaka udah tidur"
"ya, tak apa.. apa hari ini menyenangkan?"
"menyenangkan sekali karena ini sudah lama sejak Chaka main keluar, apalagi bersama sepupunya"
Mark tertawa kecil mengingat tingkah Chaka hari ini.
"kau bagaimana? apa hari ini menyenangkan?" tanya Mark sambil mendudukan dirinya di sofa depan TV. Ia takut mengganggu Chaka kalau telfon di kamar.
"aku bertemu Hendery tadi siang-" Mark berusaha tenang mendengar nama tersebut.
"aku bertemu untuk menjawab pertanyaannya tentang ajakan berhubungan lebih jauh denganku" Mark sudah bersiap dengan apapun itu maka ia hanya diam.
"kamu penasaran aku jawab apa?"
"hm? apapun jawabanmu itu pasti yang terbaik aku sangat yakin"
"aku tak bisa menerimanya Mark.. Bukan hanya karena Chaka tapi kurasa Daddy nya Chaka adalah salah satu alasan terbesar"
Mark tersenyum dengan lebar mendengar ucapan Xiaojun, rasanya seperti perutnya dikelilingi oleh ribuan kupu-kupu saat ini.
"Daddy nya chaka? bisa kau bukakan pintu untukku? aku ada di depan sejak tadi"
Mendengarnya, Mark bergegas pergi menuju pintu depan dan membukanya, ia menemukan Xiaojun dengan senyuman termanisnya disana dengan satu tangan yang masih memegang ponsel dan ia letakkan pada telinganya.
"jadi bolehkah aku menginap disini?"
Mark tak menjawab, justru memeluk Xiaojun erat-erat.
"Selamat datang kembali sayangku"
Yay akhirnya Daddy dan Dadda rujuk 🤩
chapter depan sepertinya bakalan jadi chapter terakhir dari cerita ini
aku mau banyak-banyak makasih ke kalian yang dengan setia nunggu cerita ini walau aku slow update belakangan
i'm so sorry :(Sampai jumpa chapter depan di akhir cerita 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
After Divorce (MarkXiao)
Fanfiction"kita sama-sama besarin chaka dengan kasih sayang ya walaupun keadaan dan status kita udah ga sama lagi" - Xiaojun "Gimana bisa aku nemuin bahagia lain kalo nyatanya bahagianya aku itu kamu dan chaka"- Mark