Disclaimer! ini adegan dewasa jadi kalau belum cukup umur aku harap pembacaku bijak ya untuk segera meninggalkan chapter ini:)
Kalau masih ngeyel tanggung sendiri akibatnya.
"Aduh ma gausah deh aku gatega biarin Mama jaga Numa sama Chaka. Belum lagi kalo Numa nangis"
Xiaojun berujar ragu dan berniat mengambil alih Numa yang tengah digendong oleh Mama nya.
"Jun tenang aja ih Numa kan anaknya ga rewel, apalagi Chaka. Kamu butuh Quality Time loh sama Mark, lagian kamu tuh udah ngurus rumah sama anak terus. Sekali-kali manjain diri sendiri sama suami kamu"
Balas sang Ibu diikuti nada menggoda di akhir yang membuat wajah Xiaojun sedikit tersipu.
"Iya Dadda, Chaka janji hari ini bakal jadi anak baik dan nurut sama Oma. Chaka juga bakal bantuin Oma jaga adek Numa kok"
Chaka ikut menenangkan membuat sang Nenek menatapnya bangga dan mengacunginya jempol.
Xiaojun pun kini mensejajarkan dirinya dengan Chaka dan mencium kening putranya.
"Oke, abang janji ya jagain adek dan jangan repotin Oma. Besok Dadda sama Daddy jemput abang sama Numa"
Chaka hanya mengangguk paham. Lalu Xiaojun beralih pada Numa yang masih betah berada di gendongan Oma nya itu.
"Numa jangam rewel ya nak, baik-baik sama Oma. Oke?"
Walau tak mengerti apa yang diucapkan sang Dadda namun Numa hanya bisa tertawa memperlihatkan dua giginya yang baru tumbuh itu dan kegirangan ketika Xiaojun menghujaninya dengan ciuman.
"Udah ya jun mama pergi. Kamu gausah anter ke depan, siap-siap aja buat nanti kalo Mark pulang"
Xiaojun rasanya ingin menenggelamkan diri karena paham maksud ucapan sang ibu. Seperti pengantin baru saja tingkahnya saat ini.
.
.
.
.
.
.Kini suasana rumah sangat sepi setelah kepergian Chaka dan Numa ke rumah orang tuanya itu. Xiaojun pun dilanda kebosanan karena Mark belum pulang.
Terlintas kembali ucapan sang Ibu padanya tadi. Ah, dirinya kembali tersipu.
Xiaojun geleng-geleng sendiri lalu mengambil bantal sofa dan menenggelamkan wajahnya disana.
"aku kenapa jadi kayak pengantin baru gini sih?" ujarnya entah pada siapa.
Namun ucapan ibunya benar juga. Ketika ia dan Mark memutuskan untuk rujuk, Numa sudah hadir dalam dirinya. Dan selama mengandung Numa, Mark benar-benar belum 'menyentuh' nya sama sekali.
Jujur Xiaojun juga ingin, tapi ia terlalu malu untuk memintanya. Mark pernah hampir kelepasan pada saat usia kandungan Xiaojun menginjak 5 bulan, padahal Xiaojun mau-mau saja dan dokter pun membolehkan hal itu. Tapi Mark bilang ia tak mau menyakiti bayinya juga membuat Xiaojun kelelahan.
Dan ketika Numa lahir, Xiaojun terlalu lelah mengurus Numa bahkan sampai begadang. Mana tega Mark meminta 'jatah' nya melihat sang suami yang sudah cukup lelah mengurus rumah juga anak-anak mereka seharian penuh.
Xiaojun jadi berpikir apakah Mark menahannya selama ini? Ia pun merasa bersalah juga takut kalau-kalau saja Mark malah 'jajan diluar'.
Menepis pemikiran jeleknya di akhir, ia membuka ponselnya dan bergegas menelpon suaminya itu untuk menanyakan waktu kepulangan Mark agar ia bisa 'bersiap-siap' mungkin?
"iya sayang? kamu butuh sesuatu?" tanya Mark di sebrang telpon.
"engga, aku cuma mau kasih tau tadi mama bawa Chaka sama Numa buat nginep disana. Terus mau nanya juga kamu pulang jam berapa?" entah kenapa Xiaojun malah jadi gugup.
![](https://img.wattpad.com/cover/267308816-288-k736984.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
After Divorce (MarkXiao)
Fiksi Penggemar"kita sama-sama besarin chaka dengan kasih sayang ya walaupun keadaan dan status kita udah ga sama lagi" - Xiaojun "Gimana bisa aku nemuin bahagia lain kalo nyatanya bahagianya aku itu kamu dan chaka"- Mark