Aku bukan orang tua yang baik

655 103 55
                                    


Chaka tak pernah sekalipun bertanya pada kedua orang tuanya alasan mengapa mereka harus tinggal terpisah, mengapa Chaka harus pindah-pindah dari tempat Dadda nya ke tempat Daddy nya.

Ia tak pernah bertanya sekalipun, walau ia sangat ingin bertanya dan juga bingung. Tapi Chaka pernah beberapa kali memergoki sang Dadda yang menangis pasca keduanya berpisah. Juga mendapati wajah sang Daddy yang tak secerah dulu.

Dari situ Chaka berpikir bahwa mungkin ini bukanlah hal baik yang bisa dipertanyakan dan Chaka tentunya tak mau membuat keduanya bersedih.

Karena Xiaojun dan Mark pernah berkata padanya bahwa anak kecil tak boleh ikut campur urusan orang dewasa. Maka Chaka hanya bungkam.

Tapi rasanya Chaka benar-benar penasaran kian umurnya bertambah. Maka hari ini saat ia sedang bersama Uncle YangYang, ia bertanya.

"uncle Yang, memangnya daddy dan dadda itu gabisa tinggal sama-sama lagi ya? bertiga sama Chaka" YangYang yang saat itu sedang menscroll Handphonenya menghentikan kegiatannya.

"emangnya kenapa? kan chaka masih bisa bareng sama Dadda dan juga sama Daddy walaupun ga bertiga" YangYang berusaha setenang mungkin dan berhati-hati takut salah ucap.

"tapi kan beda! Chaka gabisa tidur bertiga lagi sama daddy ataupun dadda" YangYang mulai kebingungan harus menjelaskan bagaimana.

"kenapa chaka ga bertanya sama daddy atau dadda?"

"gamau, kayaknya daddy sama dadda sedih kalo chaka tanya itu. Makanya chaka tanya aja sama uncle" YangYang benar-benar tak yakin bahwa keponakannya ini adalah anak berumur 6 tahun dari cara berbicaranya.

"Chakaaa uncle gabisa jelasin ke chaka alasannya karena itu urusan orang dewasa, yang pasti itu semua ada sebabnya dan yang penting Daddy sama Dadda tetap sayang sama Chaka" YangYang  menjelaskan dengan lembut sambil menatap Chaka.

Chaka terlihat tak puas dengan jawaban YangYang, tapi ia tetap menangguk.

"sekarang gantian uncle mau tanya, kenapa Chaka jadi sering mau nginep di tempat uncle? biasanya aja Chaka gamau kalo dadda titipin" Iya, belakangan memang Chaka terus-terusan meminta untuk menginap di kediaman YangYang entah apa alasannya. Makanya ia penasaran.

"Chaka lama-lama gasuka liat om dery main terus ke rumah" Chaka mempoutkan bibirnya sambil bersandar pada sofa.

"iyasih om dery baik dan suka belikan Chaka mainan. Tapi entah kenapa Chaka gasuka" Ah jadi itu alasannya, YangYang mulai paham.

"tapi Chaka, bagaimana kalau nanti om dery tinggal sama-sama bareng chaka sama dadda? chaka keberatan?" Chaka malah menggeleng keras-keras.

"Ga!!! gamau!! kalo bener itu terjadi biarin aja Chaka tinggal sama Daddy atau tinggal disini! Pokoknya yang boleh tinggal sama Chaka dan Dadda itu cuma Daddy!" YangYang diam-diam menghela napasnya, ini pasti akan sulit batinnya.

.
.
.
.


.

.

"Chaka udah tidur di kamarku, apa ga sebaiknya gege nginap aja disini sama Chaka?" Ujar YangYang ketika mendapati Xiaojun di depan apartemennya dengan tujuan menjemput sang anak.

"ah tapi hendery udah nungguin aku dibawah" Xiaojun beralasan sambil berjalan masuk ke dalam, YangYang pun mengikuti.

"ge? jadi gimana? gege udah mulai nerima Hendery dalam kehidupan gege?" Xiaojun yang hendak mengangkat Chaka terdiam.

"ge tadi chaka cerita ke aku alasan dia belakangan lebih milih ke tempatku dibanding ikut gege.." Xiaojun menatap YangYang seolah menyuruhnya untuk melanjutkan kalimatnya.

"Chaka bilang dia ganyaman kalau Hendery terus-terusan datang"

"Ge aku rasa gege harus pikirin lagi..."

"yang.. waktu itu kamu keliatan ga setuju kalau aku balik ke daddy nya chaka, sekarang kamu malah suruh aku buat pikirin lagi perihal hendery?" Xiaojun terlihat kesal.

"maaf ge mungkin emang waktu itu aku gamikirin tentang chaka, dan sekarang aku paham apa yang dirasain Chaka. Bahkan Chaka tadi tanya sama aku alasan Daddy dan Dadda nya ga serumah lagi sama dia... Kalian gapernah jelasin?"

"Chaka gapernah tanya dan memang gaperlu tau. Bukan umurnya untuk tau masalahku dan Mark" Xiaojun mengangkat Chaka pelan-pelan takut Chaka terbangun.

"aku pulang, makasih ya udah jaga Chaka" Dengan itu Xiaojun pun pergi meninggalkan kediaman sang sepupu.

.
.
.
.
.

"jun kok diem aja?" Tanya Hendery saat berada di lampu merah. Xiaojun yang memangku Chaka pun menoleh dan berusaha tersenyum.

"hmm? gapapa kok mungkin agak capek aja"

Hendery meraih tangan Xiaojun dan mengecupnya.

"jun.. kalo ada apa-apa kamu bisa cerita ke aku kamu tau itu kan?" Sedangkan Xiaojun hanya mengangguk mengiyakan.

.
.
.
.

Sesampainya di rumah, Xiaojun tak bisa tidur. Perkataan YangYang terngiang-ngiang dalam otaknya.

Apakah saat ini ia sangat egois? kenapa ia hanya ingin bahagia sendiri tanpa memikirkan Chaka?

Xiaojun benar-benar merasa bersalah saat ini. Ia pun meraih ponselnya yang berada di nakas samping tempat tidur dan mendial sebuah nomor.

"hallo" Sapa seseorang di sebrang sana.

"aku gagal banget ya jadi orang tua untuk Chaka? aku pasti bukan Dadda yang baik buat Chaka" Xiaojun langsung mengungkapkan kegelisahannya pada orang di sebrang telpon.

"kenapa? kamu ada masalah?"

"aku bukan orang tua yang baik untuk Chaka, aku pasti udah ngelukain hatinya" Tanpa sadar setetes air mata turun dari mata indah tersebut.

"hei kata siapa? apa Chaka bilang seperti itu?" Tanya orang itu yang membuat Xiaojun sontak menggeleng walau tak terlihat.

"Dengar aku ya, kamu itu yang terbaik untuk Chaka. Bahkan perjuanganmu untuk menghadirkan Chaka di dunia ini itu gabakal bisa disandingin dengan apapun. Xiaojun dengar aku, selamanya kamu itu Dadda nya Chaka yang paling terbaik dan gaakan ada yang bisa menggantikan posisi itu. Aku yakin Chaka setuju, Kamu jangan sedih begini lagi ya? apa yang ganggu pikiranmu? kamu bisa ceritain sama aku"

"Gaada, aku cuma lagi gapercaya diri aja. Makasih udah mau dengar keluhanku dan ngehibur aku dengan kalimat kamu"

"hei itu bukan kalimat hiburan, itu fakta.. sekarang lebih baik kamu tidur karena kamu pasti lagi capek banget sampe ngomong ngawur begini" Xiaojun terkekeh.

"kamu selalu tau kebiasaanku" Ucapnya.

"aku gapernah lupa apapun tentangmu... oke goodnight dadda nya chaka"

"Goodnight too Daddy nya Chaka.."

Xiaojun tersenyum setelah menutup telpon. Ia menatap sebuah foto saat ulang tahun Chaka, dimana itu adalah foto dirinya, Chaka dan juga Mark.

"terimakasih daddy nya chaka, aku juga gapernah melupakan semua hal tentang kamu, bahkan kebiasaanku ketika bimbang yang selalu nelpon kamu masih gabisa kuhilangkan"

Heyho!
sorry for late update 😭🙏
jangan lupa selalu jaga kesehatan ya! ❤

After Divorce (MarkXiao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang