Happy Familee (Bonus Chapt)

980 99 67
                                    

"Abang Chaka pulang!!!"

Dengan tergesa anak yang kini berusia 7 Tahun itu melepaskan sepatunya tanpa meletakkannya kembali pada tempatnya, membuat sang Daddy yang berjalan di belakangnya geleng-geleng kepala.

Tak hanya itu, bahkan Chaka melempar tas sekolahnya begitu saja.

Seperti inilah Chaka setiap pulang sekolah sejak lahirnya sang adik, Numa 3 bulan yang lalu. Chaka selalu tak sabar untuk bertemu dengan adiknya dan mengajaknya bermain padahal duduk juga belum bisa.

Chaka memasuki ruang bermain dimana biasanya pada jam segini sang adik ada disana bersama dengan sang Dadda. Dan benar saja adiknya sedang tidur terlentang sambil menggigit-gigit sebuah teether berbentuk pisang.

Baru Chaka ingin mendekat, dirinya sudah ditangkap oleh sang Daddy.

"eits, kalau mau main sama adik harus bersih-bersih dulu ganti baju"

Xiaojun yang baru menyadari kalau Chaka dan Mark sudah kembali pun melempar senyumnya.

"oh abang Chaka udah pulang ya? ganti baju dulu ya sama Daddy baru balik lagi kesini buat main sama adik"

Chaka mengangguk lesu dan keluar dari ruangan tersebut. Mark mengikuti untuk membantunya mengganti pakaian.

"Abang Chaka lain kali gaboleh begitu ya, kan Daddy sama Dadda udah bilang berkali-kali kalau pulang sekolah semua perlengkapannya diletakkan di tempat semula. Terus kalau mau main sama adik harus cuci tangan dan kaki dulu, juga ganti baju. Apalagi Chaka dari luar, Chaka gamau kan nanti adik kena bakteri dari luar terus sskit?"

Chaka menggeleng dengan wajah sedihnya, ia merasa bersalah pada Daddy nya.

"Maafin Chaka ya Daddy, besok ga gitu lagi"

Mark mengacak surai sang anak dengan gemas.

"Iya anak Daddy yang paling pintar! Chaka harus ngasih contoh yang baik buat adik dari sekarang, mungkin sekarang adik belum paham tapi nanti kalau adik udah paham emang Chaka mau adik niru hal yang ga baik dari Chaka?"

Chaka kembali menggeleng.

"yaudah gapapa, sekarang ayo ganti bajunya setelah itu makan dulu baru main sama adik. Chaka bisa sendiri kan?"

Chaka mengangguk, maka Mark pun meninggalkan kamar sang anak untuk pergi ke dapur menyiapkan makan untuk Chaka.

.
.
.
.
.

"Kamu ga balik ke rumah sakit?" tanya Xiaojun yang tengah menggendong putri kecilnya dengan Mark saat ia melihat suaminya di dapur.

Mark mengambil alih gendongan tersebut lalu menciumi wajah sang anak membuat Numa tertawa kegelian.

"Engga, pasienku ga begitu banyak hari ini. Gaada jadwal operasi juga"

Xiaojun mengangguk paham lalu menggantikan posisi Mark dengan menyiapkan makan siang untuk Chaka juga Mark.

Tak lama Chaka memasuki area dapur dan berusaha duduk di samping sang Daddy yang tengah memangku Numa.

"Daddy! Chaka mau kiss kiss Numa"

Mark sedikit mencondongkan tubuh Numa lalu Chaka mencium pipi sang adik dengan lembut, sang adik pun tampak sangat senang terbukti dengan dirinya yang melonjak-lonjak dalam pelukan sang Daddy.

"Abang Chaka makan dulu ya, bisa kan makan sendiri?"

Xiaojun meletakkan sepiring nasi lengkap dengan lauk pauk dan sayuran untuk Chaka.

"Bisa dong Dadda! Chaka kan udah besar!"

Xiaojun hanya tertawa kecil melihat Chaka yang memang sejak sang adik lahir selalu ingin diakui bahwa dirinya sudah besar dan mandiri.

After Divorce (MarkXiao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang