Xiaojun terbangun akibat nada dering ponselnya yang berbunyi dengan nyaring. Ia dengan segera mengangkat panggilan tersebut."ya hallo?" ucapnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Xiaojun kau dimana? kau baik kan? aku tunggu semalam kau tak kunjung datang, dihubungi juga tak bisa"
Ah, Xiaojun lupa kalau seharusnya ia semalam menjemput Chaka atau paling tidak mengabari.
"ah maaf kak aku ada urusan dan menginap di rumah teman. aku baik kok, sebentar lagi aku akan menjemput Chaka kak. Maaf bikin kakak khawatir ya" jelas Xiaojun sedangkan Taeyong disebrang sana menghela nafas lega saat tau Xiaojun baik-baik saja.
Setelah panggilan keduanya terputus Xiaojun baru menyadari kondisinya saat ini yang tak menggunakan sehelai benang pun pada tubuhnya, juga seseorang memeluk pinggangnya dari belakang.
Perlahan Xiaojun melepaskan tangan tersebut dari pinggangnya dan ia mencoba untuk bangun namun ia meringis kesakitan.
Dengan usaha tanpa mengeluarkan suara Xiaojun memunguti pakaiannya yang berceceran di lantai dan pergi menuju kamar mandi untuk setidaknya membasuh wajahnya.
Xiaojun menatap bagian atasnya tepatnya bagian leher yang telah penuh dengan tanda kemerahan hasil karya Mark. Ia menghela nafas kasar, bagaimana bisa ia menjemput Chaka dalam keadaan seperti ini? kerumah Taeyong pula.
Tak mungkin kan ia berkata sejujurnya kalau ia dan Mark habis bercinta?
Ah bercinta? benar semalam mereka bercinta. Xiaojun mengacak rambutnya frustasi. Bisa-bisanya ia melakukan hal itu dengan Mark yang berstatus sebagai mantan suaminya.
Bisa-bisanya keduanya terlena dan terhasut rayuan setan.
Menyesal? entahlah Xiaojun tak tahu apakah dirinya menyesal atau tidak. Karena semalam keduanya melakukannya secara lembut dan sadar.
Dengan segera Xiaojun memakai kemeja miliknya sebelum Mark bangun. Ia juga harus buru-buru karena ia akan pulang dulu untuk ganti baju lalu menjemput Chaka.
Setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi, Xiaojun pun melongok keluar dan mendapati Mark masih tertidur dengan pulas.
Ia mengelus dadanya lega melihat Mark masih tidur. Karena ia pikir ini semua akan canggung sepertinya.
Ia pun segera pergi dari unit Mark tanpa meninggalkan pesan apapun.
.
.
.
.
.
..
..
.
.Mark terbangun karena ponselnya yang berbunyi dengan nyaring. Ia meraba nakas yang terletak di samping ranjangnya untuk meraih ponselnya. Setelah mendapatkan yang ia ponselnya, Mark mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat siapa yang menelpon.
"ya hallo?" Ucap Mark dengan suara seraknya khas orang bangun tidur.
"maaf dokter Lee apa dokter lupa kalau pukul 10 nanti kita ada operasi?" Mark langsung terlonjak bangun begitu mendengar ucapan seseorang di sebrang telpon.
"Ya siapkan saja, aku akan segera kesana"
Setelah memutuskan panggilan, Mark melirik jam dinding yang kini telah menunjukkan pukul sembilan. Ia pun segera bergegas dan sedikit terkejut mendapati dirinya dalam keadaan tidak berbusana.
Ah, ia baru ingat kejadian tadi malam. Ia pun melirik pada sisi ranjang yang kosong dan mendesah kecewa saat tahu sosok yang ia harapkan masih tertidur dengan tenang itu sudah tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Divorce (MarkXiao)
Fiksi Penggemar"kita sama-sama besarin chaka dengan kasih sayang ya walaupun keadaan dan status kita udah ga sama lagi" - Xiaojun "Gimana bisa aku nemuin bahagia lain kalo nyatanya bahagianya aku itu kamu dan chaka"- Mark